6. Seven Boys Flower

Romance Series 18623

"Kau lihat ini kan, Jane?" Lizzie menunjuk ke arah layar laptopnya. "Setelah di tanganku, pendaftaran ini malah berhasil. Dan ini sungguh aneh dan ga--wat!" serunya menekankan kata gawat.

Jane yang sedang dalam perasaan senang menoleh ke sahabatnya serta merangkulnya. "Thanks, Zie!" sahutnya tanpa menghiraukan kalimat terakhir Lizzie.

"Ingat ucapanku tadi kan, Jane? Aku tidak ingin pergi menemui lelaki di situs ini. Kau yang akan menggantikanku," ujar Lizzie kepada Jane dan dijawab anggukan olehnya.

Selesai keinginan Jane yang sudah terpenuhi, mereka pun akhirnya memutuskan untuk pulang.

Saat Jane hendak mau membuka pintu kafe di bagian sisi kiri, sebuah tangan menyentuh gagang pintu di sisi bagian kanan. Jane pun menoleh, lalu terbelalaklah matanya. "Kau?!" serunya terkejut sambil menunjuk ke arah Night.

Night tersenyum menatap Jane. "Kita ketemu lagi."

Jane mundur beberapa langkah menyisakan jarak yang agak jauh dari Night. "Jauh-jauh dariku!" Jane melakukan itu karena mengingat tingkah Night yang semalam berhasil membuatnya mengeluarkan desahan. Desahan yang belum pernah ia keluarkan di sepanjang hidupnya ketika bersama lelaki.

Night mengangkat sebelah alisnya menatap Jane.

"Ngapain kau di sini?" Jane mengeluarkan tatapan penuh curiga ke Night. "Kau benar-benar mengikutiku ya?" selidiknya.

"Guk! Guk, Guk!" (** Enak saja mengikutimu! Dia sedang membawaku jalan-jalan tahu!)

Night tertawa kecil karena gonggongan Lily. "Wah-wah, kurasa pacarku marah karena kau telah menuduhku mengikutimu," ledeknya kepada Jane.

"Pacar?" Jane melihat sekeliling kafe dan beralih ke samping Night, namun Jane tidak menemukan sosok wanita yang dimaksud pacarnya. Yang ada hanya lelaki tua di belakang Night dan seekor anjing kecil. Jane menatap ke arah anjing kecil yang sedang digendong itu. "Apa pacar yang kau maksud adalah dia?" Jane bertanya sambil menunjuk dengan jari telunjuknya ke arah Lily.

"Guk!" (** Iya dia pacarku!)

"Dia sudah menjawabmu," jawab Night yang sengaja mau menggoda Jane

Jane pun memutar bola matanya kesal menatap Night. "Kau gila ya?! Ah sudahlah, bukan peduliku juga," cetusnya mengakhiri perkataannya. Jane segera mempercepat langkahnya untuk keluar dari kafe.

Night pun ikut mendorong pintu sebelahnya ke arah keluar. Lalu, ia keluar bersama dengan Scott di belakangnya.

Saat Night menunggu Scott mengambil mobilnya, dari samping sebuah mobil RC Ferrari 599 GTO putih berhenti tepat di depannya. Night yang sedang bermain dengan Lily dalam gendongannya menatap bingung ke kaca mobil tersebut.

Kaca mobil itu tiba-tiba turun menampakkan sosok Jane dengan kacamata hitam yang bertengger cantik di hidung mancungnya dan menutupi matanya. Ia menoleh ke Night, lalu menurunkan kacamatanya sedikit menampilkan bola irish mata birunya yang indah. "Ku harap aku tidak akan bertemu lagi dengan kau," ujarnya.

Mendengar itu, Night langsung mendekatkan wajahnya ke arah Jane. "Kenapa? Kau takut jatuh cinta padaku ya?" sahutnya sambil menyeringai.

Jane mendecih sebal. "Jatuh cinta? Itu tidak ada di dalam kamusku. Dan semoga ini adalah pertemuan terakhir kita," sahut baliknya. Karena ia tidak mau mendengar sahutan lagi, ia pun menaikkan kacamatanya lagi sambil menjalankan mobilnya meninggalkan Night begitu saja.

Ini bukan akhir, melainkan awal dari perkenalan kita, batin Night. Ia tersenyum senang sambil menatap kepergian Jane. Aku jadi ingin tahu reaksinya apabila dia mengetahui diriku adalah Mr. Night.

Tidak lama kemudian, mobil jemputan Night datang dan ia segera meninggalkan kafe tersebut.

------Mr.Night-----

Saat dalam perjalanan pulang, Night mendapat panggilan telepon. Sebelum menjawabnya, ia memastikan ke layar ponsel untuk melihat siapa yang menghubunginya. Karena mengenalinya, Night langsung menjawabnya, "Ya, kenapa?"

"Bagaimana Scott bisa mengiyakan pendaftaran wanita bernama Lizzie? Bahkan dia tidak mencantumkan fotonya, Kak!"

Night terkejut mendengarnya. "Benarkah itu? Maaf, Nick. Tadi yang mengiyakan adalah aku sendiri dan bukan Scott. Aku benar-benar tidak memperhatikannya tadi."

Scott melirik ke Night tanda ia tidak mengerti kenapa namanya disebut-sebut.

"Jadi gimana? Aku tidak mau kalau wanita itu jelek!"

"Sudahlah, yang penting kan kau mendapatkan uang."

"Ya, tapi kalau jelek aku akan membatalkannya dan aku akan mengembalikan uangnya."

"Hey! Hey! Kau membuat para pelanggan pergi, Nick!"

"Whatever!"

Nick langsung mematikan panggilannya dan Night hanya geleng-geleng kepala. Ia melirik ke Scott yang masih fokus menyetir, lalu Night mengambil kembali tab Scott. "Pinjam, Scott." Night ingin memastikan omongan Nick tadi dengan membuka kembali profile wanita bernama Lizzie.

Dan benar saja wanita bernama Lizzie tidak mencantumkan foto. Kenapa aku jadi begitu bodoh?! Ini pasti gara-gara wanita bernama Jane, rutuk Night dalam hati.

Ngomong-ngomong soal Jane, Night jadi ingin mengintip sekilas profile-nya. Ia pun diam-diam membukanya. Saat sedang mengecek, Night tertegun melihat nominal yang dikeluarkan Jane untuk menyewa dirinya. Dia menyewaku dengan harga satu milliar? Ternyata dia kaya juga. Night bergumam sendiri dalam hatinya agar tidak ketahuan oleh Scott kalau ia sedang sembunyi-sembunyi mengamati profile Jane yang akan dikencaninya nanti malam.

Tapi dugaan Night ternyata salah. Scott sudah menaruh curiga, tapi ia berusaha menutupinya agar tuannya tidak tahu. Tapi kalau sekedar iseng untuk meledeknya, sepertinya seru juga. "Di mana anda akan berkencan malam ini, Tuan?" Scott bertanya sambil menyetir.

"Nih aku lagi lihat." Night tersadar akan ucapannya. Ia langsung menoleh ke Scott yang sudah menahan tawanya. Shit! Akhirnya ketahuan juga. Scott memang pintar memancingku.

Tawa Scott yang ditahannya akhirnya mencuat keluar. Tuannya itu memang mudah sekali ditebak dan dikerjain.

"Jangan tertawa, Scott!" sembur Night.

"Tuan, Tuan, kalau suka ya ngaku saja. Tidak ada yang salah kok suka dengan wanita. Kalau suka dengan sesama lelaki, itu baru salah," sahut Scott.

"Aku tidak menyukainya!" tepis Night. "Aku hanya sedikit penasaran," sambungnya.

"Hati-hati, Tuan, dengan omongan sendiri. Biasanya kalau bilang tidak suka, pada akhirnya malah akan suka."

"Tidak akan!" Night menepis dengan rasa percaya diri.

Scott mendegus sebal. Ia tidak akan pernah menang dari tuannya. Lebih baik ia mengalah saja. Ia hanya heran sama tuannya yang tidak mau jujur sama hatinya sendiri, keras kepala dan selalu benar dengan pemikirannya.

Kita lihat saja nanti, Tuan Night, ucap Scott dalam hati. Scott menoleh ke Night, "Jadi, di mana anda akan berkencan malam ini? Lalu, ada apa Tuan Nick tadi menelepon anda?"

"Malam ini janjiannya di Las Vegas Club," jawab Night. Untuk pertanyaan seputar Nick, Night tidak menjawabnya karena tidak mau menjadi bahan ejekan Scott lagi. "Sekarang antar aku ke kediaman mereka!" perintahnya.

"Baik, Tuan." Scott pun mengendarai mobilnya ke kediaman Seven Boys Flower sesuai perintah Night.

Tidak butuh lama untuk sampai ke kediaman mereka karena jalanan yang masih sepi. Setibanya mobil Night memasuki area gerbang Anderson Family, Night disambut oleh dua penjaga gerbang tersebut. Setelah mengenali wajah majikannya di dalam mobil, dua penjaga pintu itu langsung membukakan gerbang utama, membiarkan mobil Night masuk dan terparkir di sana. Night dan Scott sama-sama keluar dari mobil, lalu berjalan ke arah rumah megah di hadapannya itu.

Sampai di depan dua pintu yang tertutup, Scott langsung mendorong kedua sisi pintu tersebut ke arah dalam. Ia mempersilahkan tuannya masuk lebih dulu, lalu disusul dirinya di belakang.

Di sela Night berjalan, ia menyuruh Scott menghampiri setiap kamar Seven Boys Flower untuk membangunkan dan memerintahkan ke mereka semua agar berkumpul di ruang pertemuan yang biasa ia gunakan.

Scott pun melaksanakan perintah Night. Ia mulai membangunkan satu-persatu penghuni kamar dengan paksa, kecuali Nick karena dia sudah bangun daritadi. Tersisalah satu orang yang tidak berada di kamarnya. Ke mana Tuan Denzel? Scott bertanya-tanya dalam hatinya.

Dengan rasa malas yang menyelimuti mereka, akhirnya mereka terpaksa menuruti perintah Scott yang membawa nama Night dalam membangunkannya.

Dalam ruang pertemuan yang masih menunggu semua anggota untuk berkumpul, Night menyempatkan diri untuk berganti pakaian karena keringat membasahi pakaiannya.

Seminggu sekali Night akan mengadakan pertemuan seperti ini. Bukan hanya untuk kepentingan pekerjaannya, tapi juga untuk mempererat kebersamaan di antara mereka semua karena hanya Night yang tidak tinggal bersama mereka. Night memutuskan tinggal sendiri karena ada alasan tersendiri baginya dan hanya Scott yang tahu.

Scott berdiri di samping Night yang tengah duduk sambil memeluk Lily. Tuannya itu memang sangat suka binatang, terutama anjing. Scott memperhatikan sosok Night yang terlihat dewasa di matanya, tapi itu hanya saat pada pertemuan ini. Jiwa seorang pemimpin, sekaligus peran sebagai kakak bagi ketujuh adiknya itu terpancar keluar dalam diri Night.

Scott sangat menyayangi tuannya dan berharap Night benar-benar memiliki wanita idamannya agar tidak seperti papanya yang menikahi tujuh wanita sekaligus secara bersamaan setelah satu tahun menikahi Kelly, nama dari Mama Night. Dan dari ketujuh pernikahannya itu masing-masing dari mereka mempunyai satu anak lelaki tampan yang sekarang berprofesi membantu job Night. Ya benar, mereka adalah Seven Boys Flower .

Benjamin Anderson, atau sebut saja Ben. Ia adalah papa dari mereka semua, sekaligus seorang pengusaha bandar judi terbesar plus orang terkaya nomor satu di Las Vegas. Tidak hanya pengusaha bandar judi, banyak perusahaan lain yang juga dikelola olehnya.

Ketujuh anaknya ini membantu bisnis Ben yang tersebar di berbagai tempat, kecuali Night. Night adalah lelaki bebas yang tidak suka diatur-atur. Night tidak pernah memakai uang papanya lagi setelah dirinya bisa menghasilkan uang sendiri dari situs tersebut. Dan semua kekayaan yang Night punya sekarang adalah hasil dari job-nya dengan mengandalkan tampangnya yang memang jiplakan dari rupa sang papa.

Namun, Night tetap akan membantu segala bentuk kesusahan yang dialami saudara-saudaranya di perusahaan atau di tempat lain. Maka dari itu, Night selalu mengadakan pertemuan seminggu sekali untuk membahas masalah yang sedang terjadi.

Ben sendiri sangat menyayangi para puteranya, tapi yang paling disayanginya tentu adalah Night. Itu karena kepintaran Night dalam bidang apa saja. Night menguasai apa saja hanya dengan sekali lihat, kecuali daya ingatnya yang berkaitan dengan wanita. IQ Night memang melebihi di atas rata-rata orang pada umumnya setelah adiknya yang bernama Justin. Sayangnya Night tidak suka menonjolkan kepintarannya di hadapan orang-orang.

Dan yang Scott tahu, walaupun Ben mempunyai banyak istri, di hatinya yang paling dalam, hanya ada satu wanita yang dicintainya yaitu Kelly, mama dari Night. Dan kenapa Ben malah menikahi banyak wanita, itu masih menjadi misteri bagi Scott yang belum terpecahkan sampai sekarang.

Scott jadi teringat saat pertama kali Night dihadapkan pada ketujuh anak lelaki yang dibawa Ben tiba-tiba. Walaupun selisih usia mereka tidak terlalu jauh, Ben tetap memerintakan mereka semua untuk memanggil Night dengan sebutan kakak.

Dan siapa yang tidak syok dalam waktu singkat dan tidak tahu detail ceritanya, tahu-tahu mendapatkan banyak saudara? Mending hanya satu, tapi ini tujuh sekaligus. Untung saja saat itu tuannya masih kecil dan tidak tahu apa-apa. Night malah senang mendapatkan saudara lelaki yang bisa dijadikan teman main baginya.

Night tidak peduli kalau mereka semua adalah saudara tiri yang berbeda ibu. Yang Night tahu, ia adalah seorang kakak bagi ketujuh adik-adiknya. Kewajibannya adalah menyayangi, menjaga dan melindungi mereka semua. Ya untung saja mereka semua akur dan tidak pernah ribut. Tidak hanya Night yang baik sama mereka, begitupun dengan mereka semua yang sangat menghormati Night sebagai kakak tertua mereka.

Saat Night masih kecil, ia memang tinggal bersama mereka semua. Sampai tak terasa bertahun-tahun mereka hidup bersama dalam satu atap dan mereka semua tumbuh menjadi lelaki yang tampan. Mereka semua menjadi idola para wanita di sekolahnya yang sama. Tanpa disangka-sangka ternyata mereka semua masing-masing memiliki daya tarik yang berbeda-beda. Hal itupun berlangsung sampai mereka dewasa dan masing-masing dari mereka sekarang mempunyai keahlian tersendiri.

Pandangan Scott ke Night kini beralih ke Matt, adik pertama Night, dengan nama lengkap Matthew Anderson yang baru saja masuk ke ruangan dengan setengah telanjang.

"Hai, Kak!" Matt menyapa Night. Dan Night hanya mengangkat tangannya membalas sapaan Matt. Matt berjalan menghampiri Night dan duduk di sebelah kirinya. Melihat Lily dalam pangkuan kakaknya, Matt pun mengusap kepalanya.

"Guk!" (**Hanya pacarku yang boleh mengusapku). Lily menggonggong ke Matt karena tidak suka dielus kepalanya selain dari tangan Night.

"Sudah kukatakan, jangan coba-coba elus kepalanya. Dia tidak suka dielus olehmu yang belum mandi," ledek Night sambil tertawa.

Scott tersenyum melihat keakraban Night dengan Matt. Usia Matt sendiri dengan Night hanya bertaut satu tahun, karena sewaktu Ben menikahi wanita asal kota Brooklyn itu, wanita itu tengah mengandung. Matt sendiri ahli dibidang dagang atau disebut businessman. Otak jeniusnya dibidang penjualan tidak diragukan lagi. Keuntungan besar setiap tahun yang didapat dari anak perusahaan Ben, semua masukan dari Matt.

Suara langkah kaki membuyarkan pandangan Scott dari Matt, dan beralih ke adik kedua Night. Pieter Anderson, sebut dia si jenius dalam otomotif maupun lokomotif.

Dari kecil Pieter memang hobi mengotak-atik mesin motor, mobil dan segala kendaraan beroda. Pieter bahkan bisa mengendarai apapun jenis kendaraan, hanya dalam sekali belajar. Pieter pun duduk di sebelah Matt. Lalu, dari belakang Pieter, masuklah adik ketiga Night, Denzel Anderson.

"Hai, semua!" sapa Denzel sambil menoleh ke arah sofa yang masih kosong. "Belum kumpul semua ya?" tanyanya sambil berjalan ke arah Night dan duduk di sebelah kanannya.

"Belum, Tuan Denzel. By the way, anda dari mana?" tanya Scott.

"Biasa, habis membantu Papa mengintrogasi para bawahannya yang korupsi," jawab Denzel.

"Lalu, bagaimana hasilnya?" tanya Scott.

"Akhirnya orang-orang itu mengaku setelah ku pojokkan dengan bukti-bukti akurat dalam penglihatanku."

Scott mengangguk-angguk. Benar katanya, adik ketiga Night adalah anak indigo dengan kemampuan khusus atau disebut supernatural. Anak yang paling diharapkan Ben untuk suatu masalah seperti yang dikatakannya. Itu karena Denzel memiliki tiga kemampuan khusus, yaitu bisa membaca pikiran atau tepatnya disebut Telepati, kedua, Klervoyans atau kemampuan untuk melihat kejadian yang sedang berlangsung di tempat lain, dan terakhir, Prekognision atau kemampuan memprediksi dan membuat peristiwa yang akan terjadi.

Mungkin kalian tidak akan percaya, tapi menurut penelitian, orang yang mempunyai kemampuan khusus atau supernatural itu memang ada, tapi tidak banyak orang memilikinya. Hanya keberuntunganlah yang terlahir seperti itu.

Denzel sendiri pun baru mengetahui kemampuannya saat dia berusia 15 Tahun. Waktu Ben ingin pergi ke Meksiko, Ben diberitahukan olehnya agar jangan pergi karena Denzel mendapatkan penglihatan bahwa pesawat yang ditumpangi oleh Ben akan terjatuh. Tadinya Ben tidak percaya, tapi sewaktu ia mendengar kabar pesawat jatuh, barulah ia percaya jika anaknya mempunyai kekuatan khusus.

"Hai, Kak Night!" sapa adik keempat Night, Javier Anderson, yang masuk ke dalam ruangan dengan seragam polisinya. Lalu, disusul selanjutnya oleh Justin, adik keenam Night serta adik paling kecil di antara mereka semua yang bernama Nick.

Javier adalah polisi muda. Ia baru mendaftar menjadi polisi karena ia jago berkelahi. Segala macam bentuk karate, taekwondo, bahkan tinju sekalipun dia kuasai. Dan daripada ia mengajak orang tak bersalah berkelahi, kemampuannya ia salurkan dalam tugasnya menjadi polisi.

Scott beralih ke adiknya yang paling kecil, Nick Anderson. Scott memperhatikan mereka smua sambil menghitung jumlah anggota yang hadir. "Lho, Tuan Evan mana?" tanya Scott yang baru menyadari sosok Evan tidak ada.

"Aku tadi melihatnya di dapur. Dia sedang menyiapkan minuman dan snack untuk kita. Evan kan paling keibuan di antara kita," jawab Javier terkekeh sambil menoleh ke adiknya, Justin. "Ya, kan?"

Justin mengangguk mengiyakan. "Tapi semua makanan Kak Evan memang enak kok."

Setelah diberitahu keberadaan Evan, Scott pun berjalan menuju ke dapur untuk memanggil Evan. Dan benar saja, ia memang berada di dapur tengah menyiapkan minuman dan makanan kecil yang seharusnya menjadi tugas Scott. "Tuan Evan, biar saya saja," ucapnya sambil berjalan menghampiri Evan.

Evan mendongak. "Tidak apa-apa. Kau masuk saja, Scott," katanya sambil tersenyum.

Adik kelima Night ini memang mempunyai hobi memasak. Ia adalah koki di salah satu restoran mewah di Las Vegas. Ia juga mendapat predikat sebagai, Master of Cooking, di usianya yang terpaut dua tahun dari Night. Dia, Pieter, Denzel dan Javier seumuran. Sedangkan usia Justin dan usia Nick sama dan terpaut tiga tahun dari sang kakak, Night.

Bagi Scott, walau ketujuh lelaki di rumah ini punya perbedaan dalam segi fisik, kemampuan, usia, tampang, tapi mereka punya satu persamaan. Mereka sama-sama suka dengan ketenaran dan uang. Dan yang lebih penting, mereka semua saling menyayangi satu sama lain, walaupun mereka berbeda ibu.

Scott kembali ke ruangan atas perintah Evan. Ia melihat Night sedang bercengkrama dengan Justin masalah situs. Ide gila pencetus situs Mr. Night muncul pertama kali adalah ide dari Night sendiri saat dia melihat ketujuh adiknya digandrungi para wanita.

Selama mereka berada, pasti tak lepas dari wanita. Otak bisnis seperti papanya, Ben, mulai berkoar dalam diri Night yang waktu itu berumur 23 tahun. Night mulai merencanakan pekerjaan situs itu bersama adik-adiknya dan mendapat respon positif dari mereka. Yang artinya mereka semua menyetujui rencana gila Night.

Akhirnya setelah dibantu adik keenamnya, Justin, dengan keahlian dibidang komputer, Night berhasil menciptakan sebuah situs untuk menarik perhatian para wanita.

Tujuan utama dari situs ini adalah memang membantu para wanita single yang ingin merasakan punya pasangan serta membantu segala keinginan si wanita, walaupun dalam bentuk seks sekalipun. Tapi semua itu kembali lagi ke alasan penyewanya. Seks yang dimaksud pun harus dengan situasi dan kondisi yang jelas. Terutama alasan kenapa harus sampai menyewa mereka untuk berhubungan seks. Semua akan disaring terlebih dahulu melalui semua persyaratan yang sudah tertera di situs. Apabila alasannya tidak masuk akal atau tidak jelas, sudah pasti tidak akan berhasil. Tapi tidak menutup kemungkinan pendaftar tercepat juga bisa langsung berhasil mendaftar.

Ketujuh lelaki yang sekarang sudah lengkap di ruangan, memang membuat banyak persyaratan agar tidak mudah orang untuk mendaftar. Bagi mereka, semakin sulitnya mereka mendaftar, mereka pasti akan semakin penasaran. Lalu, mereka akan berlomba-lomba dalam segi waktu untuk menjadi yang terpilih pertama paling cepat mendaftar.

Mereka juga menentukan waktu jam terbangnya, pukul tujuh pagi adalah waktu untuk mendaftar, dan pukul tujuh malam adalah waktu memulai acara kencannya. Mereka bersepakat memilih jam itu karena bagi mereka angka tujuh adalah angka keramat. Percaya atau tidak, tapi mereka semua lahir di tanggal 7 semua dengan bulan dan tahun yang berbeda.

Dan rapat pertemuan mereka pun dimulai dari sekarang.

"Mari kita mulai," ucap Night membuka suaranya duluan.

.....

TBC

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience