Bab 2

Romance Completed 1452

2bulan setelah kejadian Jhen melihat Theo dengan lelaki lain bermesraan. Jhen sengaja absen dari jadwalnya tampil di resort Theo. Dengan alasan dia ada acara tampil di tempat lain. Selama itu pula Jhen selalu memeriksa akun media sosialnya ataupun pesan masuk diponselnya. Jhen takut jikalau Theo merasa terusik privasinya setelah tahu bila Jhen mengetahui kepribadian asmaranya. Namun sepertinya semuanya aman terkendali. Setelah 2bulan absen,akhirnya Jhen memberanikan diri untuk tampil lagi di resort Theo.

1jam sebelum band Jhen tampil,seperti biasa,Jhen selalu berkumpul dengan rekan-rekannya di teras resto tempat dia dan band nya tampil.

"Jhen,lama tidak bertemu. Sedang banyak event di luar?" Kata Rendra sambil meminum kopi nya. Jhen membalas dengan santai sambil menyalakan korek untuk rokok nya.

"Iya,kebetulan ada tawaran event,Ndra. Lumayan untuk membayar cicilan. Kamu tahukan kalau aku punya banyak cicilan yang harus segera dilunasi." Balas Jhen lalu menghisap rokok nya.

"Tapi kamu absen selama dua bulan . Jadwal kita di sini satu minggu dua kali. Tapi kamu sudah absen dua bulan. Seharusnya sudah lunas cicilanmu?" Sindir Ciyo sambil tertawa.

"Apa tidak rindu dengan Mas Theo? Hahahahahaha" Timpal Sam sambil menepuk punggung Jhen. Mendengar kalimat Sam,Jhen pun langsung tersedak asap rokoknya sendiri.

"Hah? Ya.. rindulah,tapi aku sudah ada idola baru sekarang. " Balas Jhen dengan cepat.

"Bagaimana bisa? Kok bisa Mas Theo tergantikan? Sudah ada niatan menikah nih sepertinya dari Jhennyka.." Sindir Rendra santai sambil melihat ke arah Sam.

"Ada lah. Sekarang sudah ada yang baru. Kalau menikah,nantilah kalau sudah menemukan yang seperti pangeran arab ganteng itu" Balas Jhen santai sambil menghisap rokoknya lagi dengan santai dan mencoba tertawa. Dia berusaha keras melawan hasratnya untuk bergosip soal Theo kala itu.

"Tidak akan ada yang mau sama kamu Jhen" Kata Kemal lantang lalu tertawa terbahak bahak.

"Eh sudah jamnya. Ayo kita ke stage" Sam langsung berdiri sembari meraih pic gitar nya di meja. Kemudian yang lain mengikuti bangkit dari duduk masing-masing.
Mereka semua naik ke atas stage dan berada di posisi masing-masing. Tepat ketika Jhen hendak menyanyikan lagu ke 3,Jhen tidak bisa berkata dan terpaku . Saat itu Theo memasuki resto dengan santai dan langsung duduk di meja depan stage. Sembari melemparkan senyuman khas nya Theo melihat ke arah Jhen. Jantung Jhen seakan hendak keluar dari mulutnya. Bukan berdebar-debar karena cinta,tapi karena takut akan konsekuensi yang akan dia terima ketika dia melihat rahasia Theo malam itu.

"Ehem. Mas Theo datang" Bisik Kemal menggoda Jhen.
Godaan itu biasanya memang dilemparkan rekan Jhen. Dulu Jhen merasa senang bila Theo datang berkunjung ketika Jhen sedang tampil,namun sekarang Jhen merasa bagaikan menghadapi tukang kredit yang datang menagih hutang.

"Kenapa dia harus datang?" Batin Jhen sambil memberikan senyum palsunya pada Theo.

"Selamat malam pak Theo,senang sekali bisa bertemu bapak malam ini. Mungkin bapak mau request lagu spesial pada malam hari ini?" Tanya Jhen dengan mic sambil tersenyum manis pada Theo. Theo pun membalas senyuman Jhen . Dan melipat tangan didepan dadanya yang bidang.

"Boleh. Saya ingin request lagu cinta terlarang . The virgin. Bisa?" Tanya Theo dengan santai sambil tersenyum penuh makna dibalik nya.

"Mati aku!" Pikir Jhen mendapati request lagu Theo yang mana sesuai dengan situasi saat itu.

"Bisa pak. Spesial lagu ini untuk bapak" Kata Jhen sambil tersenyum simpul.

Pikiran Jhen melayang tak tentu arah ketika menyanyikan lagu yang diminta Theo. Jhen hanya merasa perasaannya bercapur aduk tidak jelas. Antara shock,takut akan band nya mengalami masalah karena dia,dan juga merasa aneh dengan Theo. Setelah lagu yang diminta Theo selesai dinyanyikan. Theo hanya tersenyum dan memberikan tepuk tangan untuk band Jhen. Kemudian meninggalkan resto. Namun hati Jhen sama sekali tidak tenang.

Ketika band Jhen istirahat saat jeda tampil. Seorang waiters menghapiri Jhen.

"Kak Jhen,dipanggil office sebentar." Kata waiters baru itu dengan suara polosnya.

Jhen menoleh dengan heran.
"Kenapa? Perpanjangan kontrak band? Bukankah biasanya Sam yang menangani itu?" Jhen berbalik tanya. Sam juga melihat dengan penasaran pada waiters muda itu.

"Tidak tahu kak Jhen. Hanya katanya kak Jhen yang dipanggil" jawab waiters muda itu lagi. Jantung Jhen langsung berdetak meledak sekali.

"Mati kan .. mati aku" hanya itu yang ada di pikiran Jhen.
Jhen segera bangkit dari duduk nya. Mau tidak mau semua harus dihadapi. Jhen juga melihat pada rekan-rekannya.

"Sebentar yah. Nanti aku kabari" Kata Jhen sambil tersenyum. Sementara rekan yang lain hanya bisa bertanya-tanya.

Jhen berjalan ke arah kantor dengan sejuta kemungkinan dikepalanya. Namun dia juga siap akan segala konsekuensi nya. Ketika sampai di kantor,Jhen menarik nafas panjang dan hendak mengetuk pintu kantor. Lalu suara dalam kantor mengejutkan Jhen.

"Masuk"

Suara itu dalam dan Jhen mengenalnya,itu suara Theo. Jhen menguatkan tekadnya memasuki ruangan itu. Apapun yang terjadi harus dihadapi. Jhen membuka pintu kantor. Berharap Theo berada di balik meja dan menunggunya dengan wajah marah ataupun emosi yang jelas. Namun Jhen mendapati Theo sedang bediri bersandar pada meja dengan tangan terlipat di dadanya yang bidang. Dan kaki nya yang panjang menopang tubuh nya yang tinggi dengan sempurna .

"Oh God. He's so hot!" Pikir Jhen.

Lalu Jhen menggelengkan kepala.
"Sadar Jhen. Kamu sedang diujung tanduk sekarang." Pikir Jhen lagi.
Jhen melangkah memasuki ruangan. Lalu menutup pintu dengan hati-hati.

"Bapak memanggil saya? Ada apa pak?" Tanya Jhen santun.

"Masih nanya ada apa? Ya soal kamu tau rahasianya dia lah" sahut Jhen dalam hati.
"Saya dengar kamu absen dua bulan? Apa ada acara mendesak?" Tanya Theo tanpa beranjak dari posisi nya. Dan Jhen hanya bisa berdiri di posisi nya dekat dengan pintu .

"Ah.. iya pak. Saya kebetulan ada event di luar kota. Maaf saya absen dua bulan ini. Tapi saya sudah mengirimkan ijin kepada manager FB pak. Dan beliau mengijinkan. Saya juga mencari pengganti dan tidak ada komplain. " Jelas Jhen secara cepat. Theo hanya melihat lurus ke arah Jhen.

"Itu alasannya? Apa ada alasan lain?" Tanya Theo dengan senyum simpul. Jhen langsung menatap Theo dan memberanikan dirinya.

"Iya pak. Itu alasan saya. Untuk masalah privasi bapak,saya tidak pernah bercerita kepada siapapun. Itu privasi bapak. Saya bukan orang yang suka ikut campur privasi oranglain. Bapak tenang saja." Jawab Jhen dengan keberanian penuh .

"Hadapilah apa yang harus dihadapi Jhen" Batin Jhen menguatkan dirinya sendiri.

Mendengar jawaban Jhen,Theo langsung beranjak dari posisi nya dan menghampiri Jhen dengan perlahan.

"Ah.. itu.. ternyata kamu lihat." Kata Theo sambil berjalan santai kearah Jhen. Membuat Jhen terpana

"Dia ngakui. Dia gay. Dan aku mati." pikir Jhen.

"Ya bagus,kamu tidak menyebarkan berita-berita yang tidak perlu. Nanti malah resort yang terkena imbasnya. Saya juga berharap kamu bisa menjaga performa selama tampil disini." Theo makin mendekati Jhen.

"Saya suka suara kamu." Lanjut Theo di dekat telinga Jhen. Bulu kuduk Jhen mulai berdiri. Kalimat ini antara pujian atau ancaman,Jhen tidak bisa berpikir jernih saat itu. Yang ada di benak Jhen hanyalah,nafas Theo yang dekat dengan telinga dan lehernya dan juga suara Theo yang sangat disukainya. Jhen mengambil satu langkah mundur kebelakang dan menoleh ke arah Theo . Tanpa sadar wajah merekapun sejajar. Theo tersenyum simpul dan hal itu membuat Jhen berdebar debar. Jhen mengambil langkah mundur lagi untuk memusatkan kesadarannya.

"Jhen sadar.  Dia gay.. masih saja kamu suka dia" batin Jhen dalam hati.

"I- iya pak. Saya akan ingat. Bapak tidak perlu khawatir tentang rahasia bapak. Saya tidak pernah mengungkapkannya kepada siapapun. Dan soal performa saya,saya akan rajin masuk pak." Jawab Jhen sedikit terbata-bata.

Theo hanya tersenyum sambil menegakkan tubuhnya dan memasukkan tangannya kedalam saku celananya.

"Bagus kamu mengerti. Untuk kontrak band. Mulai saat ini,kamu yang tanda tangani. Dan tanggung jawab ada padamu. " Kata Theo dengan tegas. Bukan pertanyaan melainkan perintah yang harus dilaksanakan.

"Kenapa aku merasa jadi korban pemerasan disini?" Tanya Jhen dalam hati.

"Iya pak. Nanti saya sampaikan juga sama rekan band lainnya. Apa ada yang lain pak?" Jawab Jhen dengan percaya diri yang dibangunnya dengan susah payah.
Theo hanya tersenyum dan membukakan pintu untuk Jhen. Dan memberi isyarat untuk Jhen melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.

"Kamu boleh kembali ke panggung lagi." Kata Theo dengan sopan. Jhen pun melangkah melewati Theo dengan hati-hati.

"Terimakasih pak,saya pamit dulu" Jhen mencoba untuk tersenyum pada Theo.
Namun Jhen terkejut melihat ekspresi Theo yang tiba-tiba seperti baja. Kemudian dengan cepat Jhen meninggalkan kantor.

"Ekspresi macam apa itu? Menakutkan." Batin Jhen sambil berjalan kembali ke resto.
---------------------------------------------------
Theo sengaja mencari sosok Jhen yang biasa tampil di resto namun ternyata oranglain yang ada disana. Terkadang Theo bertanya kepada manager personalia kemana Jhen tidak hadir selama ini.

"Jadi dia sengaja menghindar ,kita lihat sampai kapan dia menghindar." Kata Theo dalam hati sambil tersenyum simpul.

Selama dua bulan,Jhen benar-benar tidak menampakkan kehadirannya. Hingga akhirnya malam itu Theo mengetahui bila Jhen hadir di resortnya.
Theo sengaja datang ke resto dan duduk di meja depan panggung. Theo bisa melihat ekspresi terkejut Jhen. Sesuai dugaan Theo bahwa selama ini Jhen mengira bahwa ada hal tidak wajar tentang dirinya. Theo pun tersenyum dan sengaja meminta sebuah lagu untuk mempertajam kecuigaan Jhen. Entah apa yang dirasakan Theo,dia merindukan suara Jhen. Theo yang tanpa sadar terseyum senang bisa mendengar suara Jhen dan juga melihat kehadiran Jhen. Theo langsung berusaha menyadarkan diri.

"Wakeup Theo. Apa yang kamu pikirkan?" Batin Theo mengingatkannya untuk sadar.

Setelah lagu yang dia minta telah dinyanyikan Jhen. Segera Theo beranjak dari tempat duduknya. Selama Theo melangkahkan kakinya meninggalkan resto otak dan hatinya tidak bekerja sama dengan baik. Dia merasa bingung dengan apa yang dia rasakan. Siapa Jhen? kenapa wanita biasa itu bisa mengusiknya?. Ah tidak mungkin.. ini hanya perasaan senang karena memiliki penggemar saja. Namun Theo bukan orang yang bisa berpuas diri akan dugaan saja. Dia benar-benar penasaran akan apa yang dia rasakan. Kemudian ide gila terlintas dalam pikirannya saat itu. Theo memang sering bertemu dengan Jhen,hanya disaat tertentu. Jhen perempuan yang periang,dia mudah sekali berbaur. Theo terkadang suka melihat kelakuan gila Jhen disaat bersama rekan-rekannya. Jhen terlihat seperti anak kecil namun cerdas. Dia periang tapi juga pemarah. mungkin hanya rasa penasaran akan seperti apa Jhen itu yang membuat Theo ingin mengetahui lebih soal Jhen.

"Mungkin jika aku bertemu langsung dengan dia,jelas dia tidak akan mau menemuiku. Dia masih salah paham soal malam itu. Dia orang yang peduli akan teman-teman nya. satu-satunya cara dia mau bertemu denganku hanya dengan kontrak kerja Bandnya dengan resort ini." Kata Theo dalam hati sembari melangkah ke kantor Manager Personalia.

Theo membuka pintu kantor dan menyalakan lampu membuat ruangan itu terang seketika. Memang pada jam ini manager personalia sudah pulang. Theo juga sudah meminta waiters baru untuk menyampaikan pada Jhen agar Jhen datang ke kantor personalia ketika jam istirahat band sudah mulai.
sembari menunggu jhen datang,Theo bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Sebenarnya apa yang sudah dia lakukan.

Tepat ketika Jhen datang,Theo mendengar ketukan pintunya. Dia tahu itu Jhen. Ketika Jhen memasuki ruangan,Theo merasa senang melihat kehadiran Jhen.  Ada apa dengannya? Kenapa dia harus terusik akan kehadiran seseorang yang bekerja dengannya?
semakin Theo mendengar suaranya,semakin dia ngin mendekati Jhen. Namun mengapa ketika Theo mendekat , Jhen malah menjauh? Apakah karna kesalahpahaman ketika itu?
Ketika Theo hendak menjelaskan pada Jhen,Jhen terlebih dahulu mengatakan alasannya. dan hal itu membuat Theo tidak nyaman. Theo mendekati jhen hanya untuk menakut-nakuti Jhen. Namun Theo malah mencium aroma tubuh Jhen yang terasa manis. Seluruh indra ditubuh Theo seolah bangkit.

"Aneh,ini hanya perfum murahan. Tapi rasanya menyenangkan" Batin Theo saat membisikkan kata-kata ditelinga Jhen.
Ekspresi Jhen saat itu , ekspresi dengan pipi merona dan mata bulat yang tersipu,malah membuat Theo ingin menarik tangan Jhen. Namun Theo menahan itu semua.

"Tidak.. Aku masih bisa mengendalikan diriku. Lebih baik aku memberi diriku sendiri jeda waktu. Aku terlalu terbawa suasana." Kata Theo dalam hati.

Kemudian Theo membiarkan Jhen pergi dari ruangan itu.
Setelah Jhen pergi,aroma itu masih ada. Theo benar-benar merasa penasaran akan apa yang dia rasakan.

"Ini menarik. mungkin aku memang butuh sedikit hiburan."Kata Theo pelan pada dirinya sendiri sembari melihat kearah luar jendela kantor itu.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience