'Cinta itu akan datang sendirinya tanpa diundang, akan pergi sendiri walau tanpa diminta' {Author POV}
Semenjak kejadian diruangan peribadinya Hisyam 2 hari lalu, Nazirah sudah tidak mempertikaikanl agi soal penceraiannya dengan Hisyam. Tapi Nazirah selalu menghindar sebolehnya dari Hisyam.
Dan perilaku Nazirah itu sudah tentu buat Hisyam rasa bersalah. Tapi apakah Nazirah harus semarah itu ?
Hal yang tidak disengajakan pun apa perlu diperpanjangkan ? Begitulah persoalan yang muncul dibenaknya Hisyam.
"Nazirah, ikut aku ke office, banyak kerja perlu aku siapkan ? Tolong ya..?" Kata Hisyam.
Nazirah yang duduk dimeja riasnya menoleh ke arah Hisyam melalui pantulan cermin, hanya menampakan senyum hambarnya.
"Nazirah.. tolong jangan diamkan diri dan terus menghindar dariku.. kau menyiksa perasaanku.."
Kata Hisyam lagi.
"Aku ? Aku biasa je.. kenapa pula aku menyiksa perasaanmu ?" Nazirah bangkit dari duduknya lalu menghampiri Hisyam.
"Sudahlah, forget it. Kalau hamil pun, itu mungkin sudah rezekiku dan kita.. " Hisyam mengangguk. Jauh disudut hatinya, dia senang bila Nazirah sudah mulai luluh dengan keadaan yang sedang mengujinya.
"Apakah kau tidak akan berkeras nak cerai dariku lagi ?"
Harapan diwajah Hisyam terlihat jelas. Nazirah menarik nafas sekilas.
"For what else ? Aku akan cuba menerima hubungan kita sebaik mungkin.. itu lebih baik daripada kita sering debat." Hisyam langsung memeluk tubuh Nazirah, isteri keduanya itu. Begitu juga Nazirah yang 'refleks' membalasnya.
"Aku akan cuba membuka hati mula sekarang.. thanks sudah tidak marah - marah lagi.." Hisyam melepaskan pelukannya. Menatap dalam manik mata Nazirah.
"Kita buat hubungan kita akan lebih baik lagi.. "
Nazirah mengangguk. Ya, itu mungkin jalan sebaik - baiknya daripada selalu bertengkar.
"Ya.. aku harap seperti itu jugak.. tapi.. untuk cinta, aku tidak yakin.." Hisyam mengernyitkan matanya. Wajah didekatkan pada Nazirah.
"Do you still love to Razif ?"
Bisik Hisyam ditelinga Nazirah. Kompak sahaja Nazirah mengangguk kecil. Memang kenyataannya itu..
Hatinya terlanjur cinta pada bekas suaminya itu walau cuma hanya 5 bulan hubungan pernikahan mereka.
"Do you still hope to love for him ?" Nazirah menggeleng cepat. Dia sedar, dia tidak akan pernah mendapatkan cinta dari Razif, apalagi jika Razif sudah punya perempuan lain. Tanpa Nazirah tahu sebaliknya, Razif juga ada menyimpan perasaan sama seperti Nazirah.
Tapi takdir berkata lain, mungkin jodoh tidak menyebelahi mereka untuk kekal bersama sebagai pasangan suami isteri.
"No ! I will try to forget it.. aku bukanlah jenis yang terhegeh - hegeh berharap pada yang memang tiada.."
Seketika senyum tipis dibibirnya Hisyam terukir. Secarik bahagia terasa. Apakah hubungannya bersama Nazirah akan ada masa depannya ? Owh ! Hisyam bagaikan tak percaya pada situasi saat ini.. Andai sahaja Nazirah tahu jika Hisyam lagi menginginkan pernikahan keduanya itu berterusan tanpa ada kata perpisahan.
"Yeah.. it is best of you.. dan buka hatimu untukku.. jujur saja kalau aku mulai tertarik denganmu. Maybe tidak sukar untuk aku mudah jatuh cinta padamu."
Nazirah menghadiahkan sebuah ciuman ringkas dipipinya Hisyam. Haish !! Tentu sahaja si Hisyam tambah perasan.. baru kucupan dipipi, dia hampir saja salah tingkah.
"Secepat itu kau mudah jatuh cinta ? Apa sebab kau yang mendapatnya dariku ?" Pertanyaan dari Nazirah itu memang benar sebab utamanya. Disisi lain Hisyam sangat mengagumi wajah cantiknya Nazirah. Memandang wajah itu berkali - kali buatnya tak jemu - jemu.
"Ya ! Itu juga salah satu sebabnya. Selain itu, you are so beautiful and pretty. Kau juga terlalu understanding walaupun kau keras kepala.." Nazirah terkekeh sejenak.
"Kau muda luluh rupanya.. Apa kau terlalu sayang dan cinta pada isteri pertamamu dulu ?" Hisyam memeluk Nazirah semula. Lalu berbisik didaun telinganya Nazirah.
"Cinta dan sayangku buatnya sangat agung. Bertahun aku mendambakan diri padanya, apa yang aku dapat hanya satu pengkhianatan besar darinya. Malam pertama kami adalah kebencian terbesar dalam hidupku.. begitu mudah dia mempermainkan perasaanku.. Tapi aku aku bersyukur kerana Allah sudah gantikan yang lebih baik setelah itu. Buktinya, aku mendapatkan seorang janda perawan.." Kata Hisyam buat wajah Nazirah merah merona.
Hisyam meleraikan pelukannya dari Nazirah.
Blushh!!!..
"Cukup ! Jangan sebut hal itu lagi padaku. Ianya sangat memalukan.."
"Iya.. jujur aku senang bila dekat denganmu.."
Mendengar pengakuan dari Hisyam, Nazirah mengucup bibir suaminya sekilas. Mencubit kedua pipi itu.
"Kau nampak lucu bila sedang bermanja.."
Hisyam mengerdipkan sebelah matanya. Seakan menggoda isterinya itu kerana sudah berani mencuri cium dibibirnya.
"Tapi aku tidak lucu soal diranjang, iyakan ? Bahkan kau sampai menyerah.." Nazirah mencubit dan memulasnya ke pinggang Hisyam.
"Aww !! Sakit.. " Rintihnya Hisyam.
"Nak lagi ?" Tanya Nazirah.
"Tak nak.." Sahut Hisyam spontan.
"Nazirah... mari bersanding denganku ? kita buat majlis besar -besaran ?" Kata Hisyam tiba - tiba. Dan hal itu tak pernah terlintas difikirannya Nazirah. Tentu saja Nazirah terkejut setengah mati. Apakah Hisyam benar -
benar maksudkannya ?
"Tidak !" Sahut Nazirah cepat.
Share this novel