~Bab 30~

Romance Completed 14748

" Assalamualaikum!!!," Iman bergegas ke muka pintu bila terdengar suara orang memberi salam. Terkebil-kebil dia bila membuka pintu, terus terlihat sejambak bunga ros merah berada di hadapannya.
" cakk!!..sayang!!..abang dah balik!!," Aryan mengintai di celah-celah bunga. Iman masih terkaku. Hilang terus kata-katanya bila Aryan muncul begitu.
" sayang...abang mintak maaf sangat kalau abang buat sayang kecik hati...abang tau abang salah..., sorry ye sayang..jangan lah merajuk dengan abang..," Aryan berkata sambil buat muka sedih.
" bila sayang merajuk?," Iman bertanya lurus.
" habis tu, kenapa abang call banyak kali sayang tak angkat?,"
" Errr...sayang tak dengar kut, tadi tengah vacum lantai..," Iman menjawab jujur tanpa rasa bersalah. Kini Aryan pula yang terkebil-kebil memandang wajah isterinya.
" fuhhh....lega abang dengar..., mati-mati abang ingatkan sayang merajuk dengan abang...ahhhh...," Aryan terus tersandar di tepi pintu sambil memejamkan matanya. Iman tersenyum. Dia mendekati suaminya. Perlahan-lahan kolar kemeja Aryan di tarik.
chup!! bibir mereka bersentuhan. Aryan terus membuka matanya.
" sorry...," Iman berbisik.
" tak apalah...abang ada kerja yang lagi penting dekat rumah..," Aryan membalas sambil tersenyum nakal. Jambakan bunga di campak ke tepi sebelum mencempung tubuh Iman masuk ke dalam bilik. Jeritan isterinya itu tidak di hiraukan. ' siapa suruh goda abang,'.

Datuk Hasrul dan Datin Mona saling berpandangan sebelum memandang wajah Sam. Pagi itu, mereka di kejutkan dengan kehadiran seorang jejaka misteri di hadapan pintu. Katanya mahu mencari Shima.
" awak ni kawan Shima ke?," Datin Mona bertanya.
" iya Datin..saya kawan baik Shima...," Sam menjawab sopan.
" dah lama berkawan?," Giliran Datuk Hasrul menyoal.
" Err..kami berkawan tak sampai lima bulan pun..," Sam menjawab jujur. Datuk Hasrul dan Datin Mona agak terkejut dengan jawapan dari Sam.
" tapi kamu kata tadi..kamu kawan baik Shima..,"
" iya ..saya kawan baik dia..kami...,"
" Sam!!!!...macam mana you boleh ada dekat rumah I?" belum sempat Sam menghabiskan ayatnya, tiba-tiba Shima menjerit dari tangga. Berlari anak dia turun ke bawah mendapatkan Sam.
" Hai...sayang..," Sam melambaikan tangannya sambil tersengeh. Shima terus membutangkan matanya.
" sa..sayang!!?," seperti yang di duga, Datuk Hasrul dan Datin Mona menjerit serentak.
" Mama..papa...jangan fikir yang bukan-bukan okay.. Sam ni memang suka bergurau..," Shima cuba menjelaskan pada mama dan papanya.
" Ehh..I tak pernah bergurau sayangkan you... I serius..," Sam berkata jujur.
" Sam!!!," Shima mengetap giginya geram sambil merenung Sam tajam.
" Shima...boleh jelaskan dekat papa?," Datuk Hasrul bertanya serius.
" ermm...Sam..you datang nak ajak I sarapan dekat luar kan?..jomlah I pun dah lapar ni...papa..mama...nanti..nantilah Shima jelaskan ea.., jom Sam..," Shima menarik tangan Sam dan terus berlari anak ke arah pintu. Datuk Hasrul dan Datin Mona tidak sempat berkata-kata.

" You dah gila ke!!??.." Shima menjerit bila mereka sudah berada di dalam kereta.
" yes...I dah gila.., tapi okay lah.. I gila pun sebab gilakan you..," Sam masih beriak selamba.
" I kan dah pesan dengan you, jangan jejak kaki dekat rumah I.. susah I nak jelaskan dekat mama dengan papa..," Shima mengeluh berat.
" you tak perlu jelaskan apa-apa pun..., dieorang akan faham...,"
" senangnya you cakap..., Sam Hazri... I ni jenis yang susah nak percaya dekat orang..lagi-lagi lelaki..., bila you datang macam tu... mama dengan papa I mesti rasa pelik...takkan dalam masa beberapa bulan I kecewa...I dah ada lelaki lain..., you pun satu..suka suki aja call I sayang..," Shima membebel sambil menjeling Sam di sisinya.
" dah memang I sayang dekat you... nak buat macam mana..," Sam mengangkat bahunya.
" eiii...you ni memang tau..geramnya I!!!," Shima menjerit.
" geram-geram sayang kan?," Sam tersenyum nakal.
" urkhhh...whatever!!!, I nak sarapan dekat mamak..," Shima berkata sebelum bersandar sambil memeluk tubuh. Sam tersenyum meleret. ' you jangan jual mahal sangat sayang... I tau, you selesa dengan I..., jangan nafikan perasaan you tu..sampai bila-bila pun I akan kejar you..,'

Huda mengurut belakang Iman dengan minyak angin. Dia bergegas ke rumah sebelah bila Iman tiba-tiba menelifonnya pukul sembilan tadi. Risau betul dia bila Iman terlepek di bilik air dengan wajah yang pucat lesi. Mungkin penat akibat muntah-muntah.
" kau salah makan ke? teruk sangat aku tengok kau muntah..," Huda bertanya bimbang.
" Tak tau lah..., aku rasa tak sedap badan lah Huda..., kepala pening je...lepas tu tiba-tiba rasa loya..., dah lah aku jamah roti je sarapan tadi..," Iman mengadu sambil bersandar di bahu Huda. Matanya di pejam.
" lahhh...patutlah kau lembik semacam...kenapa makan roti aja?"
" aku tak selera lah...tekak aku ayik loya je..dari semalam aku dah mula pening macam ni...lagi-lagi bau nasi baru masak... aku rasa bau nasi tu busuk sangat...," Iman merengek. Huda mengerutkan keningnya.
" Sis..kau dah berapa lama tak datang bulan?," Huda bertanya serius.
" ermm...bulan ni belum datang lagi...agaknya berat badan aku naik kut...tu yang lambat..," Iman menjawab.
" kau ada craving benda masam?,"
" ehh..mana kau tau? aku teringin sangat nak makan kerabu mangga muda..., hurmmm...mana nak carik? sis kau reti buat tak?," Iman bertanya sambil terkebil-kebil memandang Huda.
" aku rasa kau kena call Aryan ni..,"
" kenapa?,"
" suruh dia belikan pregnant test.., aku rasa kau mengandung..," Huda berkata serius.
" haaaa!!!??,"

Iman menggigit hujung bibirnya, begitu juga Aryan. Masing-masing tidak sabar menunggu hasil dari pregnant test yang di beli tadi.
" abang...tak kut..kita buang ajalah..," Iman berbisik.
" kejap-kejap..seminit...," Aryan membalas. Entah kenapa, sesat ketika itu bagaikan setahun bagi mereka.
" sayang!!!..," Aryan tiba-tiba menjerit.
" apa!!?," Iman terkejut.
" sa..sayang mengandung..., sayang mengandung!!!...yesss!!!...," Aryan menjerit sebelum mencempung tubuh Iman. Sempat dia mencium perut isterinya itu.
" abang!!!..turunkan sayang...loya ni nak muntah!!," Iman menjerit minta di turunkan.
" okay..okay..tarik nafas...lepas..tarik..lepas..,"
" abang...sayang loya je..belum nak bersalin lagi..," Iman memandang wajah Aryan dengan mata separuhnya. Aryan tersengeh bagai kerang busuk.
" mana telifon abang?,"
" kenapa?,"
" abang nak bagitau semua orang ..., akhirnya abang berjaya buat sayang mengandung...,"
" abang!!!..kut iya pun..sabar lah dulu...esok baru bagi tau..., dah malam ni..," Iman bercekak pinggang.
" alaaa..abang tak boleh tidur...,"
" abang!!!.," Iman menggelengkan kepalanya. Sejujurnya, dia juga teruja tidak terkata.

Mastura dan Datin Zara sibuk di dapur menyiapkan juadah yang hendah di jamu sebentar lagi. Hari ini, Aryan dan Iman bercadang untuk buat makan-makan dan menjemput keluarga terdekat. Katanya ada perkara penting yang ingin di beritahu pada mereka semua.
" Za...kenapa aku rasa tak sedap hati?, rasa berdebar-debar pulak," Mastura berbisik pada Datin Zara yang sibuk mengacau air.
" Aku pun Mas..., tiba-tiba budak berdua tu ajak kumpul ramai-ramai..., entah apa lah yang di rancangnya tu...," Datin Zara menjawab.
" aku harap berita baik lah...,"
" aku pun harap macam tu..,"

" Assalamulaikum..," Mereka yang sedang rancak berbual sambil menjamu selera menoleh serentak. Masing-masing buat wajah terkejut kecuali Iman dan Aryan.
" waalaikumsalam, sampai pun..kau sorang aja ke?," Iman menjawab salam sambil berjalan ke arah Shima.
" I datang dengan dia..," Shima menjawab separuh berbisik. Tiba-tiba Sam muncul dari belakang Shima.
" Ehhh...apesal mamat ni pun sesat dekat sini?," Aryan turut bangun dan mendapatkan isterinya.
" sampai hati kau kan tak jemput aku..., nasib baik lah buah hati aku ajak teman...," Sam pura-pura merajuk.
" kiteorang saja tak jemput, sebab dah tau yang Shima akan bawak kau sekali...," Iman menjawab bagi pihak suaminya. Shima pula tersenyum malu.
" jomlah masuk..," Iman mencapai tangan Shima dan mengajak masuk ke dalam rumah.
" I segan la Iman...," Shima berbisik.
" It's okay...kau kan kawan aku...jom masuk, banyak tau aku masak..," Iman tersenyum sebelum merangkul lengan gadis itu.
" sayang..jangan tinggalkan I..," Sam mula berdrama.
" amboii..sejak bila kau pandai bersayang-sayang ni? bukan kau takut dengan perempuan ke?," Aryan bertanya sinis.
" itu dulu...sekarang aku dah lain..., tapi bersayang dengan seorang aja okay...aku bukan player..,"
" boleh percaya ke kau ni? aku masih curiga... macam mana kau boleh tersangkut dengan si Shima tu..," Aryan mengecilkan matanya sambil merenung Sam.
" itulah Jodoh bro...,tak payah nak sangkal dah..., aku yakin dia jodoh aku... lagi pun aku dah dapat green light," Sam menjawab sambil mengangkat keningnya.
" apa maksud kau?,"
" adalah..," Sam tersenyum meleret.

Aryan dan Iman saling berpandangan. Sebenarnya, sudah dua minggu mereka menahan diri dari memberitahu berita kehamilan Iman pada semua. Cuma Huda sahaja yang sudah mengagak perkara itu. Terpaksalah Iman menyuruh Huda merahsiakannya dari Hashim dan Zahim.
" Assalamulaikum semua..," Aryan memulakan bicara sambil menggenggam jari-jemari Iman.
" waalaikumsalam..," semua menjawab serentak.
" tujuan kami berdua buat jamuan hari ni ada sebabnya..., pertama...kami nak merapatkan lagi silaturahim..., kedua..kami nak umumkan yang tak lama lagi kami berdua akan jadi Papa dan mama..," Aryan berkata tenang. Suasana sunyi seketika. Masing-masing terkebil-kebil melihat Aryan dan Imam silih berganti. Iman tersenyum lebar.
" Ja..jadi...Iman tengah mengandung?" Idris bertanya.
" Iya baba..dah enam minggu..," Iman menjawab.
" Za!!!,"
" iya!!!," Mastura dan Zara menjerit.
" aku nak jadi nenek dah!!!,"
" aku pun!!!," Mereka saling berpelukan manakala Datuk Ridwan dan Idris pula saling bersalaman.
" Tahniah Iman..Aryan...," Shima mengucapkan tahniah sambil memeluk Iman.
" thanks Shima...,"
Datin Zara dan Mastura pula mendapatkan Iman dan memeluk anak mereka itu.
" okay..okay...kau dah buat pengumuman kau...sekarang aku pulak nak buat pengumuman..," tiba-tiba Sam bangun dari duduknya.
" Pengumuman apa pulak kau ni? takkan kau pregnant jugak?," pertanyaan Aryan itu membuatkan semua yang ada di situ tertawa.
" ishh kau ni..., satu-satulah...tunggu aku dah kahwin baru tanya pasal anak..., sekarang ni bagi aku jemput datang majlis dulu..," Sam berkata selamba.
" majlis apa?,"
" Majlis pertunangan aku dengan Shima...," Sam menjawab sambil tersenyum. Shima pula sudah tersipu malu.
" wehhh..serius lah?," Aryan bertanya tidak percaya.
" aku dah kata kan tadi..yang aku dapat green light kan?," Sam mengangkat keningnya.
" Alhamdulillah...syukur...Uncle tumpang gembira...tahniah Shima..," Datuk Ridwan mengucap tahniah.
" auntie pun nak ucap tahniah..., bila majlis tu?," Datin Zara bertanya.
" hujung bulan ni auntie, lepas mama dengan papa balik ke Malaysia," Shima menjawab sopan.
" baguslah...semuanya dah berpasangan..., lepas ni boleh lah buat family trip...dengan anak..dengan cucu..," Idris berkata sebelum ketawa senang.
" Iman okay je..janji ada orang payung...," Iman berkata selamba.
" jangan risau sayang...sampai bila-bila pun abang akan payungkan sayang.....," Aryan berkata sambil memeluk Iman.
" agak-agak lah bro...kesian sikit dekat aku ni...," Sam berkata.
" kenapa pulak?,"
" dekat sini..aku je yang tak boleh peluk-peluk..., kesianlah kat aku..," Sam buat muka sedih.
" Sam!!!," Shima menjerit kecil. Malu bila Sam berkata begitu di hadapan mereka semua. Aryan dan Iman ketawa mengekek sambil di ikuti mereka semua.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience