Azkila merasa jijik mendengar desahan yang terus menerus bergema di kamar tamu itu, ia memilih pergi dari sana, dengan cepat ia berganti pakaian, mengenakan dress selutut yang memamerkan kemolekan tubuh nya yang begitu menggoda, membuat ia tersenyum puas. Setelah merasa cukup, Azkila pun meninggalkan rumah nya. Ia mengendarai mobil nya membelah jalanan yang cukup sepi di larut malam, tak membutuh kan waktu lama, mobil nya terparkir tepat di sebuah club malam. Dengan gaya anggun ia turun, seorang keamanan mendekati diri nya, dan Azkila pun memberikan kunci mobil nya kepada pria tersebut.
Setelah mendapatkan kunci mobil nya kembali, Azkila pun segera masuk ke dalam, dentuman musik menggema di ruangan besar itu, Azkila mengedarkan pandangan nya, ia tak ingin ada anak buah Ayah nya di sana. Setelah memastikan aman, ia pun berjalan ke salah satu sofa yang tampak tak berpenghuni. Seorang waiters menghampiri nya, Azkila pun memesan banyak minuman, malam ini ia ingin menghilangkan rasa sakit hati nya dengan meminum minuman beralkohol hingga ia tak sadarkan diri, itu pikir nya.
Di sinilah Khenet sekarang, di club Beverly milik nya sendiri. Kedatangan Khenet bukan untuk bermain wanita, melainkan datang untuk memantau pergerakan musuh nya, Alexander Kimberly. Satria pun duduk di samping nya, menatap para wanita yang sedang asik berjoget ria.
"Emang lo enggak mau main sama mereka.?" Satria menggelengkan kepala nya.
Khenet menatap Satria yang hanya berekspresi datar menatap banyak nya perempuan yang berpakaian seksi.
"Jangan bilang kalau lo gay?" tebak Khenet membuat Satria mendelik kaget.
"Ya Tuhan mana mungkin, saya juga masih normal seperti pria pada umumnya." bantah Satria atas tebakan bos nya.
"Terus kenapa lo kayak nggak selera gitu liat mereka?" tanya Khenet lagi ingin tau.
"Anda sendiri kenapa tidak selera sama mereka yang begitu banyak mendekati anda?" Khenet terdiam saat Satria membalik kan ucapan nya.
"Karena gue paling benci dengan nama nya perempuan, bagi gue perempuan itu adalah pengkhianat." gumamnya sembari menenggak wine nya.
Satria mengangguk paham.
"Lalu apa anda akan terus seperti ini? Anda membutuh kan seseorang untuk menemani keseharian anda. Tidak ada salah nya jika anda mencoba nya bukan?" kata Satria memberi saran.
"Aku sudah mencoba nya." balas Khenet membuat Satria menyemburkan wine nya membuat Khenet mendengus sebal.
"Tunggu, sejak kapan?" tanya Satria tak percaya, pasal nya sejak 8 tahun mengikuti Khenet, baru kali ini ia mendengar ucapan itu.
Satria menatap wajah Khenet yang terlihat begitu tenang dan seperti orang yang sedang kasmaran. Sejak mereka masuk, ada seorang wanita cantik yang duduk di sudut ruangan terus saja menarik perhatian Khenet. Pasal nya dari sekian banyak wanita yang sedang asik berjoget ria, hanya wanita itu lah yang duduk tenang sembari menikmati wine nya. Bagi Khenet wanita itu sangat lah cantik dan menggemaskan di mata nya.
Deg
Hati Khenet berdesir hangat dan berdetak cepat saat tatapan mereka bertemu meski hanya sekilas.
Satria yang begitu penasaran dengan arah pandang sang bos langsung bertanya.
"Bos, wanita mana yang anda tatap dengan sejuta cinta itu?" tanya Satria sembari mencari wanita yang menurut nya bisa menarik perhatian dan atensi sang bos.
"Dapatkan wanita itu untuk ku," perintah nya.
Satria mengikuti arah yang di tunjuk sang bos, ia mematung melihat sosok tersebut, ia tidak mungkin salah liat kan, itu benar-benar Azkila sepupu nya.
'Sejak kapan Azkila suka dengan tempat ini? di mana Jerry si pria brengsek itu? jangan bilang jika Azkila sudah tau apa yang di lakukan Vania bersama Jerry di belakang nya. Oh ya ampun!' membatin Satria tak percaya mendapati sosok yang sangat anti dengan club malam itu ada di sini di tempat yang sama dengan diri nya.
Melihat Satria yang melamun membuat Khenet kesal.
"Jangan mendambakan wanita itu, jika kau masih sayang dengan nyawa mu!" desis Khenet dingin, saat mendapati Satria yang menatap wanita pujaan nya sebegitu nya.
"Bos, saya akan mencari wanita lain untuk anda, tapi tidak dengan wanita itu." balas Satria takut-takut.
"Apa dia wanita mu?" sindir Khenet.
"Bukan bos, tapi wanita itu Azkila, dia wanita bersuami dan sebenarnya wanita itu sepupu satu kali saya." jelas Satria yang tidak ingin kena amarah sang bos, ia pun tidak ingin Azkila tau mengenai keberadaan nya.
"Aku tak mau tau, apapun cara nya dapatkan wanita itu untuk saya." tekan Khenet yang tak ingin menyerah, pikir nya hanya Azkila lah yang berhasil mengikis kebencian akan diri nya pada sosok yang di sebut perempuan.
Satria menghembuskan nafas nya pelan, persembunyian nya selama hampir 9 tahun akhir nya berantakan karena ulah nya sendiri yang menawarkan sang bos untuk datang kesini. Ia pun pasrah dengan kenyataan yang akan membuat penyamaran nya terbongkar. Dengan langkah gontai ia berjalan menuju tempat yang di duduki Azkila sepupu nya.
Azkila menatap kaget ke arah pria yang berdiri di depan nya, berulang kali ia mengucek mata nya, ia sangat merindukan sosok di depan nya. Tak kuasa menahan rindu, Azkila pun berhamburan kedalam pelukan pria itu.
"Kemana saja kakak selama ini? Azki sangat merindukan kakak." ucap nya saat sudah berada dalam dekapan Satria.
"Maafkan kakak, Azki. Ayo duduk dulu, ada yang ingin kakak bicarakan kepada kamu." balas Satria sembari menuntun Azkila duduk kembali.
Azkila mencoba mencerna perkataan Satria, ia bingung dengan perubahan wajah Satria yang seperti menyembunyikan sesuatu terhadap nya.
"Yang pertama, mengapa kamu berada di tempat seperti ini? dan yang kedua kemana suami mu yang brengsek itu!" tanya Satria beruntun.
Azkila tak serta merta langsung menjawab kedua pertanyaan Satria, ia menyunggingkan seutas senyum yang menakut kan dan itu kali pertama di lihat oleh Satria.
"Ayo ceritakan! kakak tau apa yang sedang ada di pikiran kamu, maka dari itu ceritakan lah, setelah nya kakak akan memperlihat kan sesuatu kepada kamu." bujuk Satria saat melihat keengganan dari Azkila untuk bercerita.
jangan lupa vote ya besti
Share this novel