21. Kelahiran dua malaikat kecil

Romance Completed 6852

Sore berganti malam, malam berganti pagi, sosok wanita dengan wajah pucat dan tubuh yang terkulai lemas itu belum juga melewati masa kritis nya, ia begitu nyenyak dalam tidur nya, berbagai usaha telah di lakukan dokter dengan menyuntikkan beberapa obat untuk memulihkan kondisi nya namun sayang semua itu tak berarti apa-apa.

Giorgio terus saja menatap pintu ruangan ICU, melihat kondisi Azkila yang seperti itu hati nya seperti terkoyak koyak. Masih teringat jelas bagaimana ia melihat sang adik yang merintih kesakitan melalui rekaman CCTV yang di berikan Rico.

"Kila pasti baik-baik saja, Gi." Rico menepuk bahu sahabat nya yang terlihat begitu mengkhawatirkan Azki.

Gio mengangguk begitu saja tanpa senyuman atau basa basi apapun pada sahabat nya, pikiran nya jauh berkelana mengingat perkataan dokter mengenai kondisi Azki yang tak menunjuk kan jika ia akan segera sadar dan melewati masa kritis nya.

'Kila, bangun sayang. Jangan buat kakak maupun Ayah khawatir seperti ini, terlebih sekarang kamu memiliki dua malaikat kecil yang begitu tampan dan juga cantik.'

Gio memejamkan kedua mata nya bersamaan dengan bulir air mata yang lolos begitu saja. Rico dan lain nya menatap iba melihat kerapuhan pada sosok Giorgio yang biasa nya terlihat cuek dan dingin. Mereka juga merasakan apa yang saat ini sedang di rasakan oleh Gio dan Ayah nya. Meski Gio memiliki sifat yang begitu dingin dan tak tersentuh namun di balik sifat nya itu ada sebuah cinta dan kasih sayang yang begitu besar untuk adik semata wayang nya.

Ia begitu menjaga Azki untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan diri Azki sendiri, sering kali kedua kakak beradik itu berselisih paham, Azki yang biasa nya hidup bebas tak pernah menerima jika setiap kali ia di ikuti oleh para bodyguard suruhan sang kakak, sifat posesif yang di tunjukan Gio membuat mereka kerap kali adu mulut dan saling mendiami.

Pagi berganti sore, waktu telah menunjukkan pukul empat, di mana para perawat akan mengambil alih kedua bayi kembar itu namun keyakinan Gio akan Azki yang akan tersadar membuat pria itu menolak ketika perawat hendak mengambil alih bayi kembar tersebut dari tangan Nayara dan juga Ayah nya. Sejak kelahiran kedua bayi kembar itu Gio belum juga memeluk atau pun menggendong kedua bayi itu.

"Pergilah! mereka akan tetap di sini bersama saya." ucap Gio saat sudah masuk ke dalam ruangan VVIP tersebut setelah melihat kedua perawat itu masuk terlebih dahulu.

"Baik Tuan." ucap kedua perawat itu dengan takut takut.

"Rico antar Ayah dan lain nya kembali ke mansion, biar aku yang menunggu di sini." titah nya kepada sang asisten sekaligus sahabat nya.

"Biarkan Nay menemani kakak di sini." tawar Nay dengan hati-hati.

"Terima kasih, tapi aku tidak menerima penolakan! kalian bisa kembali kesini esok hari, istirahat lah terlebih dahulu." tolak Gio sehalus mungkin, ia cukup bahagia ketika tau Azki memiliki sahabat seperti Nay, Baron dan juga Fadel.

"Baiklah kak, jika ada apa-apa kabari kami secepat nya." Nay yang biasa nya ceplas ceplos kini sedikit menjadi pendiam dan selalu menuruti apa perkataan Gio.

Setelah kepergian semua orang kini tinggal Gio lah di ruangan yang terdapat dua box bayi, perlahan lahan ia melangkah mendekati kedua box bayi tersebut, Gio tak percaya jika adik kecil nya bisa melahirkan dua bayi dengan paras tampan dan begitu cantik, lagi-lagi rasa haru bahagia membuat mata nya memanas. Ia menangis ketiga memandangi kedua bayi tersebut.

'Bu, kau pasti sedang tersenyum di atas sana ketika melihat mereka berdua, mereka bayi yang cantik dan tampan Bu, andaikan Ibu dan Sila ada di sini bersama kami, kita pasti akan sangat bahagia, Gio janji akan menjaga Kila, Ayah dan juga kedua cucu Ibu. Gio harap Ibu dan Sila bahagia di sana.' gumam Gio dengan bulir air mata yang terus saja meluncur tanpa mau di tepis nya.

Tok..

Tok..

Mendengar ada yang mengetuk pintu ruangan itu, Gio segera menepis bulir air mata itu dengan punggung tangan nya, ia tidak mungkin membiarkan seseorang melihat ia dalam keadaan seperti ini.

"Masuk!"

"Selamat sore Pak. Saya akan melakukan beberapa observasi kepada kedua bayi kembar Nyonya terlebih, setelah nya apa bapak bisa mengantikan Nyonya untuk melakukan skin to skin kepada kedua bayi tersebut, karena itu sangat di anjurkan setelah kelahiran bayi." jelas sang dokter panjang lebar.

"Baik, apa yang harus saya lakukan terlebih dahulu?" Gio menyetujui permintaan sang dokter.

"Bapak duduk lah terlebih dahulu dan tolong lepaskan kemeja bapak." jelas sang dokter lagi.

Gio pun perlahan mulai melepas kancing kemeja nya, kini tubuh sixpack nya terpampang di depan tiga orang itu, Gio tak merasa malu akan ada orang yang melihat tubuh bagian atas nya karena ia kerap sekali melakukan gym dengan bertelanjang dada. Setelah melakukan beberapa observasi kepada kedua bayi tersebut, perlahan lahan dokter menggendong salah satu bayi dan memberikan nya kepada Gio.

"Bapak bersandar saja."

Gio pun mengikuti instruksi dari sang dokter. Gio menatap manik bayi mungil perempuan yang sedang terlelap di dada bidang nya.

"Bagus Pak, bayi perempuan itu terlihat nyaman berada di gendongan bapak. Tunggu beberapa saat lagi setelah nya kita akan menganti posisi dengan bayi laki-laki yang akan melakukan skin to skin." seru sang dokter merasa takjub melihat kenyamanan sang bayi ketika berada di dalam dekapan Gio.

"Selamat datang di dunia putri kecil Ayah, SENASYA INDIRA RAHZHEDA." ucap Gio begitu bahagia, nama yang ia sematkan kepada bayi perempuan itu begitu bermakna.

Setelah nya Gio pun kembali menaruh bayi perempuan itu kedalam box semula dan kembali mengambil alih bayi laki-laki dengan garis wajah mendominasi akan Ayah dari sang bayi, pria yang begitu di benci Gio.

"Selamat datang pria tampan kesayangan Ayah, SEAN MAXMILLE RAHZHEDA." seru Gio dengan mendarat kan kecupan berulang kali ke wajah tampan bayi laki-laki tersebut.

Bayo laki-laki tampak tersenyum ketika nama nya di sebutkan, Gio terpana melihat senyuman bayi mungil itu.

"Kau begitu tampan Nak, kelak kau harus membantu Ayah untuk melindungi Mommy dan juga kakak perempuan mu, yah. Kau harus menjadi pria tangguh dan hebat." Bayi kecil itu kembali tersenyum seakan mengerti dengan apa yang di ucap kan Gio. Gio mendekap bayi kecil itu dengan penuh kasih sayang.

Setelah semua prosedur skin to skin selesai, dokter dan juga kedua perawat itu pun pamit dan berlalu keluar dari ruangan itu. Tak berselang lama tampak Rico kembali datang.

"Gi, makan dulu. Sejak kemarin kau belum makan dan sudah beberapa waktu perut mu tidak ada asupan apapun." ajak Rico sembari menghidangkan dua kotak makanan untuk mereka santap.

Gio pun melangkah mendekati Rico dan ikut duduk menyantap makan malam mereka.

"Apa pria itu masih saja mencari informasi keberadaan Kila?" tanya Gio di sela-sela kunyahan nya.

"Yes! tekad untuk menemukan Kila sungguh di luar ekspetasi kita, dengan kekuasaan yang ia miliki ia mengerahkan seluruh antek-antek nya untuk mencari Kila di berbagai belahan dunia. Tapi kau tak perlu khawatir semua akses informasi mengenai Kila, Paman dan kedua sahabat nya sudah di tutup oleh Nayara." balas Rico.

Mendengar penuturan Rico, Gio tersenyum sinis, ia bertekad untuk membalaskan rasa sakit hati keluarga nya kepada keturunan Toricelly seperti menjauh kan Khenet dengan kedua anak nya, kehilangan akan sosok Sila hampir membuat Azki menjadi seperti orang gila hingga wanita itu mengalami depresi berat ketika tau kembaran nya di bunuh dengan sangat sadis.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience