Azkila menatap lekat pria di depan nya, ia mencoba mencari kebenaran di setiap ucapan pria itu, setelah yakin, ia pun mulai menceritakan segala yang terjadi.
"Azki menunggu kedatangan Jerry yang tak kunjung pulang, setelah lelah menunggu Azki pun memilih kembali ke kamar dan tidur, namun Azki terjaga saat tangan Azki tak merasakan kehadiran Jerry di ranjang, Azki mencoba berpikir positif, mungkin Jerry sedang banyak pekerjaan di kantor. Kerongkongan Azki terasa kering, Azki pun turun, namun baru berapa anak tangga yang Azki pijaki Azki samar-samar mendengar desahan dari arah kamar tamu, dan suara itu sangat Azki kenali, Jerry selingkuh dengan Vania. Tak ingin mendengar desahan mereka Azki pun memilih kesini." jelas Azki panjang lebar, namun yang membuat Satria terheran tak ada tangisan apapun dari Azki. Ia merasa bangga dengan keteguhan hati Azki.
"Oh iya, apa yang ingin kakak perlihatkan kepada Azki?" tanya Azkila yang penasaran dengan omongan Satria.
"Maaf kakak tak sempat menceritakan segala nya ke kamu dua tahun yang lalu, karena kondisi kakak tak memungkin kan untuk bertemu dengan kamu. Apa kamu siap mendengar segala nya? janji kepada kakak untuk tidak menangis setelah kamu tau kebenaran ini, dan yakin lah kakak akan selalu ada di belakang kamu dan juga Paman." pinta Satria sesaat sebelum menceritakan segala nya kepada Azki.
"Azki janji, Azki nggak bakalan menangis." balas nya dengan yakin.
"Kakak pernah sekali memergoki Vania yang sedang bercumbu bersama suami kamu, tepat nya saat kamu sibuk di rumah sakit menjaga Paman. Bukan hanya sebuah perselingkuhan, melainkan pengkhianatan yang sedang mereka susun untuk menggeser kamu sebagai ahli waris setelah kepergian Gio setahun yang lalu, hubungan Vania dan Jerry pun sudah berlangsung sejak tahun pertama kalian menikah, tepat nya saat mereka mengetahui kamu sulit untuk hamil." jelas Satria dengan berat hati, ia tak sanggup melihat kehancuran Azki yang sedang di rencanakan Jerry beserta Vania.
Tubuh Azkila membeku kala mendengar setiap ucapan Satria beserta bukti rekaman di mana keluarga Vania, Ibu tiri nya beserta Jerry yang sedang menyusun rencana, ia tak menyangka jika Jerry tega mengkhianati diri nya terlebih ia rela melakukan segala cara demi mendapatkan seluruh kekayaan milik nya.
"Tak akan aku biarkan mereka mendapatkan semua itu, akan ku balas mereka lebih dari itu!" gumam Azkila dengan wajah bengis nya menahan gejolak amarah yang sudah berada di ubun-ubunnya.
"Jangan gegabah, semua ini bukan hanya di lakukan oleh mereka berdua, melain kan ada campur tangan dari kedua orang tua Vania beserta Ibu tiri kamu, mereka bersekongkol untuk membunuh kamu, setelah kepergian kamu maka otomatis Vania lah yang akan menjadi ahli waris selaku anak dari Paman kamu yang tak lain adalah adik Ayah kamu sendiri." Satria mencoba menjelaskan situasi pelik yang akan di hadapi Azkila jika ia bersikap gegabah.
"Apa yang harus aku lakukan, kakak?" tanya Azki lirih, ia seperti pion yang tak tentu arah.
"Mungkin saran ini nggak bakalan kamu sukai, tapi hanya ini yang bisa kita lakukan untuk menghancurkan mereka dalam sekejap." balas Satria sembari melirik Khenet yang sedang memperhatikan mereka.
"Apapun itu, Azki bakalan menyetujui nya." ucap Azki dengan yakin, ia tak ingin kehilangan satu-satu nya orang yang di sayangi nya setelah kepergian Giordino, sang kakak.
"Apa kamu yakin? setelah kamu menyetujui nya, kamu tak bisa mundur lagi, Azki. Karena orang yang membantu kita, ialah pria yang begitu kejam dan tak suka penolakan." jelas Satria kembali, mengingat keras kepala nya Azkila yang akan bertemu dengan sosok yang dingin dan kejam seperti Khenet.
"Azki janji apapun itu, akan Azki lakukan demi membalas segala pengkhianatan yang mereka lakukan selama ini." kali ini Azki berbicara dengan sungguh-sungguh.
"Baiklah, pria itu tak lain adalah bos besar kakak sendiri, kakak tak meragukan kemampuan nya, ia cukup ahli dalam segala aspek, dan sebenarnya pria itu telah menaruh hati kepada kamu sejak kamu masuk kesini." terang Satria mengenai sosok Khenet.
Azkila tampak kaget, ia begitu terkejut dengan penuturan Satria, namun mengingat tujuan nya saat ini, ia pun mengangguk pasti.
Awal nya Satria tak tega jika Azki harus berada dalam lingkup Khenet yang terbilang begitu berbahaya namun mengingat apa yang terjadi terhadap Azki dan juga teka-teki kematian Gio membuat Satria rela melepaskan Azki untuk sosok Khenet.
Mengenai kematian Gio, Satria tak ingin membicarakan nya kepada Azki, ia takut jika kematian Gio ada sangkut paut nya dengan Jerry dan Ibu tiri nya, ia takut Azki tak dapat menerima kenyataan itu dan akan membuat nya terperosok dalam kesedihan.
Semua di tutup rapat oleh Satria, ia akan mencari tau apa yang sebenarnya terjadi kepada jet pribadi yang di tumpangi Gio setahun yang lalu, ia membiarkan Azki berpikir jika kematian Gio pyur tanpa ada kesengajaan dan benar-benar terjadi murni kecelakaan yang biasa terjadi.
Setelah berbicara panjang lebar bersama Azki, Satria pun beranjak dan kembali duduk di samping Khenet. Awal nya ia takut menceritakan seluk beluk peristiwa yang menimpah Azki, namun mengingat nyawa Azki yang sedang di buruh kematian, ia pun mulai berbicara.
"Bos, mungkin ini terdengar lucu, tapi ada hal besar yang ingin saya bicarakan sebelum anda bertemu dengan Azki. Apa anda keberatan jika saya menceritakan segala yang terjadi pada kehidupan Azki?" tanya Satria dengan perasan takut, takut akan penolakan Khenet atas rencana nya, namun sebisa mungkin ia mencoba tenang.
"Katakan lah!" titah nya dengan datar.
"Azki, tepat nya Anesya Azkila Rahzheda, anda mungkin tau siapa sosok di belakang nya, dia anak Murat Curvi Rahzheda. Lima tahun yang lalu dia dipersunting oleh Jerry Monav, namun sebuah pengkhianatan di lakukan Jerry bersama Vania Anjelica Rahzheda yang tak lain sepupu Azki sendiri. Kematian sedang memburu Azki saat ini, berjanjilah untuk menjaga nya kelak nanti. Saat ini hanya anda yang dapat saya percayai, Tuan." mohon Satria dengan lirih nya, ia takut terjadi sesuatu pada Azki saat diri nya lengah sedikit saja, karena kematian Azki akan membuat segala nya kacau balau, terlebih Azki adalah seorang inteligen rahasia yang tidak di ketahui siapapun termasuk keluarga nya sendiri dan hanya Satria lah yang tau sepak terjang Azki selama ini.
Suatu rahasia besar di tutup rapat oleh Azki mengingat apa saja kemungkinan yang akan terjadi jika saja benda itu jatuh pada orang yang salah mungkin akan terjadi pertumpahan darah antara kota A dan kota D.
Khenet menyimak setiap penjelasan Satria, itu merasa tertantang untuk menjaga wanita itu, entah dorongan dari mana, ia segera beranjak dan berlalu menghampiri Azki yang sedang duduk termenung. Satria tak membutuh kan jawaban, dengan melihat perilaku Khenet saja sudah membuat ia yakin jika pria itu akan membantu mereka dalam hal ini.
Share this novel