"Hubby taknak honey stress because of baby... In shaa Allah... Ada rezeki buat kita nanti... Cuma sekarang ni... Kita belum dapat je... Tapi, kita tetap bahagia, kan?" Air mata Camelia yang masih bersisa, diusap kembali.
"Honey takut, hubby kecewa bila honey tak dapat mengandung... Bagi hubby zuriat..."
"Honey... Allah tak pernah letakkan syarat dalam setiap perkahwinan akan ada zuriat mereka sendiri... Allah tak pernah zalim dengan hambaNya... Kalau Dia tak bagi anak, dia bagi kita kesenangan, kemewahan... Itu semua dah diaturkan. Hubby percaya, ada rezeki buat kita nanti. Cuma, lambat atau cepat je..."
"Hubby tak kisah kalau kita takde zuriat nanti...?"
"Nope! Hubby percaya pada takdir Allah... Kita sekadar merancang... Allah sebaik-baik perancang dan yang menentukannya juga adalah Dia... Kita dah usaha, dan in shaa Allah rezeki anak tu akan datang nanti..."
"Betul hubby tak kisah pasal anak...?"
"Honey baby... Bukan anak yang hubby fokuskan dalam perkahwinan ini. Andai Allah dah bagi rezeki anak tu awal, hubby bersyukur sangat... Tapi, andai Tuhan belum nak bagi kita rezeki anak, hubby tetap bersyukur..."
"Tapi..." Cepat-cepat ibu jari Max diletakkan di bibir mungil Camelia...
"Honey tahu kenapa hubby cakap macam tu...?" Camelia menggelengkan kepalanya.
"Because I love you so much..." Terdongak Camelia mendengar kata-kata manis dari bibir Maxi. Air mata mengalir kembali...
"Hubby..." Camelia terus mendakap Maxi. Air mata Camelia menggila mengalir. Max membalas pelukan isterinya. Diciumnya sisi kepala Camelia berkali-kali... Dibiarkan Camelia melayan perasaannya sehingga tangisan Camelia reda. Pelukan terlerai.
"I love you...." Seraya mengucup dahi Camelia.
"I love you too, hubby..."
"Dah... Takmu menangis lagi... Jom..."
"Jom? Nak ke mana...?" Terhenti tangisan Camelia mendengar ajakan Max...
"Jom kita buat anak..." Tak sempat terkejut, terus bibir Camelia disambar. Ciuman yang penuh kelembutan menjadi rakus. Camelia terdengar doa yang dibaca suaminya. Dia mengerti maksud doa itu.
Camelia akur dengan kehendak suaminya. Dia sendiri rindukan belaian Maxi... Satu-persatu pakaian ditubuhnya dilepaskan tanpa melepaskan ciuman sebelum comforter ditarik menutup tubuh isterinya.
Max melepaskan bibir Camelia. Satu-persatu butang kemejanya ditanggalkan Camelia lalu terserlahlah tubuh tegap yang diidamkan Camelia...
Jari runcing Camelia sengaja menyentuh six pack di tubuh sasa Max... Terasa perasaan yang satu itu muncul. Tubuh Camelia ditindih perlahan... Bibir mereka bersatu... Lalu... Dah, dah... Tak payah nak tahu lagi... Sibuk je... Hal laki-bini... Biarkan...
Saling memberi dan menerima... Tiada apa yang mereka inginkan dalam perhubungan ini. Moga ikatan perkahwinan ini diberkati Allah swt.
***********************
"Emm... Hubby...?"
"Yes dear..."
"Bila kita nak balik Malaysia?"
"I'm not sure... Maybe another 1 or 2 months... Why...?"
"Nothing... Honey cuma rindukan ibu, babah..."
"Remember what doctor said...? Kandungan honey masih fragile... Honey baru nak masuk 3 bulan... Kita naik flight... Takut hentakan kuat akan menyebabkan honey sakit... And might be..."
"Sorry, hubby... Honey rindu sangat ibu ngan babah... Setiap masa honey selalu rasa berdebar-debar je..."
"Kenapa...?"
"I don't know why."
"In shaa Allah... Takde apa-apa yang akan berlaku... Itu mungkin mainan perasaan honey je..."
"Honey pun harap macam tu... Honey bimbang sangat setiap kali hubby keluar rumah... Honey jadi takut sangat... Honey jadi paranoid."
"Baby... Nothing will happen... In shaa Allah... Kita doa yang baik-baik ya. Lagipun, honey pregnant. Hubby tak mahu honey fikir yang bukan-bukan... Remember dalam ni... Baby needs our intention..."
"Sorry hubby. Honey minta maaf sangat. Honey cuma bimbang je..."
"It's ok... Hubby tahu honey penat dengan morning sickness... Dengan tugas pejabat lagi. Dengan hubby lagi..."
"No! Tak... Bukan macam tu... Honey tak pernah kisah pun dengan tugas tu semua... Honey tak pernah merungut pun... Itu semua kan memang tugas honey... Hubby, husband honey... Mestilah honey kena jaga luar dalam... Kalau tidak, untuk apa honey jadi isteri hubby...? Untuk apa kita berkahwin?"
"Its' not like that! Hubby just..." Lantas bibir Chyril dikucup dengan penuh kelembutan. Terpejam mata Chyril menerima kucupan Nadia... Lantas pinggang Nadia dirangkul. Belakang kepala Nadia ditekan. Ciuman didalamkan. Hanya beberapa ketika, Chyril meleraikan ciuman mereka.
"Hubby...?"
"Sorry... I need oxygen..." Tergelak kecil Nadia. Chyril pulak yang tak larat. Cepat penat katanya. Nadia akui. Sejak disahkan mengandung, Nadia gemar menempel pada Chyril... Begitu juga Chyril yang gemar melekat padanya. Rasa yang satu itu, cepat benar terangsang.
Namun, itu semua ditolak ke tepi. Asalkan, mereka berdua sentiasa ada untuk satu sama lain. Cuma, sejak dua menjak ni, Nadia benar-benar rasa tak selesa. Dada yang sentiasa berdebar dan runsing, membuatkan Nadia menjadi takut untuk keluar rumah.
Puas dibuang jauh perasaan itu. Ditolak ke tepi perasaan bimbang itu... Tapi, ianya tetap muncul... Setiap kali selepas solat, Nadia tak pernah berhenti berdoa agar keluarganya sentiasa dilindungi... Begitu juga dengan kandungannya yang menjangkau 3 bulan.
************************
Kandungan Nadia menginjak ke bulan ke empat... Dan mereka sudahpun merancang untuk pulang ke Malaysia lantaran tugasan di sini sudah siap sepenuhnya.
"Hubby... Barang-barang hubby dah siap...?"
"Dah, sayang... Hubby dah kemaskan barang kita berdua..."
"Emm... Hubby..."
"Yes...Ok ke honey naik flight dengan baby ni...?"
"Kenapa? Honey tak confident atau rasa tak comfortable?"
"Honestly, memang honey tak confident... Sejak kebelakangan ni, honey selalu sakit belakang.. Honey takut ia akan effect kandungan honey, nanti... Lagipun, perjalanan kita ke Malaysia ambik masa yang lama, kan?"
"Bukan hari tu, doktor cakap sakit belakang tu benda biasa bagi ibu-ibu mengandung?"
"Maybe... Entahlah... Honey tak pasti..."
"So, macamana? Nak cancel balik Malaysia tak?"
"Hubby macamana?"
"Hubby tak kisah... Kalau honey dah cakap macam tu, kita delay dulu... Tunggu honey betul-betul dah ok, baru kita balik Malaysia... Macamana tu?"
"Tapi, honey rindu babah ngan ibu..."
"Baby... Hubby bagi masa... Our flight malam nanti... Hubby bagi masa untuk honey fikirkan dulu... Kalau honey nak balik Malaysia, hubby ok... Kalau honey nak tangguhkan dulu pun hubby ok... Honey buat pilihan... Lagipun, honey yang bawak perut tu."
"Kalau macam tu, let me think first... Bolehkan hubby?"
"It's up to you..."
"Thanks hubby..."
"Takpe... Kalau tak jadi balik Malaysia, baju beg semua nanti hubby kemas..."
"Thanks hubby...Bagi honey fikir dulu ya... Nanti honey bagitahu jawapannya..."
"Ok, baby... Nanti hubby akan call doktor yang bertugas... Just incase, kalau dia ada maklumat berkaitan kesakitan honey..."
"Ok, hubby..." Chyril selalu mengikut kemahuan Nadia. Bukan dari segi kebendaan, tetapi dari segi kesihatan dan kandungan Nadia. Chyril bimbang andai apa-apa terjadi jika dia masih dengan kedegilannya. Cukuplah sekali, Nadia tercedera akibat kecuaian Chyril ketika diculik Naqui dulu.
**************************
"Boss... Dorang dah sampai airport..."
"Perhatikan dorang... Jangan lupa, arahan aku... Aku tak mahu dorang terlepas... Jangan sesekali terlepas pandang..."
"Yes, bos!"
"Kereta kat mana?"
