~ Bab 11~

Romance Completed 14748

Kali ini dia mengenakan dress labuh berwarna peach berlengan panjang. Baju itu di berikan oleh Aryan untuk sesi lakonan kedua mereka. Iman membelek cincin di tangannya. Semalam dia mengikuti Aryan mencari cincin untuk di jadikan cincin tunang. Puas dia membebel bila Aryan membeli cincin yang agak mahal.
" bukannya nak bertunang betul-betul pun...si Aryan ni memang gila...beli ajalah cincin dua ringgit.." Iman membebel sebelum mencapai telifonnya yang berbunyi nyaring.
" ermm...jangan risau lah..aku dah siap ni...kau tunggu aja dekat bawah...," talian di matikan.
" okay...ini last aku tolong kau Aryan...lepas ni..anggap je kau tak kenal aku..," Iman menarik nafas dalam-dalam dan menghembus perlahan-lahan. Dia perlu berjaya membawa wataknya hari ini.

Suasana di kereta agak sunyi. Sedari tadi Aryan membisu di sebelahnya. Wajahnya juga serius. ' ehh..kenapa pulak mamat ni? semalam okay aja...kena sampuk jembalang ke apa? takkan nak buat muka macam tu pergi office?..,' Iman berkata dalam hati Dia sedikit resah. Bukan apa, dia tidak mahu lakonan mereka hari ini gagal seperti sebelumnya. Dia tidak mahu terikat dengan Aryan lagi.
" Ehh...ni bukan arah ke office..," Iman melihat sekelilingnya.
" mana kau nak bawak aku ni Aryan?," Iman bertanya bimbang. ' Ah sudah...memang betul lah dia dah kena sampuk dengan jembalang...,'.
" Woii...aku tanya ni...," Aryan tetap di membisu. Iman mati kata. Dia mula di pagut rasa takut.

" dah sampai...turun cepat..," Aryan memberhentikan kereta di hadapan sebuah banglo mewah. Iman terkebil-kebil memandang wajah Aryan.
" cepat lah...semua orang dah tunggu kita...ibu dengan baba kau pun ada dekat dalam..," Aryan tidak menghiraukan wajah Iman yang penuh tanda tanya.
" ibu..baba?,"
" iya...cepat lah.., ke nak aku angkat kau masuk?," Aryan bertanya selamba.
" Tapi..aku pakai..,"
" kalau kau banyak bunyi lagi..aku angkat kau betul-betul..," kalai ini Aryan mengugut pula. Iman merengus geram.
" okay..okay..aku masuk..tapi kau kena jelaskan semuanya dekat dieorang... kenapa aku pakai macam ni...," Iman berkata sebelum keluar dari perut kereta. Aryan mengangguk sebelum menarik tangan Iman masuk ke dalam rumah.

" Ya Allah..anak ibu ni kenapa lambat sangat?..risau ibu tau..cepat sini..ibu pakaikan veil..," Mastura menarik tangan Iman yang masih terpinga-pinga. Semua mata tertumpu padanya sambil tersenyum-senyum. Datin Zara dan Datuk Ridwan turut berada di situ.
" ibu..kenapa ni?," Iman berbisik.
" ishh..Iman tak tau ke?..hari ni kan Aryan dengan Iman bertunang...kenapa tak bagitau ibu awal-awal yang Aryan dengan Iman nak bertunang? boleh Ibu buat persiapan...nasib baik Datin Zara tak kisah buat majlis ringkas...," Mastura menjawab dengan wajah ceria.
" what!!??..," Iman terkejut beruk.
" ishh..jangan jerit..malu orang dengar..,"
" ibu...apa ni?..Iman ni kan..,"
" Iman..terima ajalah...Aryan betul-betul ikhlas terima Iman seadanya...ibu dengan baba pun dah jelaskan keadaan Iman pada dia...Aryan pun lega bila tau perkara sebenar..."
" tapi Ibu..,"
" sampai bila Iman nak mengelak dan jadi orang lain? Ini bukan diri Iman yang sebenar...walaupun Iman berusaha nak jadi lelaki...orang tetap akan nampak sifat asli Iman...cubalah terima hakikat itu..," Mastura memujuk lembut sambil mengusap bahu Iman. Anaknya itu tidak menjawab dan menunduk ke lantai.
" Mas..bawa Hamani ke pelamin.., kita dah nak start ni..," Datin Zara berbisik sambil menghadiahkan senyuman pada Iman.
" Iman ikut kata ibu ya..jangan malukan Ibu dengan baba...," Mastura memeluk erat anak angkatnya itu.

Dia menjeling Aryan yang tersenyum meleret di sebelahnya. Sakit hati bila mengetahui segala rancangan lelaki itu bersama kedua orang tua mereka. ' lagi dua bulan kau nak jadi laki aku? memang tak lah...jangan harap!!!!,' Iman menjerit dalam hati.
" sayang..jangan jeling-jeling abang macam tu...," Aryan berbisik.
" aku rasa macam nak tumbuk-tumbuk aja muka kau sekarang...," Iman membalas dengan giginya di ketap geram.
" tumbuk lah..tapi tumbuk dengan kasih sayang..," Aryan ketawa mengekek bila Iman membutangkan mata. Marah pun comel. Kali ini, tiada lagi keraguan di hati setelah Mastura dan Idris menceritakan segalanya.
" tak apa...kau tunggu semua ni selesai...aku kerjakan cukup-cukup...," Iman berkata dengan wajah memerah. Malu bercampur geram. Dia malu bila rahsia yang di simpan selama ini di ketahui Aryan. Geram, bila lelaki itu pandai berlakon di hadapannya.
" Iman!!!...tahniah!!!...," Zana menjerit teruja sebelum memeluk Iman erat.
" kau pun sama naik ea...., aku tak nak kawan dengan kau lagi..., pergi balik Paris sana...," Iman menolak tubuh Zana.
" alaaa...jangan marah Zana...Ibu yang minta tolong Zana...tak kan Zana nak tolak..lagi pun semua ni demi kebaikan Iman dan Aryan juga..., kan Zana dah kata..korang berdua ni comel...," Zana berkata ceria. Bahagia sungguh dia melihat Iman berpakaian seperti itu. Siapa yang tahu, dia pulang ke Malaysia untuk melihat teman baiknya bertunang.
" Zana..doakan kiteorang ea...," Aryan berkata sambil melirik wajah Iman yang masam mencuka.
" mestilah..., Iman Hamani...jaga perangai elok-elok tau..., jangan sampai Aryan lari..,"
" aku yang rasa nak lari sekarang..., eii..rimas lah...mana Ibu?..berapa lama lagi aku nak pakai baju dengan slendang segala bagai ni?.. dengan rambut palsu lagi...," Iman mula menggaru tengkuknya.
" jom ikut abang...," Aryan menarik tangan Iman.
" wo hoo....kau jangan nak lebih...geli aku bila kau nak berabang-abang ni..please lah...guna bahasa yang biasa kau guna...kalau tak aku tak nak bercakap dengan kau lagi...," Iman menarik kembali tangannya.
" okay..okay...kau kata rimas kan tadi...jom ikut aku..," Aryan mengalah.
" nak pergi mana pulak?," Iman bertanya curiga. Lelaki itu bukan boleh di percaya lagi. Entah apa pula muslihatnya kali ini.
" ikut ajalah..ke kau nak pakai baju ni sampai petang..,"
" Iman ikut je Aryan...nanti Zana bagitau Ibu..," Zana tersenyum senang melihat kemesraan mereka berdua.
"iyalah... nak pergi mana?,"
" jom..,"

" Arkhhh!!!!..,"
" Shima...sudahlah tu..," Datin Mona memujuk anak kesayangannya.
" no mama...Shima tak boleh terima..., mesti perempuan tu dah guna-gunakan si Aryan...tak mungkin Aryan cintakan dia...," Shima berkata dengan wajahnya yang sembab dek air mata.
" jangan siksa diri...Shima pun taukan yang Aryan tak pernah ada perasaan pada Shima?..dari dulu lagi mama dah ingatkan, tapi Shima tetap juga berdegil... biarlah dia pilih siapa yang dia suka...Shima tak boleh paksa dia untuk sukakan Shima...," Datin Mona memujuk lagi.
" tapi..Shima tak boleh lupakan dia..Aryan satu-satunya lelaki yang Shima cinta...bukan senang nak buang perasaan ni mama..., Shima tak kira...nak tak nak Aryan tetap akan jadi milik Shima..titik!!," Shima berlari anak menaiki anak tangga ke biliknya. Dia nekad, walau bagaimana cara sekali pun, dia tetap akan merebut kembali Aryan dari Hamani. Dia yakin, Aryan tidak mencintai Hamani sepenuh hati.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience