~Bab 9~

Romance Completed 14748

Iman berhenti melangkah. Dia mengeluh panjang sebelum memusingkan badannya ke belakang.
" kau nak apa?,"
" tak ada apa..," Aryan mengangkat bahunya.
" takkan aku nak masuk dalam rumah pun kau nak ikut jugak?," Iman bertanya malas. Entah apa yang merasuk si Aryan, sampai sanggup mengekorinya pulang ke rumah.
" apa salahnya...aku lelaki..kau pun lelaki...takkan ada orang nak tangkap basah pulak...kecuali kau tu perempuan...," Aryan menjawab dengan muka sepuluh sennya.
" Lebihlah kau ni..dah..pergi berambus...aku nak rehat ni...," Iman menjeling sambil membuka pintu. ' Ehh...kenapa pintu aku tak kunci? aku lupa ke?,'
" Iman Hamani!!!!," belum sempat dia membuka pintu, ada seseorang menjerit nama penuhnya. Aryan dan Iman menoleh serentak.
" Zana!!?," Jelas riak terkejut di wajah Iman.
" Iman!!!..I miss you!!!...," Zana melompat dan memeluk Iman erat. Iman terkejut, tetapi Aryan lebih terkejut melihat adegan itu.
" Iman...Zana rindu Iman sangat-sangat...muah!!muah!!" Tanpa segan silu Zana mencium pipi Iman dan memeluk lelaki itu erat.
" Iman..kau..," Aryan terkelu. Iman pula terkebil-kebil melihat wajah terkejut Aryan.
" Iman, Zana banyak bawakkan hadiah dari Paris.., mama pun ada pesan barang untuk Iman..," Zana berkata ceria. Dia menoleh ke sisi, dan baru tersedar kehadiran Aryan di situ.
" Ehh..awak ni siapa? boyfriend Iman ke?," Zana bertanya lurus.
" Boyfriend?,"
" err...Aryan...kau balik dulu lah...aku ada hal dengan minah ni..," Iman berkata sebelum menarik tangan Zana masuk ke dalam rumah.
" Weyy..," Aryan terpinga-pinga sendirian. ' biar betul mamat ni...takkan dia dengan perempuan tu duduk serumah?... auntie Mas tau ke?...tak mungkin lah... aku tak percaya Iman macam tu...tapi..ahhh!!..lantak lah...bukan urusan aku pun...,' Aryan menggaru kepalanya yang tidak gatal. Dia masih terkejut dengan apa yang baru di lihatnya tadi. Perlahan-lahan dia melangkah ke arah lif. Entah kenapa, hatinya terasa sakit dan kecewa.

" Zana..kenapa kau tak bagitau nak balik?" Iman bertanya sebelum menghempaskan tubuhnya di sofa.
" alaaa..Zana saja je nak bagi surprise dekat Iman...tapi..sebelum tu...Zana nak tau juga..siapa mamat tadi?," Zana bertanya dengan wajah terujanya. Iman mengeluh sambil menutup wajahnya dengan topi.
" boyfriend Iman ea?," zana berbisik.
" banyak la kau punya boyfriend...tak kuasa aku..., dia tu anak Datin Zara...kawan Ibu.., dah dekat sebulan lebih mengacau hidup aku ni..." Iman melirik Zana yang setia mendengar.
" tapi...Iman dengan dia memang sepadan tau...cute sangat...hurmmm...," Zana berkata sambil membayangkan sesuatu.
"jangan nak bayang yang bukan-bukan ea Zana...aku nak mandi ni..badan dah melekit..," Iman bangun sebelum menuju ke biliknya.
" Jom mandi sama..,"
" Zana!!!," Iman membalikkan badannya dengan jelingan tajam, membuatkan Zana terkekek-kekek ketawa. Suka benar dia menyakat teman baiknya itu.

Datin Zara menghampiri Aryan yang duduk termenung di buaian berhampiran kolam. Entah apa yang di fikirkan anak bujangnya itu, sehinggakan tidak sedar dengan kehadirannya.
" tak mungkin..," Aryan berbisik dengan kening di kerutkan.
" apa yang tak mungkin Aryan? lagi tadi Mom tengok anak mom ni mengeluh aja..ada masalah ke?.." Datin Zara bertanya sambil melirik Aryan.
" Err...tak ada lah mom...,"
" selalunya bila balik dari kafe senyum sampai ke telinga...gaduh dengan tunang ke?," Datin Zara membelek pokok bunganya sambil melirik Aryan.
" tunang?," Aryan bertanya dengan riak terkejut.
" iya..tunang,.anak mom ni kan dah ada tunang...siapa ea namanya..Hamani?," Datin Zara pura-pura bertanya.
" macam mana mom tau? ni mesti Shima mengadu..," Aryan mengeluh.
" lain kali kalau nak bertunang dengan si Hamani tu...bagi tau mom awal-awal.."
" itu Iman lah..bukan Hamani...Ehh...kejap..kejap...,mom tau tak nama penuh Iman?," Aryan bertanya serius.
" kenapa?,"
" Aryan ada dengar orang panggil Iman...Iman Hamani..., itu nama penuh dia ke?," Aryan bertanya sambil menghampiri Datin Zara.
" ehhh...kenapa tanya mom?.... Aryan kan kawan baik dia...," Datin Zara tersenyum simpul.
" err...tak apa lah mom ....Aryan naik dulu...," Aryan meminta diri dan berlalu pergi.
" mom tau Aryan confuse.." Datin Zara berbisik dengan senyuman penuh makna.

" Tak..tak mungkin..aku salah dengar...,takkan lah nama dia Hamani...Iman Hamani...patutlah dia suruh panggil Hamani masa berlakon hari tu... nama sebenar dia ke?...ishhh...apa lah kau ni Aryan... Iman tu lelaki...takkan nama dia Hamani...Tapi.. awek dia jelas-jelas panggil Iman Hamani...arkhhh!!!...apesal mamat ni menganggu fikiran aku pulak!!," Arya menjerit geram sbelum meghempaskan tubuhnya di atas katil. Hatinya tidak tenang memikirkan identiti sebenar Iman. Perasaan curiganya semakin membuak-buak. ' sebenarnya kau harap yang Iman tu perempuan kan?..kan?..,' tiba-tiba ada suara berbisik di hatinya.
" mana ada..," bibirnya berbisik. ' tak payah nak nafikan...sejak kau peluk dia hari tu..kau dah mula sukakan dia...mengaku ajalah...' suara itu terus berbisik.
" tak mungkin..semua tu tak mungkin terjadi...Iman tu lelaki...tetap lelaki..," Aryan berkata dengan suara mendatar. Tiba-tiba telifonnya berbunyi, menandakan ada mesej baru masuk. Aryan terus bingkas bangun bila melihat nama Iman di skrin telifon.
~ kau jangan nak bayang lebih...dia kawan aku je... jangan nak tangkap basah aku pulak... pasal tadi, jangan bagitau ibu aku..., aku belum sedia nak cerita dekat kau...
Aryan mengeluh panjang. Entah kenapa, hatinya sedikit lega bila Iman memberitahu yang perempuan tadi hanya seorang kawan.
" aku ni gay ke?,"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience