Bab 8. Rahasia Hati

Other Completed 12761

Waktu menunjukkan pukul enam pagi. Seharusnya di jam-jam seperti ini cocok untuk bersantai ria atau sekedar lari pagi. Tapi hal itu tidak berlaku bagi mereka yang akan pergi ke puncak. Lebih tepat nya camping. Terlihat mereka sibuk menaikkan barang ke bagasi.

" gimana? Udah siap semua nih? " tanya Nathan.

Kanaya meneliti lagi barang-barang yang ada di mobil. Lalu ia mengangguk.

" udah kok " kata Kanaya.

Kali ini mereka berangkat menggunakan mobil Nathan dan berkumpul di rumah Kanaya. Karena tampak ayah dan bunda nya Kanaya membantu memasukkan barang ke mobil. Tampak juga kakak kesayangan Kanaya yang baru pulang dari Jogja tiga hari yang lalu.

" yaudah berangkat sekarang aja " ucap Dava

Semua nya pun mengangguk setuju.

" ayah bunda kita berangkat ya. Kak sat,kita berangkat " pamit Kanaya

" iya hati-hati ya Ay " ucap Bunda.

" Dav,jagain adek gue ya. Adek satu-satu nya nih. " ujar Satria yang langsung di sahuti tawa semua orang.

Dava mengacungkan jempol nya

" beres kak " ucap Dava.

Lalu mereka pun berpamitan sama ayah,bunda dan juga Satria. Lalu berangkat menuju tujuan liburan semester kali ini.

Dalam perjalanan,tidak ada kata sepi. Pasti rame apalagi Dara yang selalu beradu mulut dengan Radit. Memang tak pernah akur kedua manusia itu. Ada saja yang di ributkan. Seperti hal nya sekarang.

" Nath cepetin dikit kek bawa mobil nya. Lemot banget. Siput aja menang nih kalo kayak gini " ucap Radit pada Nathan yang kebetulan dia yang mengemudi mobil nya.

" yaelah santai aja kali. Kita itu mau liburan bukan cari maut. Yang penting selamat sampe tujuan " ini bukan lah Nathan yang menjawab melainkan pacar nya yang sedang duduk manis di samping kemudi.

Nathan dan yang lainnya hanya tertawa.

" gue ngomong sama Nathan kenapa jadi lo yang nyaut sih " kata Radit dengan nada ketus.

" gue itu pacarnya Nathan. Jadi gue berhak mewakili dia buat nanggepin omongan lo "

" idih udah kayak presiden aja ada wakil nya " cibir Radit.

" woi Nath " kali ini Dava yang bersuara

" apaan " sahut Nathan sambil terus fokus menyetir

" kayaknya tuh bocah berdua jodoh deh. Kompak banget dari tadi " ucap Dava diiringi tawa

Sontak Dara langsung menoleh ke Dava.

" Idih Nathan lebih kece daripada kunyuk itu " kata Dara menekankan kata ' lebih kece '

" gue juga ogah " kata Radit sambil melengos ke arah jendela

" haha.. iya kali Dav. Cocok banget " kata Nathan seolah menyetujui ucapan Dava

Hal itu membuat Dara memelototkan mata ke arah Nathan.

" Nathan ih! Lo itu pacar gue bukan sih. Harus nya lo kan belain gue bukannya malah nyetujuin omongan Dava " kata Dara dengen emosi yang membara

Sementara yang lainnya tertawa keras melihat wajah Dara yang memerah karena emosi yang meluap.

" udah deh ah. Iseng banget sih kalian " ucap Kanaya akhirnya melerai perdebatan itu

Mendengar pembelaan dari Kanaya,Dara menjulurkan lidah kepada tiga lelaki yang menyebalkan itu.

Setelah itu perjalanan mereka di isi dengan bernyanyi,kadang bermain tebakan,terkadang ada perdebatan kecil lagi yang membuat geleng kepala.

Tak berapa lama kemudian mereka sampai di puncak. Udara di sini masih sangat sejuk. Pemandangannya masih asri. Banyak pohon besar yang bisa di gunakan untuk bernaung dari sinar matahari.

Lokasi yang di pilih mereka untuk berkemah adalah lokasi yang cukup luas dan pemandanganya indah. Di tambah lagi di dekat lokasi itu ada sebuah danau yang mana jika saat matahari terbenam akan ada sunset di sana.

Dengan sigap mereka mulai mendirikan tenda. Mereka akan mendirikan dua tenda. Satu untuk Kanaya dan Dara. Satu lagi untuk Dava,Nathan,dan juga Radit. Dava dan Radit yang mendirikan tenda. Sedangkan Nathan mencari kayu bakar di sekitar tenda. Sementara Kanaya dan Dara mengeluarkan peralatan untuk memasak nanti. Lalu menyiapkan bahan-bahannya.

" Nay mau masak apa nih kita? " Tanya Dara

" mi instan aja kali ya. Biar praktis " kata Kanaya

" yaudah deh. "

Lalu Radit dan Dava menghampiri Dara dan Kanaya.

" gimana? Udah selesai? " tanya Kanaya

" beres dong " jawab Dava diiringi acungan jempol dari Radit.

" Nathan mana lagi " kata Dara mengedarkan pandangannya

" bentar lagi juga dateng " kata Kanaya

Benar. Pada saat itu juga Nathan langsung menampakkan batang hidungnya. Dara menghela nafas lega. Nathan membawa kayu bakar yang cukup banyak. Lalu dia menyusun kayu bakar untuk digunakan memasak nanti. Setelah itu,Nathan membuat apinya. Nathan memang piawai dalam hal seperti ini karena ia pernah menjadi anggota pramuka waktu SMP dulu.

Setelah api jadi,Kanaya dan Dara memulai aksinya. Yaitu memasak. Sementara tiga lelaki itu hanya memperhatikannya. Sesekali membantu mengambilkan apa yang di butuhkan dua perempuan itu. Tak lama kemudian mi instan pun siap di makan. Mereka bahkan memakannya dengan lahap sekali mengingat mereka belum makan sejak siang. Apalagi sekarang hari sudah mulai sore.

Jika ada hal yang paling di nantikan dalam perkemahan. Maka hal itu ada malam yang cerah di temani api unggun yang menyala. Seperti nya hal itu terjadi sekarang. Langit pun sepertinya mendukung. Karena tampak banyak bintang yang bertaburan. Mereka saat ini tengah duduk di depan tenda. Di tengahnya ada api unggun yang tidak terlalu besar namun cukup untuk menghangatkan. Beruntung Nathan membawa gitarnya dari rumah. Jadi mereka tidak kesepian.

" vokalis band sekolah nyanyi dong " kata Dara sambil melirik Dava

" iya Dav. Mana suara emas lo. Keluarin dong " kata Radit mengompori

" apaan sih. Kaga ah. Nathan aja noh " Dava malah melemparkan pada Nathan.

" yee.. engga-engga. Kan lo yang di suruh kok jadi nyuruh gue sih " ujar Nathan menolak mentah-mentah.

" ayo dong Dav nyanyi. Aku pengen denger " kali ini Kanaya yang meminta

" nah pacar minta tuh. Buruan nyanyi " ucap Dara lagi

" iya oke-oke gue nyanyi "

Menyerah. Dava pun mengambil gitar yang ada di samping Nathan.

" mau request lagu apa nih? " tanya Dava.

" terserah deh. Penting nyanyi " kata Radit.

Dava pun mulai memetikkan senar gitarnya. Sepertinya Kanaya tahu lagu apa yang akan di nyanyikan oleh Dava.

here goes my heart beating 
                  
cause you are the reason 
               
i’m losing my sleep 

 please come back now

there goes my mind racing 
               
and you are the reason 
               
that i’m still breathing 
              
i’m hopeless now 

i’d climb every mountain 
 
and swim every ocean 
 
just to be with you 
  
and fix what i’ve broken

 oh ,  cause i need you to  see 
                   
that you are the reason

there goes my hands shaking 
                   
cause you are the reason 
               
my heart keeps bleeding 
             
and i need you now 
           
if i could turn back the clock 
   
i’d make sure the light defeated the dark 
    
i’d spend every hour ,  of every day
             
keeping you safe . . 

reff :
      
 i’d climb every mountain 
                
and swim every ocean 
 
just to be with you 

and fix what i’ve broken

oh ,  cause i need you to  see 
                
that you are the reason
                          
i don’t wanna fight no more 
                           
i don’t wanna hide no more
             
i don’t wanna cry no more 
                      
oh ,  cause i need you to see 
             
 ( you are the reason )  
                     
a little closer now 
                        
just a little closer now 
        
come a little closer now  
i need you to hold me tonight . .   

reff : 
                  
i’d climb every mountain 
      
and swim every ocean 

just to be with you 

and fix what i’ve broken

oh ,  cause i need you . . to  see 

that you are the reason

( Calum Scott – You Are The Reason )

Dava pun menyudahi permainan gitarnya. Yang langsung di sambut tepuk tangan yang meriah. Bahkan sempat menggoda Kanaya karena lagu itu khusus buat Kanaya. Kanaya yang mendengar itu hanya tersipu malu. Hingga waktu menunjukkan sudah larut malam. Mereka pun memutuskan untuk tidur karena sudah ngantuk. Tapi sepertinya rasa kantuk tidak merasuk dalam diri Radit. Di saat semuanya terlelap,Radit masih setia di depan api unggun itu. Hingga ia tak sadar bahwa ada seseorang lain di sampingnya.

" ngga ngantuk Dit? " tanya orang itu.

Radit berjengit kaget melihat ada Kanaya di sampingnya. Lalu tertawa pelan.

" loh Nay? Lo ngga tidur? " tanya Radit balik

" belom ngantuk Dit " jawab Kanaya.

Sempat terjadi keheningan di antara mereka sampai Radit bersuara lagi.

" Nay " panggil Radit

" iya Dit "

" lo pengen tau sesuatu ngga? "

" sesuatu apa? "

" tentang isi hati "

" isi hati siapa? "

" isi hati gue "

" kok lo malah mau ngomongin masalah hati lo ke gue Dit? "

" karena ada lo di dalamnya "

Kanaya menatap Radit tak mengerti.

" iya. Karena ada nama lo di hati gue sejak satu tahun yang lalu " kata Radit lagi.

Kanaya lagi-lagi menatap Radit tak percaya.

---------------

Salam Author Manis:*

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience