9_Meeting

Romance Series 212605

"Kenapa memanggilku ?" Akhirnya Hisyam menyahut yang sudah dua tiga kali Nazirah memanggilnya.
Nazirah tersenyum. Tenang sedikit hatinya kerana Hisyam tak banyak bermulut pedas pagi. Tak biasanya dari hari kemarin. Yang hanya buatnya kesal bagai.

"Jam 10 pagi nanti Boss ada meeting diluar bersama wakil pengusaha.. " Nazirah terhenti dari melanjutkan kata - katanya. Jantungnya berdegub tak keruan.

"Pengusaha dari mana ?" Hisyam hairan melihat wajah Nazirah yang mengejut berubah.

"Razif.. " Siapa menduga kalau pengusaha itu punya nama sama seperti bekas suaminya. Harap bukan orang yang sama.

"Owh ! Dia temanku. Kami adalah rakan bisnes lama sejak nenek moyang lagi. Lanjut ?"

"Razif itu dari group mana ya Boss ?" Nazirah cuba menyelidik. Takut jika benar dugaannya.

"Nanti kau akan tau jugak bila meeting bersama.. tapi
kenapa bertanya ? Kau punya teman yang punya nama sama dengan Razif ?" Selanya Hisyam merasa curiga.

"Tiada jugak Boss.. hanya itu saja yang aku ingin beritahu. Aku nak lanjutkan kerjaku dulu ya.. "
Nazirah kembali semula ke meja kerjanya. Dan sementara Hisyam pula menatap punggung secretary
nya dengan helaan nafasnya.

Mozart Hotel...

Langkah kaki Nazirah terhenti mendadak. Ternyata dugaannya tidak salah. Yang duduk dimeja hujung itu nyata memang Razif, bekas suaminya itu. Nazirah jadi salah tingkah tiba - tiba.

"Kenapa berhenti ? Cepat sikit ! Kita sudah terlewat tau tak !" Hisyam menatap Nazirah curiga. Ada apa sebenarnya dengan secretary nya itu ?

"Iya Boss... " Tubuh Nazirah mula berkeringat. Darahnya mula berdesir. Pasti sekejap lagi statusnya akan ketahuan oleh Hisyam.

Razif menatap kecurigaan pada wanita yang sedang ada sebelahnya Hisyam, teman baiknya itu. Razif sangat kenal siapa wanita itu yang jelas - jelas adalah jandanya. Tapi ada pertanyaan singgah dibenaknya.
Kenapa ada Nazirah pula dalampertemuan bisnes kali ini ?

"Sorry ya Zif.. aku terlambat sikit. Jalan jem tadi. " Sapaan Hisyam itu hanya dibalas anggukan oleh Razif.
Matanya terus menatap Nazirah yang semakin cantik dimatanya.

"Have a sit. " Pelawa Razif. Hisyam tersenyum sopan melihat rakan bisnes yang masih setia memandang Nazirah.

"Hmm ! Zif.. jangan ditatap terus.. isteri orang tu !"
Kata Hisyam sedikit terdengar mengejek.

"Dia kenapa ada bersamamu ?" Razif bertanya pada Hisyam sedangkan saat ini Nazirah tak henti - henti berkata dalam hati, semoga saja Razif tak akan menyebut siapa dirinya sebenar. Jika tidak itu adalah
masalah baginya.

"Huft ! Hampir saja aku lupa kenalkan. Dia Nazirah..
secretary baruku. Baru dua hari bekerja denganku. "
Santai saja Hisyam menerangkannya pada Razif.

"Nazirah... kenapa harus bekerja ? Apa kau tidak punya cukup duit ? Bukankah aku tak pernah tinggal kirimkan wang belanja bulanan buatmu ?" Hisyam melotot. Alur persoalan Razif dia tidak tahu apapun.

"Zif.. maksudmu apa ? Kau kenal pada secretary
ku ini ?" Hisyam penasaran sangat ingin tahu. Ada apa
sebenarnya ?

"Stop abang ! Jangan katakan apa - apa pun. Lebih baik
meeting kita mulakan sekarang. " Dalihnya Nazirah.

'Abang ! Nazirah memanggil Razif dengan panggilan abang ?' Hisyam bermonolog sendiri. Situasi ini buatnya ingin cepat tahu.

"Nazirah adalah.. "

"Stop !" Suara Nazirah meninggi. Dan hal itu buat Razif tertanya. Nazirah sebenarnya kenapa ? Apakah dia sedang menyembunyikan statusnya sebagai seorang janda ?

"Nazirah adalah keluarga terdekatku. Aku yang mencukupi keperluannya kerana aku punya hutang besar pada keluarganya.. maybe hutang nyawa.. "
Nazirah menghembuskan nafasnya ke udara. Lega rasanya bila Razif berbohong didepan Hisyam tentang statusnya.

Namun apakah Hisyam percaya pada pengakuan Razif tadi ? Dua orang yang hampir tidak sama jalan alurnya.

'Nanti saja aku tanyakan pada si Nazirah !' Batinnya Hisyam.

'Abang.. sementara ini aku tak ingin Boss ku tahu status ku janda. Aku tidak yakin kalau si Duda Hisyam tak menggangguku jika tahu aku janda.. '
Nazirah berbicara pada kata hatinya sendirian. Dan semua itu ia tujukan pada Razif, bekas suaminya.

Seketika mata Nazirah dan Razif saling tatap. Dihati keduanya masih tersimpan cinta dan rindu yang mendalam.

'Abang.. aku masih cinta padamu.. ' Kata Nazirah jauh disudut hatinya.

'Nazirah.. aku masih rindu.. ' Itu pula yang ada diraganya Razif.

Salam maghrib korang...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience