5. Dasar Mandul

Romance Completed 6852

Setelah sarapan Khenet pun menggandeng tangan Azkila keluar dari private room tersebut. Azkila awal nya merasa risi bergandengan tangan bersama pria yang baru di kenal nya, terlihat beberapa kali Azki mencoba melepaskan genggaman tangan Khenet namun akhir nya ia membiarkan saja, toh ini hanya sementara pikir nya.

Banyak mata menatap mereka dengan terkesima, pasal nya sang pria begitu tampan dan wanita nya bagaikan titisan seorang bidadari yang turun dari kayangan menggambarkan sosok yang begitu sempurna.

Satria yang berjalan di belakang mereka hanya mampu tersenyum bahagia, bagi nya kebahagian Azki adalah prioritas pertama nya untuk saat ini, dan Khenet mungkin akan selalu membahagiakan Azkila di tambah Khenet tak pernah dekat dengan yang nama nya seorang wanita.

"Kak, turun kan aku di sini saja, aku nggak mau mengundang kecurigaan Jerry dan Vania." pinta Azkila.

"Tapi ini terlalu jauh dari rumah utama mu, Azki." tolak Satria yang enggan membiarkan Azki berjalan terlalu jauh.

"Kak, di rumah ada banyak CCTV yang di pasang oleh Tante Rika, depan rumah pun di pasang banyak CCTV, Azki takut jika Azki turun dari mobil ini membuat mereka curiga." jelas Azki mengenai situasi rumah mereka.

Khenet hanya diam menanggapi perbincangan kedua nya, tanpa di ketahui kedua nya, Khenet diam-diam membeli rumah mewah yang berada tepat di samping rumah Azki dan Jerry.

"Tuan, aku pergi dulu." ucap Azkila mengalihkan pandangan nya ke arah Khenet.

"Berhentilah memanggil ku dengan sebutan Tuan, aku bukan majikan kamu." ketus Khenet yang kesal setiap kali panggilan Tuan yang di ucap kan Azkila.

Azki menahan tawa nya saat melihat wajah Khenet yang memerah, ia takut menyinggung pria itu, akhir nya ia pun meminta maaf. Satria yang berada di depan pun sama seperti Azki menahan tawa nya saat melihat wajah bos nya yang begitu kesal.

"Aku panggil kakak aja gimana?" tanya Azki polos.

"Baiklah, ya sudah aku pergi dulu, Khen. Sampai ketemu di pertemuan kedua kita, okey." ucap Azki dengan tersenyum manis, namun baru saja ia hendak turun, terlihat mobil Jerry yang hendak pergi, entah itu ke kantor atau apalah. Azki pun kembali masuk, mata nya tiba-tiba berembun kala melihat keintiman Jerry bersama Vania di mobil barusan.

Menyadari itu, Khenet pun mengusap puncak kepala Azkila. "Kuat kan hati mu, jangan menangisi pria bejat seperti suami kamu. Dan kembali lah ke perusahan, ambil alih perusahan mulai sekarang, akan ada kejutan di sana. Sampai ketemu di perusahan besok hari." ucap Khenet menenangkan Azkila.

Azkila hanya mengangguk kan kepala nya lemas, mungkin di saat ini, ia hanya bisa tegar, ia tak ingin ada orang yang tau sisi keterpurukan nya. Setelah merasa cukup ia pun berlalu turun, tak lupa juga Khenet memberikan sebuah kecupan di puncak kepala nya.

"Jika terjadi sesuatu, kabari aku atau pun Satria secepat nya." ucap Khenet lagi saat Azki sudah turun dari mobil nya.

"Ok! ya sudah aku pergi dulu." balas Azkila dan turun dari mobil Khenet.

Dalam perjalanan pulang, Azkila mengirimkan pesan kepada seseorang.

APA KITA BISA BERTEMU SIANG NANTI? pesan yang di kirim kan Azkila, entah siapa yang akan di temui nya sebentar nanti.

Tak berselang lama, pesan balasan pun di terima Azkila.

AKU AKAN MENUNGGUMU DI TEMPAT BIASA, INGAT JANGAN TELAT! pesan balasan yang di kirim kan oleh lawan Azkila.

OK, SAMPAI KETEMU SEBENTAR NANTI. balas Azkila lagi.

Azkila pun tersenyum menyeringai, setelah nya ia dengan cepat nya menghapus seluruh obrolan pesan tersebut.

Setiba nya di rumah, ia terkejut kala melihat siapa sosok yang sedang duduk manis di sofa ruang tamu, namun sebisa mungkin ia mencoba tenang.

"Hay, Tante. Apa Ayah sakit?" sapa Azkila.

"Dari mana saja kamu? bisa-bisa nya ya, kamu nggak pulang semalam, pergi sama siapa kamu?" marah Rika yang tak lain Ibu tiri nya Azkila.

"Azki semalam bersama Nayara, Nayara akan kembali ke Jepang, oleh karena itu Azki ngobrol hingga lupa waktu, jadi nya Azki nginep di apartemen Nayara." bohong Azki, mana mungkin ia berbicara mengenai ia yang tidur dengan pria asing, bisa-bisa di amuk sama Rika.

"Kasian tuh suami kamu, untung ada Vania, jika tidak pasti suami kamu repot sendiri. Mana pakaian kantor nya nggak ada yang nyiapin, kamu harus berterima kasih sama Vania. Yang pasti Tante nggak mau denger lagi kamu keluyuran dan lupa sama tugas kamu sebagai seorang istri." entah itu teguran atau Rika berniat membuat Azkila cemburu.

Mendengar penuturan Rika, Azkila mengepal kan tangan nya dengan erat. 'Jika saja kamu bukan Istri Ayah, sudah aku pastikan kamu merenggang nyawa di depan ku, dasar ular berbisa. Tunggu sebentar lagi, akan ku tendang kalian semua dari rumah ini beserta rumah utama.' gumam Azkila dengan marah.

"Jika tidak ada lagi, Azki ke kamar dulu ya Tan." pamit nya.

"Tunggu! Tante kesini buat minta tanda tangan kamu, ini ada beberapa file yang perlu kamu tanda tangani secepat nya." tahan Rika sembari menyodorkan beberapa dokumen ke arah Azkila.

Azkila diam, ia tak menyahuti atau pun mengambil dokumen yang di sodorkan Rika, ia menatap curiga wanita paru baya di depan nya. "Azki capek Tan, Azki mau istirahat, dan mengenai dokumen itu, nanti Azki tanda tangani setelah Azki mempelajari nya." ucap Azki datar, setelah mengatakan itu ia pun berbalik dan berjalan menuju lift, namun lagi-lagi langkah nya terhenti saat suara Rika menggelegar di ruangan itu.

"Apa kau ingin mempermainkan Tante, Azki. Tante kesini hanya untuk meminta tanda tangan kamu, mengapa kau mempersulit Tante." teriak Rika marah.

Azki yang geram dengan sifat Rika yang sudah sangat keterlaluan pun, berbalik dan berjalan kembali ke arah nya. Dengan gerakan cepat, Azki pun mencengkram leher Rika.

"Berhentilah menjadi kan aku sapi peras kalian, kali ini aku nggak bakalan tinggal diam!" desis Azki tajam, senyum nya kali ini sangat lah menakutkan, membuat nyali Rika menciut.

"Az-zki, lepaskan tangan ka-mu." ucap Rika dengan terbata, cengkraman tangan Azki di leher nya sangat lah kuat, jika saja Azki tak melepaskan cengkraman itu, mungkin Rika sudah mati.

"Apa kau sudah gila? berani nya kau ingin membunuh ku, dasar wanita mandul.." teriak Rika dengan marah, ia pun hendak melayang kan tamparan namun sayang lagi-lagi Azki menahan pergelangan tangan nya.

Kali ini Azki tak dapat membendung emosi nya, tangan nya berulang kali terulur ke pipi Rika, dengan amarahnya ia menampar Rika berulang kali. Rika yang di perlakukan seperti itu gemetar ketakutan, pasal nya baru kali ini ia melihat Azki dengan kemarahan nya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience