"Are you okay honey ?" Nazirah tersenyum tipis. Pertanyaan dari suaminya itu seakan percuma.
Apakah ada siapa yang terlihat baik - baik saja saat diri perkosa oleh bekas suami ?
"Apa kau tak nak bagitau kat Papa tentang ini ? Papa pasti akan ajar si Razif tu habis - habis.. atau kita laporkan saja hal ini pada Polis ?"
Cepat Nazirah menggelengkan kepala. Tak perlu lapor, Nazirah pasti jika Nazir sudah bertindak mendahuluinya. Apalagi Nazir seorang Pegawai Polis.
"Kawan baikmu sudah menangkapnya, aku sangat yakin.. " Dahi Hisyam berkerut. Siapa yang dimaksudkan oleh sang isteri sebenarnya ?
"Siapa ?" Tanya Hisyam penasaran.
"Inspektor Nazir" Jawab Nazirah.
"Ah ! Tapi bagaimana ? Kau dan dia saling kenal ?"
"Tak ! Baru semalam kenal. Tanpa sengaja.. I am sorry, but Aku sudah menceritakan aibku pada orang luar.. "
"Tidak apa, dan kau harus percayakan pada Nazir, dia sangat tekad dalam tugasnya.. are you okay ?" Hisyam menarik pinggang Nazirah jatuh kedalam pelukannya.. keduanya saling berpelukan, melepaskan kesakitan yang bertumpuk dihati.
"Aku takut ! Bagaimana jika aku hamil ? Sedangkan benih itu milik kami berdua ? What can I do ?" Tangis kecil Nazirah kini mulai terdengar. Dan jauh disudut hatinya dia bagaikan sudah kehilangan harapan Dan semangat untuk terus hidup.
"Honey.. Listen to me, walau apapun yang berlaku kita akan tetap bersama. Jangan pernah terfikir jika aku akan meninggalkanmu. Aku adalah suamimu.. I believe semuanya akan Ada hikmahnya.. "
" Awak.. do you loves me now ? Bagaimana jika aku benar - benar hamil ?"
"Stop say it Honey.. Forget it okay.. kau adalah tanggungjawabku, You know it kan ?" Sungguh Nazirah terkesima. Apakah Hisyam setulus itu, atau hanya sekadar menghiburkan hatinya ?
"Remember this honey, I will never love you.. I'm your husband now.. " Mata mereka kini saling beradu, cepat Nazirah membuang wajahnya kesamping. Sungguh pandangan mata dari suaminya itu buatnya tak selesa.
"Please don't be like that Honey, everything is all okay.. you are my wife, aku tak biarkan siapapun mengganggumu lagi.. " Kata Hisyam tulus.
"Thanks.. thanks again.." Hanya itu yang termampu diucapkan oleh Nazirah. Dalam hatinya dia sangat terluka. Malu pada diri sendiri juga terhadap suaminya. Tapi dia harus kuatkan hatinya demi untuk Hisyam serta Papanya.. dan berjanji akan setegar mana pun agar dia tidak akan kalah pada garis takdirnya sendiri.
Share this novel