Setelah mengatakan ultimatum Azki pun segera berjalan keluar namun belum sepenuh nya kaki Azki keluar dari ruangan itu ia kembali berucap dengan tegas.
"Rapat internal hari ini telah berakhir, kalian bubar lah! ke depan nya jika saya menemukan hal seperti ini lagi, kalian akan tau akibat nya. Rapat internal ke depan nya jika tidak ada pemberitahuan kepada saya kalian saya anggap sebagai penghianat perusahan, dan mulai hari ini apapun yang berkaitan dengan perusahaan harus ada persetujuan dari saya. Apa kalian mengerti?" tegas Azki dengan dingin nya dan berlalu keluar dari ruangan itu sebelum mendengar jawaban dari pada dewan direksi.
Jerry mengepalkan tangan nya erat-erat, ia tidak menyangka jika Azki akan mempermalukan diri nya di depan para dewan direksi, tanpa memperdulikan tatapan para dewan direksi, Jerry segera berlalu keluar di ikuti sang sekertaris.
Azki duduk menyandarkan kepala nya di kursi kekuasaan nya, ia memejamkan mata, tanpa terasa bulir air mata mulai jatuh di pipi nya, ia tidak menyangka jika pria yang begitu di sanjung oleh diri nya menorehkan luka yang amat dalam di hati nya, malam di mana ia memergoki suami nya bercumbu kembali melintas di pikiran nya, ia tidak menyangka jika Jerry adalah pria yang begitu brengsek.
Braakkk
Jerry dengan kemarahan nya mendobrak pintu ruangan Azki, ia berjalan mendekati Azki yang masih saja memejamkan mata nya, dengan satu hentakan ia menarik Azki hingga wanita itu berdiri di depan nya.
"Berani nya kau mempermalukan aku, Azki!" marah Jerry dengan tangan yang sudah melayang di udara dan menampar Azki.
Plaakk
Azki mengelus pipi nya, ia belum bereaksi apapun dengan setiap perlakuan Jerry terhadap nya.
"Jika bukan karena diriku, perusahaan ini sudah lama bangkrut Azki. Apa kau sungguh ingin membuat ku marah?" teriak Jerry tepat di depan wajah Azki.
Azki memejamkan mata nya sepersekian detik lalu membuka pejaman mata nya lagi. Kini sorot kelembutan tak lagi terlihat di manik mata nya, Jerry tertegun melihat sorot mata dingin dan penuh kebencian dari wanita yang sangat di kenal nya, namun ia mencoba tenang.
"Apa sudah cukup kau bicara, hah?" kali ini Azki meneriaki Jerry dengan suara meninggi. "Sejak perusahan ini di dirikan, tak sekali pun perusahan ini goyah di bawah naungan Ayah ku, dan apa maksud kamu mengatakan jika banyak dana perusahan yang kau gunakan bersama wanita lain, itu maksud dari kau mengembangkan perusahan?" kali ini Azki tak dapat membendung rasa sakit hati nya, keluar sudah unek-unek di hati nya, lega sekali itu yang di rasakan Azki saat ini.
Jerry tercengang mendengar ucapan Azki, namun ia mencoba tenang tidak ingin memperlihat kan kegugupan nya di depan Azki.
"Kau menuduhku selingkuh dan mengatai aku yang telah menggelap kan uang perusahan, apa mau pikir aku semiskin itu, hah! apa kau punya bukti mengenai omong kosong kamu barusan?" elak Jerry dengan marah.
"Sudahlah Jerry, aku capek berdebat dengan kamu. Tapi satu yang perlu kau ingat, mulai detik ini perusahan akan ku kendalikan sendiri, jika saja aku menemukan kejanggalan lagi tak akan aku biarkan orang itu menghancurkan kerja keras Ayah ku, termasuk dirimu atau siapa pun!" ucap Azki dengan menekan ucapan terakhir nya.
"Sungguh kau istri yang tidak berbakti Azki, mana mungkin kau menuduh suami kamu sendiri sebagai seorang pencuri dan suka berselingkuh." Jerry berucap dengan suara meninggi.
Namun Azki tak lagi menggubris ucapan suami nya lagi, ia memilih kembali fokus pada berkas di depan nya.
"Azki!" geram Jerry saat Azki tak menganggap nya ada, dengan kasar Jerry menarik lengan Azki hingga wanita itu meringis kesakitan.
"Ikut dengan ku, kau harus mendapatkan hukuman karena kau sudah lancang dengan suami mu sendiri!" ucap Jerry dengan menarik paksa Azki yang duduk di kursi nya, Azki hanya membiarkan apa yang di lakukan Jerry, ia ingin lihat apa yang akan di lakukan Jerry, dan ia berjanji tidak akan membiarkan sedikit pun tubuh nya di sentuh oleh Jerry. Sudah cukup kesabaran nya selama ini.
Jerry membawa Azki ke kamar pribadi Azki yang berada di balik lemari buku. Azki tampak mengerutkan alis nya, pasal nya selama ini tidak seorang pun yang tau mengenai kamar pribadi nya termasuk Jerry namun ini, Azki mencoba mengingat segala nya, ia tidak pernah menceritakan ruang pribadi nya atau pun mengajak Jerry masuk kesana. Kali ini kecurigaan Azki lebih kuat, jika Jerry bukan datang bekerja di perusahan nya, namun pria itu diam-diam mengeledah ruangan nya.
'Baik, akan ku ikuti alur mu , Jerry!' membatin Azki dengan tersenyum miring.
Tepat saat kombinasi angka di masuk kan pintu itu pun terbuka, Azki tercengang melihat kondisi kamar itu yang cukup berantakan, bantal dan guling berceceran di lantai, Azki tersenyum sinis. Ternyata ruang pribadi nya di jadikan tempat pelampiasan nafsu oleh Jerry dan Vania.
Jerry mendorong tubuh Azki ke arah ranjang, Azki yang tidak siap pun terperosok dengan kuat di atas ranjang. Melihat Azki yang diam tanpa ada rasa takut membuat darah Jerry mendidih, dengan satu tarikan ia menarik paksa ikat pinggang nya setelah terlepas ia pun hendak mencambuk Azki namun dengan sigap Azki menahan ikat pinggang itu dengan satu tangan nya.
"Apa kau pikir aku akan diam saja saat kau menindas ku?" tanya Azki dengan tatapan tajam dan begitu mengintimidasi. "Berhentilah bersikap seolah olah kau suami yang baik, jangan kau pikir aku tidak tau apa yang kau lakukan selama ini di belakang ku, Jerry. Aku tau semua nya, aku hanya mencoba mempertahan kan rumah tangga kita, namun apa yang kau lakukan, kau makin membuat aku tau mengenai siapa diri kamu sebenarnya." keluar sudah unek-unek di hati nya, sakit itu yang saat ini di rasakan Azki, ia berjanji untuk tidak menangis mengingat pengkhianatan suami dan keluarga nya sendiri.
"Bagus jika kau tau segala nya, jadi aku tidak perlu berpura pura lagi." balas Jerry dengan tersenyum puas.
Jerry pun melangkah lebih dekat ke arah Azki, ia pun menunduk kan sedikit tubuh nya lalu berbisik di telinga Azki.
"Vania hamil, karena rasa bahagia ku, aku akan melamar Vania tepat saat ulang tahun nya lusa nanti." bisik Jerry dengan tersenyum miring. Setelah membisik kan beberapa kata Jerry pun berlalu pergi dengan tawa khas seorang psikopat.
Azki mematung, dada nya terasa begitu sesak, lidah nya terasa keluh dan jantung nya berdebar tak beraturan. Bukan karena sakit hati atas apa yang di katakan Jerry mengenai diri nya akan melamar Vania, namun kata hamil membuat Azki tak percaya, seketika raut wajah nya menjadi dingin di ikuti dengan tawa mengerikan.
"Dasar pria bodoh, ternyata Vania cerdik juga. Tunggu pembalasan ku." gumam Azki dengan mengepalkan tangan nya.
Share this novel
menunggu kelanjutan...