~Bab 3~

Romance Completed 14748

" apa yang kau buat dekat sini?," Iman bertanya curiga bila setiap hari Aryan datang ke kafe. Naik rimas pun ada, bila lelaki itu asyik mencarinya.
" aku nak minum lah...takkan nak main bola pulak..," Aryan menjawab selamba. Entah kenapa, dia jadi ketagih minum kopi di kafe milik kawan baik mommynya itu.
" Ha..ha...tak lawak.., nak minum apa?" Iman malas melayan kerenah Aryan. Lelaki itu acap kali mengajaknya berbual, tetapi dia tidak rajin melayan.
" kau ni jenis tak banyak cakap ea? puas aku ajak berborak...," Aryan tidak puas hati.
" apa yang kau nak borakkan?.. aku tengah kerja.., kalau kau nak berborak sangat...bawak lah member kau datang sini...,awek ke...," Iman menjawab sambil memandang Aryan dengan pandangan malas.
" berborak macam biasa lah..aku lelaki..kau pun lelaki...borak pasal bola ke..kereta ke...bisnes ke..kalau awek..aku tak layan...perempuan ni leceh sikit..," Aryan berkata selamba. Dia juga pelik, kenapa dia berasa selesa untuk berbual dengan Iman. Mungkin cara lelaki itu yang bersahaja, membuatkan dia lebih terbuka untuk berbicara.
" erk..lupakan je lah...aku bukan jenis suka berborak...cepatlah..kau nak minum apa?.." Iman mengeluh perlahan.
" ajak berborak pun susah...bagi aku kopi arabica...lebih creamer..," Aryan menjawab sedikit hampa.

Iman menggaru kepalanya yang tidak gatal. Kunjungan Mastura dan Idris di apartmentnya itu agak janggal. ' patutlah dari tadi aku rasa tak sedap hati,'.
"kalau Iman tak pergi, tak boleh ke ibu?,"
" mana boleh tak pergi...Uncle Ridwan tu nak jumpa Iman..bukan Baba dengan Ibu.., kami ni sekadar escorts je..." Mastura menjawab.
" aduhhh..., ibu pun tau kan..Iman tak biasa jadi tetamu orang kaya ni..., banyak sangat etika..," Iman menyandarkan belakangnya di sofa. Idris dan Mastura saling berpandangan.
" Iman tak payah risau, Ibu dah bagitau Uncle Ridwan dengan Auntie Zara yang Iman tak selesa jamuan formal..,"
" so..baba dengan Ibu je lah yang wakilkan Iman..,"
" nope!!...Uncle Rid tetap juga nak jumpa anak baba ni..dia nak ucapkan terima kasih pada Iman, sebab selamatkan dia tempoh hari..," Idris mula bersuara.
" alaaa...baba..please..,"
" no..no..wajib pergi..," Idris menjawab sambil meggelengkan kepalanya.
" Ibu!!,"
" no more excuse...ingat ye..malam ni pukul lapan... nanti baba dengan ibu ambil dekat bawah..jangan tak bersiap pulak..," Mastura berkata tegas sebelum bagun dari duduknya. Idris turut mengekori isterinya yang sudah menapak ke pintu.
" tak nak!!!," Iman menjerit sebelum terbaring di sofa. Mastura dan Idris saling tersenyum.

Aryan memandang Iman yang segak berseluar jeans hitam dan memakai hodie warna sama, manakala T-shirtnya pula berwarna putih. Kali ini dia dapat melihat dengan jelas rambut Iman. Selalunya, lelaki itu menyembunyikannya di balik topi.
" Iman!!," Aryan menjerit bila Iman leka menatap skrin telifon. Lelaki itu mendongak sebelum melihatnya dengan pandangan pelik. Aryan tersenyum sumbing.
" apesal kau ada dekat sini?" Iman terus bertanya.
" well...daddy yang arahkan aku untuk ambil kau dekat sini..dia nak pastikan yang kau sampai depan rumah dia..," Aryan menjawab sambil merenung wajah Iman yang putih bersih. ' kalau rambut panjang, sebiji macam perempuan.., mesti cun..ishh!!!..apa yang kau fikir ni Aryan,' Iman pelik melihat Aryan yang menggelengkan kepalanya tiba-tiba.
" kau tak payah nak sembang...aku tunggu baba dengan ibu aku...,"
" tak payah nak tunggu sangat..dieorang dah selamat sampai dekat rumah daddy...silap-silap tengah berborak sakan.., kalau kau tak percaya boleh lah call dieorang..," Aryan berkata sambil bersandar di kereta Audi A5 miliknya. Iman mengeluh berat.
" iyalah..aku naik kau..," Iman menjawab malas.

Iman senyum dalam terpaksa bila Datin Zara menyapanya. Dia memang tidak biasa menghadiri jamuan seperti itu. Bukanya dia sombong, tetapi dia tidak pandai berkomunikasi dengan baik bila di tanya. Sebab itu dia lebih selesa mendiamkan diri.
" untungnya auntie dapat berkenalan dengan Iman, kalau ada masa lapang..datang lah selalu ke rumah auntie.., Aryan pun tak ramai kawan.., lagi-lagi kawan perempuan.., dia ada masalah sikit dengan perempuan ni..," Datin Zara berkata ramah.
" Mommy!!...," Aryan memandang Datin Zara penuh amaran. ' mommy aku ni pun..., takkan semuanya nak cerita dekat Iman..,'.
" betul lah apa yang Mommy cakap.., berapa kali dah kamu putus cinta.., tak kesian ke dekat mommy ni? dah lama teringin nak timang cucu..." Datin Zara tidak menghiraukan tatapan tajam Aryan padanya.
" sama lah kita Za, aku pun tak tau bila merasa timang cucu ni.., entah sempat ke tidak..," Mastura turut menyokong kata-kata Datin Zara. Iman membulatkan matanya sambil memandang Mastura dengan pandangan geram. 'wah..wah..meriah betul ibu aku...patutlah dia berkawan baik dengan datin Zara ni...dua-dua sama perangai..,' Iman membebel dalam hati.
" Bro..jom ikut aku, lagi lama kita dekat sini, melayang terus semangat nak hidup..," Aryan menepuk bahu Iman dan mengajaknya pergi. Iman segera bangun dan mengekori Aryan menuju ke kolam.Datin Zara dan Mastura saling berpandangan.
" tak apa ke Za?," Mastura bertanya bimbang. Almaklumlah, anaknya itu jarang sekali bergaul dengan luar.
" biarlah Mas, pandai lah masing-masing bawa diri..," Datin Zara menjawab sambil tersenyum penuh makna.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience