Sementara di luar rumah...
"Chyril... Kenapa ni...? Kenapa anak daddy sorang ni...? You look distracted... Anything to share?" Chyril tersenyum kelat...
"Have a seat, daddy..."
"Wanna share with me...?" Chyril menghela nafasnya. Berat rasanya nak diluahkan pada lelaki bergelar daddy. Bimbang akan ditertawakan.
"Chyril... Daddy is waiting..."
"Sorry, daddy... I just..." Rambut diraup ke belakang... Daddy merenung wajah Chyril... Ya, wajah Chyril lebih kurang sama dengan wajah arwah Caden... Cuma, Chyril sedikit cerah...
"I miss her, dad... I miss her so much..." Chyril menunduk... Malu dengan statement yang telah dibuat... Ego... ya, Chyril akui di ego...
"Then, kenapa tak call dia...? Tell her that you miss her so much..."
"She left, daddy... Nadia dah tinggalkan Ril, daddy. Nadia tak sayangkan Ril..."
"How do you know, she doesn't love you? Chyril dengar dari mulut Nadia sendiri ke?" Chyril menggeleng...
"Then..?"
"I just know..."
"Chyril... Chyril dah luahkan isi hati Chyril pada Nadia?" Untuk kesekian kalinya, Chyril menggelengkan kepalanya...
"Allahuakhbar... Why are you so slow? Chyril... Nadia tu cantik, intelligent... Perfect... Kenapa tak luahkan aje segala isi hati Chyril pada Nadia...?"
"Ril... Ril tahu daddy... Ril takut, Nadia juga akan kecewakan Ril macamana sebelum ni... Ril tak bersedia untuk dilukakan sekali lagi, daddy... No... Not again..."
"Chyril Connor... What happen to you, my son? This is not Chyril Connor, anak daddy yang berani. Mana Chyril Connor yang berani menyahut cabaran... Berani berdebat... Berani bersuara demi menegakkan keadilan?" Chyril memandang wajah daddy sekilas.
"Daddy... I'm sorry... Ril tak tahu kenapa Ril jadi macam ni... Ril takut daddy... . Takut untuk mengulangi kesilapan yang lalu..."
"Chyril... Daddy tak faham dengan Chyril. Kenapa Chyril berubah sebegini... Nadia bukan Sandra, Alicia or Jessica... Oh my gosh... Chyril.. Chyril..."
"Daddy, please... Jangan serabutkan lagi kepala Chyril..."
"Daddy tak faham dengan Chyril... Nadia was in front of you... And until today, Chyril tak luahkan segala isi hati Chyril pada Nadia... Tapi, Chyril cemburu bila Nadia dengan orang lain, kan...? Am I right, Chyril Connor?"
"I don't know, daddy... Ril tak tahu..."
"How come you be so stupid, Chyril...?" Suara mummy mengejutkan mereka.
"Mummy?"
"Kenapa Chyril buat Nadia macam tu...? Tahu tak cara Ril akan buatkan Nadia terus membenci Ril..." Chyril kecewa apabila dia terus dipersalahkan.
Bell, adiknya Camelia, daddy dan kini, mummy pula yang menyalahkan dirinya kerana lambat bertindak.
Chyril akui kesilapannya kerana lambat meluahkan segala isi hatinya... Tapi, saat melihat kemesraan yang ditunjukkan Nadia dan Maxi baru-baru ini, Chyril dapat rasakan Nadia tidak menyukai dirinya. Atau Nadia hanya berkawan baik dengan Maxi? Chyril buntu...
"I saw her with Marco Maximiliano last week..."
"So?"
"Maybe..."
"Abang nak cakap, yang dorang couple? Macam tu?" Chyril memandang Camelia sambil mengangguk perlahan. Cepat Cam mencantas...
"Oh my gosh! Kenapa abang ni kolot sangat? Abang pasti ke dorang bercinta? Mungkin dorang bersahabat baik... Tak mungkin Maxi dengan Nadia..."
"Mana... Mana adik tahu?"
"Maxi yang minta kebenaran adik nak nombor telefon Nadia sebab dia nak kenal Nadia... Tapi, adik tak bagi.. Adik nak dia usaha sendiri kalau betul dia nak kenal Nadia..."
"Kalau dorang bercouple pun, it's not your problem... Siapa suruh lembap sangat!" Camelia memusingkan diri lalu melangkah masuk ke dalam rumah... Begitu juga mummy dan diikuti daddy... Sebelum masuk, sempat lagi daddy mengusap bahu Chyril...
"If you really love her, find her..."
Chyril tersenyum kelat mendengar kata-kata daddy.
'Nadia... I miss you so much...'
***********************
Sudah hampir 10 hari Nadia pulang ke rumah keluarganya. Kepulangan Nadia benar-benar mengejutkan keluarganya, terutama ibu... Ya, ibu tahu apa yang berlaku pada anak gadisnya. Seorang ibu... Firasatnya tidak pernah salah...
Sepanjang 10 hari ini, Nadia lebih banyak mendiamkan diri... Bila ditanya, alasan yang diberikan, letih perjalanan jauh tak hilang...
Sepanjang 10 hari ni... Pesanan dari Chyril bertubi-tubi masuk, namun sekalipun tidak dibalasnya... Bukan ego... Tapi, sedikit kecewa dengan sikap Chyril... Asyik menghantar pesanan tapi tak berani nak call directly...
'Such a coward!'
Tok! Tok!
"Kakak... Boleh ibu masuk..." Cepat-cepat air mata diusap... Bunyi suara ibu mengejutkan Nadia dari lamunan... Lantas Nadia bangkit dari katil dan membuka pintu biliknya...
"Masuklah bu..."
"Kakak buat apa?"
"Tak buat apa-apa... Baca novel je... Kenapa bu...? Ada apa-apa yang ibu nak kakak tolong...?" Ibu tersenyum. Ibu melabuhkan punggung di birai katil. Rambut panjang Nadia dielus perlahan...
"Kakak rindu dia?" Air mata yang baru nak kering, kembali meleleh...
"Taklah... Kakak cuba terfikir kenangan kat sana je... Rindu kekawan..." Nadia cuba berbohong...
"Kakak, ini ibu tau... Sekilas ikan di air, ibu dah tahu jantan betinanya... Kakak tak perlu malu nak mengaku kalau kakak rindukan dia... Ibu kenal anak ibu..." Nadia terus memeluk tubuh ibunya... Dihamburkan tangisannya dalam pelukan ibu...
"Kakak rindu dia, bu.... Tapi, dia tak nak call kakak... Dia tak rindu kakak... Dia mungkin marah sebab kakak tinggalkan dia tanpa tinggalkan sebarang pesanan..." Tangisan Nadia bergema dalam ruang biliknya.
Ibu cuba meleraikan pelukannya... Wajah anak gadisnya direnung...
"Kalau kakak rindu, kenapa kakak tak call?"
"No... Kakak takkan call dia..."
"Sampai bila nak junjung ego macam ni? Kakak rindukan dia, tapi tak nak call dia... Simpan jelah perasaan tu jauh-jauh..." Seloroh ibu...
"Kakak tak nak dituduh perigi cari timba. Biarlah. Kakak selesa macam ni..."
"Dia tak call kakak? Tak hantar mesej kat kakak?"
"Dia tak pernah sekalipun call kakak. Tapi, mesej je yang banyak kali dia hantar..."
"Kenapa tak balas?"
"Huh? Ibu nak suruh kakak balas...? No! Biarkan je... Hantar mesej beratus-ratus... Nak call sekalipun tak berani...?"
"Mungkin dia busy kot?"
"Busylah sangat..."
"Kakak, kakak pernah cakap yang dia pernah luahkan yang dia sukakan kakak, sayang kakak."
"Ya, bu... Chyril pernah luahkan... Dia pernah luahkan pada kakak sebelum ni... Tapi tu, dah lama berlalu... Masa dia luahkan, kakak dalam hospital pasal kes Jenny... Lepas tu, dia senyap je... Kata-kata dia macam habis kat situ je. Kakak tak naklah orang cakap kakak yang terhegeh-hegeh. Syok sendiri..."
"Habis tu, dia diam, kakak pun diam?"
"Dah tu, ibu nak suruh kakak buat apa? Ajak kakak minum pun tak pernah... Kalau dengan kawan-kawan sekerja adalah sekali dua..."
"Kakak tak pernah tanya ke dengan dia?"
"Ibu ni... Kakak malulah..."
"Malu, melepas nanti..."
"Takpelah. Kalau dah tertulis, dia tidak diciptakan untuk kakak, kakak redha... Kakak terima segala ketentuan Ilahi..."
"Bunyi macam frust je..."
"Bukan frust, bu... Tapi, kakak cuba belajar menerima takdir yang disusun Allah... Kakak pasrah dengan ketentuanNya..."
"Anak ibu dah pandai berfalsampah..."
"Ibu ni... Falsafahlah. Bila pulak tukar falsampah. Rosak bahasa tau..." Tergelak kecil kedua beranak. Bunyi deringan telefon, mengganggu konsentrasi mereka...
"Eh, telefon kakak berbunyi tu... Jawablah..."
"Tapi, nombor dia, kakak tak kenal..."
"Cuba je jawab... Mana tahu, penting..."
"Kalau scammer, macamana...?"
"Ish, anak dara ni... Jawablah dulu..." Ibu menjeling anak daranya seorang ini... Icon hijau digesek...
"Err... Hello..."
"Alhamdulillah.. Finally... You jawab call I, Nadia. I miss you dear..."
"Camelia... Is it you?"
"Yes...It's me, dear... I miss you, Nad... I miss you so much..."
"I miss you too..." Nadia mengalirkan air kata... Terharu mendengar kata-kata rindu Camelia... Tapi, Chyril...
"Where have you been, dear...? Kenapa tinggalkan kami macam tu je... Mummy pun rindukan you, Nadia..." Mummy rindu... Chyril?
"I'm sorry, Cam... I have too... I have no choice..." Ibu sengaja memerhatikan segala tingkah laku anak aranya... Segala perbualan mereka di dengari dengan jelas.
"Nad... You should tell me, Nad... Bagitahu I kalau you ada masalah... You buat I macam orang gila... Belum lagi, orang tu... Dia semakin gila bila you takde depan mata dia..."
"Orang gila? Siapa yang you maksudkan?"
"Siapa lagi... Buah hati abang beku youlah...!"
"You nak cakap pasal abang you, ke? Bila pulak dia jadi buah hati I? You ni, saja je kan nak kenakan I?" Kedengaran gelak besar dari Camelia...
"So, I bukan buah hati, you... Nadia Natalia...?"
"A...Awak..."
"Nadia... I miss you so much... Maafkan saya, Nadia... Saya salah... Saya salah sebab abaikan awak... Pulaukan awak... Saya benar-benar minta maaf... Saya tak sengaja, Nadia... Saya... Saya rindukan awak, Nadia..." Air mata Nadia yang sudah kering, kembali mengalir deras... Ibu tersenyum, namun sempat mengelap air matanya yang bergenang di kelopak mata...
Nadia terdiam... Hanya kedengaran esakan kecil dari bibirnya...
"Nadia... I really miss you... Saya sayang awak, Nadia... Saya cintakan awak... Tolong kembali ke pangkuan saya, Nad... Saya betul-betul rindukan awak..." Esakan Nadia semakin bergema... Ibu lantas meninggalkan anak gadisnya melayan perasaan... Tak sanggup nak meleleh di depan anak gadisnya.
Perkataan cinta, akhirnya terbit jua dari mulut Chyril... Memang itu yang Nadia nantikan dari jejaka bermata biru itu...
"Nadia... Please don't cry. It's hurt me, dear. Please, comeback... I miss you so much... I love you, Nad... I do love you from the bottom of my heart..." Luahan Chyril benar-benar mengusik hati dan perasaannya...
'I... I miss you, too...'
"Nadia... Please, tell me that you love me, too... Nadia...?"
"I... I... I'm sorry... I'm sorry..." Talian dimatikan... Nadia menghamburkan tangisannya... Ya, Nadia rindukan Chyril. Nadia cintakan Chyril. Tapi entah kenapa bibirnya tak mampu nak mengungkapkan kata-kata keramat itu...
'I miss you, Chyril... I do love you...' Tangisan Nadia semakin reda...
'Alhamdulillah... Terima kasih Ya Allah... Kau permudahkan segala urusanku, Ya Allah...'
Sementara di sana... Chyril termangu selepas Nadia memutuskan talian...
"Abang...?"
"Nadia dah putuskan talian. Nadia dah letak telefon... Nadia tak sayangkan abang... Dia tak rindukan abang... Nadia tak cintakan abang..." Chyril bungkam.
"No...! Don't say like that... I know she love you... She miss you... Cuma, mungkin dia terkejut dengar luahan hati abang... Cam percaya... Dia cuma terkejut... Bagi Nad masa... I'll personally call her... Just think positive..."
"Abang... Dengar cakap, Cam... Bagi Nad masa... Cam percaya, Nad juga sayang abang, rindukan abang... Nad cintakan abang... Cuma, bagi dia masa untuk menerima, menghadam segala luahan hati abang... Trust me, she must be shock. Cam akan call Nadia nanti... Kita bagi Nadia masa, ya..?"
Akhirnya, Chyril bersetuju dengan cadangan Camelia setelah puas dipujuk.
***********************
Chyril sengaja menghabiskan masanya dengan berjalan-jalan di shopping complex. Pada mulanya, Cam berhasrat untuk menemaninya, tapi ditegah Chyril... Chyril mahukan privacy...
"Mr Chyril...?" Chyril terkejut saat bahunya disentuh perlahan...
"Mr Maxi... Come joint me..." Mereka menghabiskan masa di cafe kegemaran Chyril.
"Thank you, bro... You seorang?"
"Yes... As usual."
"You nampak stress je... Are you ok, Mr Chyril...?"
"Stop calling me Mr Chyril, Max... It's sound weird..."
"Then... You nak I panggil apa...?"
"Chyril... Just Chyril..."
"Emm... Ok... You ada masalah ke? I nampak you macam tengah down sangat... Anything nak share dengan I...?"
"Tak... I ok je... Maybe I letih..."
"Stop pretending macam you kuat, Chyril..."
"Sorry?"
"I tahu you teringatkan Nadia... You rindukan Nadia, kan?"
"Ma...Macamana you tahu...?"
"I tahu, Chyril... I lelaki... I tahu you rindukan Nadia, kan...?"
"Entahlah, Max... I tak tahu nak cakap macamana
I thought Nadia dengan you..."
"Couple?" Chyril mengangguk.
"Stop being childish, Chyril... I tahu you selalu ekori Nadia... Nadia dengan I hanya berkawan baik je... I pernah luahkan perasaan kat Nadia, tapi dia enggan terima. Nadia hanya fikirkan you sahaja, Chyril..." Chyril tergamam mendengar penjelasan dari Maxi.
"Ya, Chyril... Puas I pujuk Nadia untuk terima hati I... Cukuplah walau sekelumit... Tapi, Nadia tetap menolak dengan baik... Hatinya tak mampu nak menerima kehadiran insan lain... Bagi Nadia, hati dan cintanya hanya untuk you, Chyril..."
"Chyril... You tahu... Anaqi...?"
"Adam Anaqi, maksud you...?" Maxi mengangguk.
"Yes... Kenapa dengan Anaqi? Dia ada usik Nadia ke?"
"Wow! Marah... I ingat you tak kisahkan Nadia..."
"Max, just tell me... Anaqi buat apa kat Nadia...?"
"No! He didn't do anything... I dah ajar jantan bodoh tu... Berani dia nak kacau kawan I..."
"Oh, really... Thanks Max... Thanks again... You dah selamatkan hati I..."
"Yelah tu... By the way... You dah luahkan hati dan perasaan you pada Nadia?" Chyril mengangguk lemah...
"Last week... Camelia call her for me..."
"Actually, apa yang berlaku antara you dan Nadia, I tahu, Chyril..."
"You tahu? Jadi maksudnya you juga tahu Nadia resign dan tinggalkan I?" Maxi mengangguk.
"I yang hantar Nadia ke airport." Chyril tergamam.
"Nadia terluka... Dia benar-benar terluka sebab you biarkan dia sendirian... Nadia benar-benar terasa bila you dan Bell buat dia macam orang asing... Puas dia tahan hati dan perasaannya... Hati dia tak kuat, Chyril... Dia perempuan kan... Setakat mana hati dan perasaannya boleh bertahan... Dengan sikap you yang abaikan dia... You kata sayang, tapi, tingkah you tak melambangkan yang you sayangkan dia... Kesian Nadia, Chyril..." Chyril kecewa dengan dirinya sendiri...
Hai readers... Hari ni awal sikit dapat update DCCC... Enjoy reading...
Share this novel