"Semua dah siap bos! Seperti yang kita rancang... Kereta putih sudahpun berada di tempat yang dijanjikan..."
"Good! Kau, Chyril Connor... Kau akan terima balasan atas apa yang telah kau lakukan."
Akhirnya, setelah membuat pemeriksaan kandungan Nadia secara terperinci, Nadia dibenarkan untuk meneruskan perjalanan mereka ke Malaysia. Chyril dan Nadia dengan senang hati dapat meneruskan niat mereka untuk kembali ke Malaysia.
"Alhamdulillah... Honey gembira sangat kita dapat balik Malaysia..."
"Hubby pun... Hubby rindukan masakan ibu..."
"Oh really...? Kenapa hubby tak cakap nak makan masakan ibu... Honey boleh buatkan..."
"Hubby tak nak susahkan honey... Honey mengandungkan..."
"It's ok... Masak je pun... Bukan berat sangat pun."
"No... I won't do that... Hubby tak nak honey penat... Kesian baby tu..."
"Ala, hubby ni... Benda senang je pun..."
"No, means no!"
"Yelah! Yelah! Ish, garang sangat."
"I heard that..."
"Hihihi... sorry hubby... Hubby, honey nak ke washroom..."
"Honey, wait... Hubby ikut..."
"Ish, hubby ni... Honey pergi sekejap je..."
"Honey... Please, listen to me... Hubby bimbang kandungan honey... Eh, wait, wait! Mana jam tangan yang hubby bagi...?"
"Ada ni..."
"Please, pakai jam ni... Jangan tanggalkan ya...?"
"Kenapa?"
"Honey, please..."
"Ok..." Chyril membontoti Nadia ke washroom yang terletak tidak jauh dari tempat menunggu mereka. Camelia dan Max setia menanti di ruang menunggu sementara suami isteri itu ke washroom.
"Lamanya dorang pergi..."
"Yelah... Hubby baru perasan..."
"Hubby... I rasa macam something... Come kita cari dorang..."
"Hubby pun rasa macam tu... Come..." Camelia dan Max berpegangan tangan ke washroom. Nadia masuk ke bahagian wanita sementara Chyril masuk ke bahagian lelaki...
"Hubby... Nad takde dalam washroom tu..."
"Neither Chyril... Mana dorang ni...?"
"Hubby, I rasa something happen..."
"Honey... Please think positive..."
"Hubby... Abang Chyril..." Seraya menunjukkan Chyril yang sedang berlari ke arah mereka...
"Abang... Where are you going...?"
"Cam... Max... Please... Nadia... Nadia dah hilang... Please, help me... "
"Abang... Macamana Nadia boleh hilang?"
"I'm not sure... I was here... Standing here.. Waiting for her... Then, almost 5 minutes, Nadia tak keluar jugak... Sampai abang masuk sendiri dalam washroom... She's not there... Oh, my gosh! Allahuakhbar... Where are you, dear... Where are you...?" Riak wajah Chyril berubah 100%.
"Sabar abang... Hubby, macamana ni...?"
"Chyril... Honey... Please let me do my job!"
"Hubby..."
"Please, honey... Hubby hanya nak tolong carikan Nadia... Trust me, ok...?"
"Ok hubby... But, please becareful."
"I will..."
"Chyril... Aku minta tolong kekawan aku... Kau sabar ya... Aku akan arahkan orang-orang aku untuk pantau CCTV airport..."
"Thanks, Max... Aku akan minta tolong dengan daddy..."
"Ok... Aku call sekarang..." Nombor daddy di dail dan... Seperti yang dijangkakan, daddy mengamuk selepas diberitahu berita akan kehilangan Nadia. Panas telinga Chyril dimarahi daddy kerana kehilangan Nadia akibat kecuaian Chyril sendiri. Sakit dada Chyril mendengar tangisan mummy...
'Honey, where are you baby...?' Berkali-kali rambutnya diraup ke belakang.
"Pastikan korang cuma godam CCTV airport... And make sure penculik itu dapat ditangkap hidup-hidup... Faham? I want it now!" Talian dimatikan.
Max sudahpun menghubungi orang-orangnya. Chyril dan Camelia dicari.
"Macamana?"
"Aku dah arahkan orang-orang aku mencari Nadia disetiap penjuru... Kau jangan risau. Aku dah suruh orang godam CCTV airport... Kita tunggu sekejap."
"Aku risau, Max... Aku risau sangat... Nadia... She's pregnant Max... She's pregnant..."
"Sabar Chyril... Sabar... Kita tunggu sekejap..."
"Abang..."
"Cam... Tolong abang, Cam! Tolong abang... I need her, Cam! I need Nadia...!"
"Abang please... Sabar ya... Kita tunggu sekejap. Kita doakan Nadia selamat."
"Abang bimbangkan Nadia... Abang bimbangkan kandungan Nadia... Allahuakhbar... Please help me... Allah..."
Deringan telefon Max mengejutkan mereka. Ikon hijau digesek.
"Yes...? Aku ada kat airport..."
"Sekarang? Ok... Aku tunggu..."
"Max, anything?"
"Hubby...?"
"Kita tunggu video dari kawan aku... Dorang dah dapat godam CCTV..."
Max memerhatikan mesej yang baru masuk dari orang bawahannya.
"Ril! Video ni.. Nadia...?"
"Mana...? Aku nak tahu siapa yang culik Nadia? Aku nak tahu siapa dalang di sebalik penculikan isteri aku...!"
"Eh! Ini Matt... Mathew... Staff aku di CC Interior... Cam?"
"Matt? Matt yang culik Nadia... Allah... Wait... Kita tengok siapa dalang disebalik semua ni..."
"Abang...?"
"Jack...! Jack Jacquel? Oh shit! Berani dia culik isteri aku!"
"Sabar Ril... Kita perlukan rancangan. Rancangan untuk mengenakan Jack dan Matt... Don't worry... Orang aku dah dapat tangkap Matt."
"Mana Matt? Aku nak tahu mana dia sorokkan isteri aku! Mana dia...?" Nampak Chyril bagai orang tak siuman mengamuk sakan.
"Abang, please... Jangan macam ni... Orang tengok ni... Abang please..." Camelia tak berhenti memujuk abangnya...
"Aku nak isteri aku, Max... ! Isteri aku!" Jerit Chyril bagai orang hilang arah.
"Sabar Ril... Aku nak kau relax atau aku takkan bawak kau ke tempat aku..."
"Abang... Please..." Camelia berkali cuba memujuk Chyril.
"Ok... Ok... Aku cuba bersabar..."
"Take a deep breath... Abang... Please dengar cakap Cam..."
"Mengucap Chyril... Mengucap... Istighfar... Ingat Tuhan... Jangan ikutkan sangat hati dan perasaan kau tu..." Itulah Maxi yang terkini. Sifatnya yang lembut dan penuh kesabaran. Max bukan lagi Max yang dulu, baran, kaki pukul... Tapi Max kini, lebih teratur hidupnya selepas mendalami Islam.
Chyril mengikut setiap kata-kata Max... Nafas berkali-kali ditarik dan dihembus semula. Bibir tak berhenti melafazkan zikir dan beristighfar. Akhirnya, Chyril kembali normal... Dapat dilihat Chyril kembali tenang dengan bantuan Max.
"Alhamdulillah... Istighfar Ril... Aku tahu kau sayang sangat Nadia... Baby kau... Tapi, kita tak boleh ikut perasaan dalam keadaan marah. Syaitan akan terus menghasut hambanya untuk terus melakukan kejahatan."
"Thanks Max... Aku minta maaf... Aku cuba bimbangkan Nadia... Anak dalam kandungan Nadia..."
"Jangan cepat mengalah, Chyril... Aku ada bersama-sama kau... Kau ada aku... Trust me... Aku akan bantu kau dapatkan Nadia... Aku akan satukan kau dengan Nadia... Itu janji aku..."
"Thanks Max... Aku ok... In shaa Allah.. Aku ok... Jom, kita jumpa Matt..."
"Jom... Aku tahu kau akan ok... Jangan berhenti meletakkan kepercayaan kau pada Yang Esa..."
"In shaa Allah Max..."
"Hubby... Thank you..."
"Don't mention..." Mereka beriringan menuju ke kereta Range Rover milik Max di tempat letak kereta. Sepanjang perjalanan, Chyril tak henti berdoa agar isteri dan kandunganya selamat... Dalam masa yang sama juga, Chryil turut membayangkan apa yang akan terjadi pada Matthew selepas ini... Tentu teruk Matthew dikerjakan Chyril nanti.
'Just wait, Matt! Kau cuba mengejutkan Chyril Connor yang dah lama tidur'
'Kau, Jack! Aku akan pastikan kau hilang dari muka bumi ini... Itu janji aku andai kau sentuh walau seinci isteri aku... Jangan bermain dengan api, Jack...'
Hari ni, awal sikit kita update... Memandangkan semuanya dah ada dalam draft.. So, kita adjust mana yang patut.. Then, publish... Enjoy reading... Hi, silent readers...
Share this novel