Roy meminta Nadia untuk datang kerumahnya setelah mengusir Tonny dari rumahnya. Nadia menjawab semua pertanyaan yang Roy ajukan dan akhirnya harus menceritakan kenyataan tentang insiden yang membuat Sheila kehilangan bayinya.
"Jadi benar yang dikatakan oleh Tonny. Aku yang membunuh anakku sendiri." Kata Roy dengan lemas sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.
"Anda tidak mengetahui tentang kehamilan istri anda , Pak. Istri anda juga tidak mengetahuinya." Kata Nadia sambil meletakkan segelas air putih dihadapan Roy.
"Kenapa aku mendorongnya sampai ia jatuh dari tangga?"
"Anda tidak mendorongnya. Kejadian itu murni karena kecelakaan yang tidak disengaja. Istri anda hanya berusaha untuk melerai antara anda dan Teddy yang sedang bertengkar hari itu."Jawab Nadia dengan tenang saat duduk diseberang Roy. Meskipun Nadia masih bersikap datar namun Nadia juga tidak tega melihat Roy yang semakin terpuruk dengan kondisinya saat ini.
"Anda hanya tidak bisa mengendalikan emosi anda waktu itu. Anda juga tersiksa saat mengetahui jika bayi anda tidak bisa diselamatkan. Anda juga menyembunyikan hal ini dari istri anda karena anda tidak ingin istri anda juga terluka akan kehilangan bayi dalam kandungannya." Lanjut Nadia dengan penuh simpati kali ini.
"Karena itukah dia ingin bercerai dariku?" Tanya Roy sambil mendongakkan kepalanya.
"Istri anda ingin bercerai karena tidak ingin anda mengingat kembali apa yang sudah terjadi. Dia ingin anda menjalani kehidupan anda seperti sebelum anda menikah dengannya. Karena itu istri anda bersikeras untuk bercerai dari anda. Anda memiliki luka emosi yang besar karena masalu anda , emosi anda juga tidak terkontrol semenjak anda menikah. Apapun jika itu menyangkut istri anda anda akan lepas kendali akan emosi anda. Hingga malam itu istri anda mengetahui tentang anda yang menyembunyikan tentang keguguran yang ia alami dan yang saya ketahui hanyalah anda berusaha mencelakai diri anda sendiri karena istri anda memilih untuk berpisah dari anda. Ketika anda berada di rumah sakit dan anda tidak mengingat tentang istri anda , psikiater anda mengatakan jika anda bisa mengingat kembali jika menggunakan hypnoterapi walaupun kemungkinannya tidak seratus persen, namun istri anda menolak , ia takut jika anda akan tersiksa jika harus mengingat hal itu lagi." .Nadia akhirnya menceritakan apa yang seharusnya tidak ia ceritakan kepada Roy.
Roy terdiam cukup lama sambil menundukkan kepalanya dan menopang dahinya dengan kedua tangannya.
Sheila meninggalkannya bukan karena pria lain, Sheila juga bersih keras ingin bercerai bukan karena kekurangan yang ia miliki. Sheila hanya ingin menjaganya dari luka yang ia alami. Namun keputusan Sheila juga melukai Roy kali ini. Membuatnya tidak mengingat apapun tentang Sheila , namun hatinya selalu mengatakan hal yang lain. Sekarang Roy bahkan tidak mengetahui keberadaan Sheila. Proses perceraiannya juga sedang berlangsung meskipun ia sudah menarik gugatan cerainya, pengacara Sheila kali ini yang mengajukan gugatan kembali.
"Carikan aku seorang psikiater yang bisa dipercaya. Jangan sampai tua bangka atau siapapun mengetahuinya. Buatkan aku janji dengannya . Besok." Kata Roy pada akhirnya.
"Baik, Pak." Jawab Nadia tanpa bertanya apapun kepada Roy.
---------------------------
" Teddy, aku mohon bantulah aku." Pinta Katarina ketika Teddy mengetahui apa yang sudah Katarina lakukan terhadap dirinya selama ini.
Walaupun Teddy sudah memperkirakan akan menjadi seperti ini. Katarina yang akhirnya mengeksplore pemberitaan tentang dirinya dan Sheila. Hingga banyak pihak yang menilai jika Sheila berselingkuh dengan dirinya dan menggugat cerai Roy. Karena informasi dari Katarina pula , media mengetahui tentang perihal keguguran yang Sheila alami. Kali ini seluruh pemberitaan terfokus pada hubungannya dengan Sheila. Sampai-sampai Teddy harus memindahkan nenek Sheila ke tempat yang lebih aman dari gangguan oranglain yang memiliki niat buruk terhadap Sheila.
Berkali - kali juga Sheila mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di dalam hotel dan membuatnya tidak nyaman. Akhirnya Sheila memutuskan untuk pergi keluar negeri dan menenangkan dirinya disana. Meskipun proses perceraiannya dengan Roy masih berlangsung , Sheila sudah menyerahkan semuanya kepada pengacara yang dipilih oleh ayah Roy untuk menangani perceraiannya.
Teddy secara diam-diam juga mengikuti Katarina dengan bantuan Billy. Sekarang ia memiliki banyak bukti jika Katarina hanya memanfaatkan dirinya agar bisa memberikan informasi kepada Rey tentang hal-hal yang bisa menjatuhkan Roy lewat berita skandal yang dialami Sheila.
Teddy melemparkan semua bukti yang ia miliki ke pangkuan Katarina ketika ia berada dalam satu mobil dengan Katarina. Bahkan Teddy juga bersiap untuk menggugat Katarina atas tindakan yang sudah ia lakukan selama ini.
"Untuk apa aku membantumu? Kau saja hanya memanfaatkan aku dan juga sudah membuatku buruk dimata masyarakat." Kata Teddy ketika Katarina memohon bantuan untuk tidak melayangkan gugatan kepadanya.
"Aku sudah mengatakannya kepadamu semua yang aku lakukan atas perintah dari Rey dan ibunya. Aku berhutang budi padanya karena sudah membantuku untuk lepas dari tahanan ketika Roy menjebloskanku kesana. Dia juga berjanji padaku akan memberikan banyak uang jika aku bisa membantunya mengumpulkan informasi tentang kehidupan Roy. Jika aku menjebakmu , untuk apa aku menceritakan semuanya kepadamu sejak awal?" Katarina mencoba untuk berkilah didepan Teddy.
"Aku juga masih bertanya-tanya untuk apa kau menceritakan semuanya kepadaku sejak awal kau mencoba mendekatiku. Sekarang aku baru saja menyadari jawabannya. Karena kau ingin menjebakku dalam permainanmu." Balas Teddy sambil tersenyum sinis kearah Katarina.
"Kau berasal dari keluarga terpandang, Kau tidak memiliki alasan untuk mengumpulkan uang hanya dengan menempuh jalan sesulit ini. Kau juga bebas dari tahanan karena Roy yang mencabut gugatannya kepadamu. Hanya ada satu alasanmu melakukan semua ini." Kata Teddy sambil memandang mata Katarina yang berwarna hitam pekat itu.
"Karena kau begitu mencintai Rey. Kalian sedang menjalin hubungan terlarang. Rey sudah menikah dengan oranglain, kau hanya ingin membuatnya memperhatikanmu dengan yang kau lakukan selama ini, memberinya informasi akan apa yang ia inginkan. Kau tidak sedang dalam tekanan apapun seperti apa yang kau katakan selama ini kepadaku." Lanjut Teddy sambil tersenyum melihat mata Katarina yang terbelalak terkejut mendengarkan perkataan Teddy.
"Kau mengetahuinya?" Tanya Katarina yang masih shock dengan apa yang sudah diketahui oleh Teddy tentang dirinya.
"Tidak sulit mengetahuinya, sedari awal kau tidak berminat kepadaku. Kau orang yang ambisius. Kau berpacaran dengan Roy waktu itu juga karena Rey yang memintamu untuk mengorek informasi sekecil apapun tentang Roy. Hingga akhirnya Roy mencampakkanmu karena kecerobohanmu sendiri dan kau mengetahui jika Roy memiliki minat dengan sesama jenis dan kebetulan aku yang kau kira sedang menjalin hubungan dengan Roy. Kau juga yang membuat Ciya akhirnya menikah dengan Roy. Sekarang seolah kau membantuku untuk kembali dengan Ciya , kau mendekatiku dan menciptakan berita skandal tentang aku dan Ciya. Kau pikir aku tidak akan memperkirakan hal ini? Aku sudah merasa ada yang tidak beres dengan kehadiranmu yang tiba-tiba datang dengan niatan membantuku." Teddy menjelaskan apa yang ia ketahui selama ini tentang Katarina.
"Bagaimana kau mengetahuinya?" Wajah Katarina terlihat pucat saat ini dihadapan Teddy.
"Apa kau mata-mata Nancy?"
"Aku tidak suka melakukan hal yang licik dan tidak bermoral sepertimu. Nancy? Istri Rey? Dia bahkan tidak akan memperdulikan oranglain selain dirinya sendiri. Selama suaminya tidak berulah didepannya, dia tidak akan melakukan apapun." Jawab Teddy sambil melihat kearah Katarina yang masih pucat .
"Kau seseorang yang mencintai suami oranglain, berani bermain dibelakangnya ,tapi kau takut untuk menghadapi Nancy secara langsung. Apa kau menyadari jika posisimu hanyalah sebagai pelampiasan dari suami oranglain?" Sindir Teddy sambil tertawa kecil melihat ekspresi Katarina.
"Kau tidak tahu apa-apa tentang hubunganku dan juga Rey. Setelah Rey dan ibunya bisa sukses dengan proyek mereka. Rey tidak lagi membutuhkan Nancy sebagai istrinya. Rey akan menceraikan Nancy dan menikahiku. Rey bahkan tidak mencintai istrinya. Bukan Nancy yang aku takutkan , tapi pengaruh dari keluarga Nancy yang membuatku harus terus bersembunyi seperti ini. Dia hanyalah wanita manja yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Jika tanpa kekuasaan dan harta orangtuanya, dia bukan siapa-siapa. Rey juga menikahinya karena orangtua Nancy yang begitu berkuasa. Bukan aku yang merebut Rey, tapi dia yang merebut Rey dariku. Rey dan aku sudah berhubungan jauh sebelum ia menikah dengan Nancy." Balas Katarina sambil memandang kearah cincin yang tersemat di jari manisnya kemudian menatap Teddy.
"Benar aku hanya memanfaatkanmu , tapi terkadang aku melihat diriku dalam dirimu. Kita berada di posisi yang sama."
" Kita tidak sama. Aku tidak pernah menggunakan cara-cara yang tidak bermoral sepertimu. Aku tidak ingin mengambil apa yang bukan menjadi milikku." Kata Teddy membalas perkataan Katarina.
" Kau hanya munafik. Kau masih menginginkan Sheila , jelas kau punya rasa untuk memilikinya ." Senyuman sinis tersungging di bibir Katarina.
"Aku memiliki rasa itu , tapi aku tidak ingin dia menerima perasaanku dengan terpaksa. Dia sudah terlanjur mencintai lelaki itu. Aku juga tidak akan menggunakan cara kotor untuk mendapatkan kembali hatinya." Ujar Teddy sungguh-sungguh.
"Selamat berjuang untuk cintamu yang naif." Kata Katarina sambil membuka pintu mobil dan hendak keluar dari mobil Teddy.
"Selamat berjuang juga untuk menghadapi gugatan yang akan aku ajukan kepadamu." Balas Teddy tanpa melihat kearah Katarina.
Katarina keluar dari mobil Teddy dengan perasaan kesal sambil membanting pintu mobil Teddy dengan kencang.
----------------------------------------------
Sheila sedang mencoba untuk berkonsentrasi dengan naskah yang tengah ia ketik malam itu didalam kamarnya. Namun pikirannya masih melayang entah kemana. Ia sudah berada di sebuah negara asing yang tidak pernah ia kunjungi sebelumnya selama lebih dari satu minggu. Sheila memang tidak pernah bepergian keluar negeri sebelumnya , baru kali ini ia pergi begitu jauh dan meninggalkan neneknya sendirian di negara asalnya.
Sheila sedang tidak ingin bertemu dengan siapapun , berita tentang dirinya yang dituduh berselingkuh dengan Teddy tersebar begitu cepat. Ia merasa bersalah kepada Roy dan juga Teddy , namun ia tidak bisa berbuat apapun untuk memperbaiki keadaan yang sudah terlanjur terjadi . Hal ini juga seharusnya membantunya agar Roy cepat menyelesaikan perceraian mereka. Sheila bahkan merasa bersalah kepada Roy dan sempat berpikir untuk menjelaskannya kepada Roy , namun ia harus sadar jika saat ini Roy bahkan tidak bisa mengingat dirinya dan juga sudah menyetujui perceraian mereka berdua. Lebih baik bagi Sheila untuk menghindari Roy dan juga semua yang ada disekitarnya. Sheila merasa seperti buronan yang tengah bersembunyi dari kejaran pihak berwajib.
Ayah Roy membantunya untuk bisa pergi keluar negeri dan juga memiliki rumah kecil ditempatnya saat ini. Tempat yang begitu tenang dan damai. Seharusnya ia bisa merasa tenang disini , namun pikirannya selalu tertuju pada Roy. Apa yang sedang Roy lakukan , apa yang sedang Roy pikirkan , atau apakah Roy sudah makan atau tidak. Kekhawatiran kecil yang sering ia pikirkan ketika mereka masih bersama. Sering kali pula Sheila tergoda untuk melihat berita tentang Roy , namun seketika itu pula ia mengurungkan niatnya. Sheila harus melupakan Roy , hubungan mereka sudah berakhir. Dan seharusnya ia merasa bahagia karena dirinya sudah bebas saat ini. Ia bisa menjalani kehidupannya seperti sedia kala. Namun sebuah ruang hampa tercipta didalam benaknya tanpa bisa ia cegah.
Sheila menarik panel laci dimeja kerjanya dan mengambil tabung janinnya yang sudah ia hiasi dengan rajutan cantik berwarna biru muda.
"Apa kau juga merindukan ayahmu?" Tanya Sheila sambil menatap tabung itu seakan-akan isi dalam tabung itu bisa mendengarkannya.
"Aku merindukannya." Kata Sheila menempelkan tabung itu didahinya.
------------------------------
Satu tahun kemudian...
Roy menjalani banyak terapi untuk mengembalikan ingatannya yang hilang dan juga mengatasi segala trauma yang ia miliki selama ini. Roy juga masih tidak menyerah untuk mencari keberadaan Sheila yang masih tidak bisa ia temukan.
Terkadang Roy pergi ke negara yang menjadi tujuan Sheila pergi terakhir kali , mengelilingi setiap kota , namun ia tidak bisa menemukan Sheila. Nadia juga selalu memeriksa setiap data tentang penumpang yang masuk ke Indonesia lewat bandara internasional manapun yang ada di Indonesia , berjaga-jaga jikalau Sheila sudah kembali dan memudahkan Roy untuk menemukan Sheila . Namun hasilnya nihil.
Roy menemukan keberadaan nenek Sheila dan terkadang juga menemuinya , berharap jika Sheila menghubungi pihak panti jompo untuk menghubungi neneknya . Dan Roy tidak menemukan harapan itu hingga saat ini. Hanya ada Teddy yang sering mengunjungi nenek Sheila dan juga merawatnya. Bertanya kepada Teddy juga adalah hal yang sia-sia , Teddy tidak pernah memberitahukan keberadaan Sheila , bahkan jika Roy membuntuti kemanapun Teddy pergi , Teddy hanya berada di lokasi syuting atau berada bersama teman-temannya. Ayah Roy juga sama , ia juga tidak pernah membuka mulutnya tentang keberadaan Sheila meskipun Roy tahu jika ayahnya jelas mengetahui dimana Sheila berada. Roy selalu menemui titik buntu setiap upayanya dalam menemukan istrinya yang hilang bagai di telan bumi.
"Pak, ini adalah hasil survey pasar tentang beberapa naskah cerita fiksi yang banyak disukai oleh banyak kalangan. Jika kita menjadikannya film layar lebar ataupun serial , maka akan menaikkan rating penonton dan juga menarik para minat inverstor baru." Kata Nadia sambil memberikan lembaran laporannya diatas meja kerja Roy. Roy menerima lembaran itu dan membacanya secara sekilas.
"Hanya ada satu cerita?" Tanya Roy sambil mengernyitkan keningnya .
"Benar ,Pak." Jawab Nadia dengan cepat.
"Apa cerita ini begitu diminati?"
"Sangat."
"Siapa pengarangnya? Apa dia terkenal?"
"Tidak , Pak. Dia hanya seorang penulis amatir namun memiliki banyak penggemar. Meskipun sedikit misterius namun kita bisa menemuinya jika ingin membuat kontrak kerja dengannya. Saya juga sudah mengirimkan email kepada penulis itu dan sepertinya ia menyetujui untuk tandatangan kontrak dengan kita." Jawab Nadia tanpa berkedip dihadapan Roy.
Roy membaca sinopsis dari cerita yang diberikan oleh Nadia. Seketika ia menengadah kearah Nadia.
"Penulis ini ... Ini tuisan Ella." Kata Roy sambil membelalakkan matanya kearah Nadia.
Ia mengenal tulisan naskah itu , Sheila pernah menunjukkan tulisan itu kepada Roy dulu. Roy sudah bisa mengingat tentang Sheila dan juga kehidupan pernikahan mereka yang sempat Roy lupakan dulu.
"Penulisnya masih misterius , Pak. Tapi dia bersedia untuk menandatangani kontrak kerja dengan perusahaan kita." Jawab Nadia datar sambil menaikkan kedua alisnya.
Roy tersenyum menangkap maksud Nadia.
"Segera buatkan kontrak kerja dan atur agar aku bisa bertemu langsung dengannya." Kata Roy tersenyum lebar kali ini. Sudah lama rasanya ia tidak tersenyum dengan suasana hati seperti ini.
"Baik,Pak." Kata Nadia dengan cepat lalu meninggalkan ruang kerja Roy.
Roy memutar kursi kerjanya kearah jendela ruang kerjanya dan tersenyum lebar.
"Dan aku tidak akan melepaskanmu kali ini sekalipun kau mengusirku. Kau akan kembali padaku." Kata Roy dalam hati sambil menghembuskan napas lega karena hal ini yang ia nantikan selama ini. Ia telah menemukan Sheila.
------------------------
Rey terkejut dengan kedatangan ibunya yang begitu tiba-tiba di ruang kerjanya.
"Apa maksudnya dengan ini? Aku sudah pernah mengatakan kepadamu agar berhati-hati jika kau memiliki skandal dengan oranglain. Dan ... Kenapa harus dia?" Teriak ibu Rey dihadapan Rey.
"Apa maksud mama?" Tanya Rey yang saat itu sedang berdiskusi dengan sekertarisnya.
"Kau keluarlah. Jangan biarkan siapapun masuk ke ruanganku." Perintah Rey kepada sekertarisnya.
"Baik ,Pak." Jawab sekertaris Rey kemudian meninggalkan ruang kerja Rey.
"Kau masih berhubungan dengan wanita itu?" Tanya ibu Rey sambil menunjukkan foto yang ada dalam ponselnya kepada Rey.
Sebuah gambar dirinya dan Katarina yang sedang bersama di sebuah kamar villa.
"Darimana mama mendapatkan foto itu?" Tanya Rey dengan gugup.
"Dia sendiri yang mengirimkannya padaku. Apa kau sudah gila? Bisnis baru kita baru berjalan beberapa bulan saja dan kau sudah terang-terangan ingin memamerkan skandalmu dengan wanita itu . Perhatikan saja istrimu. Jika kau ingin memiliki hubungan dengan wanita lain, jangan meninggalkan bukti apapun." Jawab ibu Rey dengan emosi.
Rey menyisir rambutnya kebelakang dengan frustasi dan memejamkan matanya.
"Sedari awal aku menikahi Nancy hanya karena mama yang memintanya , aku bahkan tidak pernah mencintainya. Nancy juga sama denganku , dia hanya ingin mendapatkan kebebasan dari keluarganya lewat pernikahannya denganku. Kami bahkan tidak pernah tidur bersama selama kami menikah. Lagipula.... Katrin dan aku sudah lama bersama bahkan sebelum aku menikah dengan Nancy. Dia yang lebih mengerti aku dan lebih tulus kepadaku." Balas Rey berusaha membela diri dihadapan ibunya sendiri.
"Jadi kalian masih berhubungan selama ini?" Ibu Rey bahkan tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya kepada Rey.
"Putuskan wanita itu ." Kata ibu Rey seketika ketika melihat penolakan dari tatapan Rey kepadanya.
"Aku tidak bisa . Aku bisa mati jika harus berpisah dari Katrin." Balas Rey sambil berdiri dari duduknya.
"Kalau kau tidak ingin berpisah dari Katrin ... Kau harus membuat Nancy mengandung anakmu bagaimanapun caranya." Kata ibu Rey sambi duduk didepan Rey.
"Ma, bisnis kita sudah berjalan saat ini , kita sudah tidak memerlukan pengaruh dari keluarga Nancy lagi. Dan aku juga tidak ingin menyakiti hati Katrin lebih dalam lagi. Dia juga sudah banyak berkorban untuk kita selama ini. Aku tidak setuju dengan syarat yang mama ajukan untukku." Rey menolak tawaran dari ibunya sambil memalingkan wajahnya.
Ibu Rey melemparkan barang-barang yang ada di hadapannya kearah Rey , Rey menangkisnya dengan satu tangan dan tangan lainnya melindungi wajahnya.
"Apa kau sudah gila? Kau sudah tidak waras ? Kau sudah lupa aku juga berkorban banyak untuk masa depanmu ? Kau anggap apa aku ini? Apa kau benar-benar anakku? Bagaimana bisa aku melahirkan anak sepertimu?" Teriak ibu Rey dengan frustasi.
"Apa kau tahu perjuanganku sampai harus menikahi lelaki yang bahkan aku tidak cintai , merebutnya dari sahabatku sendiri. Hanya untuk memberikan kehidupan yang layak untukmu."
"Lalu apakah mama juga ingin aku merasakan ketidak bahagiaan yang mama alami? Apa mama merasa bahagia selama ini? Jika ingin memberikanku kehidupan yang layak haruskah aku menderita seperti mama?" Balas Rey sambil menghempaskan tubuhnya kembali ke kursi.
"Tidak ada yang lebih berharga daripada kekuasaan dan harta didunia ini. Walaupun kau tidak mendapatkan cintamu tapi kau bisa mendapatkan dunia dalam genggamanmu. Jika kau sangat mencintai wanita itu , dia tidak bisa menjadi istrimu , dia hanya akan bisa menempati posisi sebagai simpananmu. Roy bahkan bisa lebih baik daripadamu , dia juga hampir memiliki keturunan walaupun akhirnya kehilangan juga." Kata ibu Rey sambil menunjukkan jarinya kearah Rey.
"Turuti apa kataku kalau kau masih menganggap aku ini ibu kandungmu." Ibu Rey berjalan keluar dari ruang kerja Rey tanpa memperdulikan apapun pendapat Rey tentang inisiatifnya
Rey berteriak frustasi setelah ibunya meninggalkan ruang kerja miliknya. Selama bertahun-tahun ia harus dibanding-bandingkan dengan Roy dalam segala hal. Roy bahkan menikahi seorang wanita yang bukan siapa-siapa namun semua orang masih memandang Roy lebih baik darinya. Rey juga tidak pernah mendapatkan apresiasi positif dari ayah tirinya. Ia juga harus menikahi seorang wanita yang sangat egois dan manja yang bahkan tidak memandang dirinya sebagai seorang suami. Hanya Katarina yang mengerti dan mencintai dirinya dengan tulus. Katarina tidak pernah menuntut apapun dari dirinya , tapi sekarang Katarina dengan berani menunjukkan kebersamaan mereka kepada ibunya , Rey hanya berpikir mungkin Katarina sudah merasa lelah tentang posisinya selama ini. Ia juga merasakan hal yang sama dengan Katarina , harus bertemu secara sembunyi-sembunyi begitu berhati - hati jangan sampai ada yang mengetahui hubungan mereka.
Mungkin memang Rey mengerti apa yang dipikirkan oleh Katarina namun Rey juga tidak ingin menentang keinginan ibunya sendiri.
---------------------------------------
Selama ia berdiam diri di kota kecil negara asing dalam satu tahun ini , Sheila bisa berbangga melihat naskah karyanya sendiri sudah bisa dinikmati oleh banyak orang. Terutama ketika sebuah perusahaan ingin menandatangani kontrak dengan dirinya. Mendapatkan sebuah apresiasi untuk karya miliknya pertamakali membuat Sheila sangat bahagia. Walaupun hanya sebuah kontrak dengan rumah produksi kecil , namun Sheila merasa begitu bersemangat untuk bertemu dengan pemilik rumah produksi itu secara langsung hari ini.
Sheila sedang menyisir rambutnya didepan cermin sambil tersenyum pada bayangan dirinya yang berada di cermin di hadapannya.
"Kau tahu, mama akan bertemu dengan seseorang yang akan membuat karya mama menjadi sebuah film. Dulu mama selalu mengetik naskah milik oranglain , kali ini naskah mama yang akan dijadikan sebuah film. Bukankah ini suatu hal yang membahagiakan?" Kata Sheila kepada tabung kecil yang selalu menemaninya selama ini.
Walaupun hanya berupa jasad janin yang diawetkan , bagi Sheila janin itu adalah teman hidupnya selama ini. Sheila tersenyum begitu lebar menatap tabung itu lalu melanjutkan menyisir rambutnya kemudian mengikatnya membentuk ekor kuda yang menjuntaikan ikal-ikal rambutnya.
Bel pintu rumahnya berbunyi , dengan segera Sheila berjalan kearah pintu rumahnya.
"Hai, Ted." Sapa Sheila ketika membuka pintu rumahnya , Teddy sudah berada berdiri dihadapan Sheila ketika Sheila membuka pintu rumahnya.
"Kapan kau datang kemari?" Tanya Sheila sembari menerima bingkisan yang dibawakan Teddy untuknya.
"Tadi malam. Apa kau akan pergi kesuatu tempat?" Tanya Teddy sambil tersenyum melihat Sheila sudah begitu rapi di pagi hari.
"Iya, aku akan menemui orang yang akan memfilmkan novelku." Jawab Sheila sambil tersenyum senang dihadapan Teddy.
"Masuklah. Aku akan bersiap-siap. Apa kau mau ikut?" Tanya Sheila sambil berjalan ke arah dapurnya.
"Boleh. Aku akan menemanimu." Jawab Teddy sambil masuk kedalam rumah Sheila dan menutup pintu dibelakangnya. Hawa dingin diluar masih terasa menusuk di tubuh Teddy , karena saat ini baru saja memasuki musim semi.
Teddy terkadang mengunjungi Sheila hanya sekadar untuk menemui Sheila ataupun menemani ketika Sheila membutuhkan bantuannya. Teddy juga sangat berhati-hati ketika melakukan perjalanan untuk menemui Sheila. Dia tidak ingin Roy mengetahui keberadaan Sheila.
"Apa kau ingin segelas kopi?" Tanya Sheila dari arah dapur.
"Boleh." Jawab Teddy sambil melepaskan mantelnya dan duduk di sofa mungil di ruang tamu Sheila.
"Tunggu sebentar , kebetulan aku tadi juga sudah memanaskan air ." Balas Sheila sambil menghampiri Teddy dengan membawa segelas air putih hangat. Sheila meletakkan mug berwarna putih itu diatas meja didepan Teddy.
"Dimana kau akan bertemu orang yang ingin mengontrak ceritamu?" Tanya Teddy sambil mengambil mug yang ada dihadapannya.
"Kami akan bertemu di restauran didekat perbatasan. Satu jam lagi kami janji untuk bertemu , kita masih bisa menikmati kopi pagi hari terlebih dahulu." Jawab Sheila kemudian menengok kearah dapur ingin memastikan jika air yang ia masak sudah mendidih.
"Perbatasan." Kata Teddy mulai memperkirakan jaraknya dari rumah Sheila menuju kesana.
"Tidak jauh dari sini. Siapa nama perusahaan yang akan bekerjasama denganmu?"
"Sepertinya perusahaan film Indie. Aku juga baru mendengarnya. Tapi tawaran yang mereka berikan benar-benar sangat bagus. Nominalnya juga tidak main-main." Balas Sheila dari dalam dapur. Kemudian Sheila keluar sambil membawa dua mug kopi dan meletakkannya satu dihadapan Teddy dan satu lagi ia bawa sambil duduk di samping Teddy.
"Aku akan menemanimu. Aku takut jika itu adalah perusahaan yang tidak meyakinkan. Saat ini banyak orang-orang yang melakukan penipuan demi keuntungan sendiri." Kata Teddy sambil menatap kearah Sheila dengan serius.
"Iya aku tahu. Terimakasih , Ted." Ucap Sheila dengan tulus. Teddy membalas senyuman Sheila dengan hangat dan ia masih merasa perasaannya tidak berubah kepada Sheila hanya saja kali ini perasaan itu lebih bebas dan tanpa beban.
"Ciya?" Teddy tiba-tiba memanggil Sheila setelah hening beberapa saat. Sheila menengadah melihat kearah Teddy.
"Ya?"
"Apa ... Kita bisa kembali seperti dulu lagi?" Tanya Teddy pada akhirnya. Baru kali ini Teddy memberanikan dirinya menanyakan hal ini kepada Sheila, Teddy menunggu saat ketika Sheila sudah merasa tenang dan stabil.
"Aku sudah lama ingin mengatakan hal ini kepadamu. Aku menyesal dengan apa yang terjadi diantara kita dulu. Seharusnya aku tetap mempertahankanmu , terlebih lagi setelah kau menikah , kau mendapatkan banyak kesulitan dan juga terluka. Aku bahkan tidak bisa melakukan apapun untuk melindungimu. Sampai kau mengalami kecelakaan itu juga , aku ikut andil dalam hal itu. Maafkan aku , Ciya."
"Ted, semua sudah berlalu." Balas Sheila sambil meletakkan mug yang ia pegang keatas meja.
"Satu tahun ini aku juga sudah banyak memikirkannya. Aku juga ikut bersalah dalam hal ini. Waktu itu juga seharusnya aku menahanmu dan menjelaskan semuanya walaupun kau tidak mau mendengarkannya. Aku seharusnya menghubungimu ketika semuanya terbongkar didepan mataku. Seharusnya juga aku ikut berjuang bersamamu untuk menghadapi kedua orangtuamu. Maafkan aku , Ted." Kata Sheila dengan tulus kepada Teddy.
"Lalu apakah kita ..."
"Tapi aku juga terlanjur mencintainya , Ted." Kata Sheila seketika memotong perkataan Teddy.
Sheila tahu apa yang akan Teddy katakan , Sheila bahkan merasa kagum akan kesabaran yang Teddy miliki untuknya. Mungkin sudah saatnya Teddy melepaskan perasaan yang Teddy miliki untuknya. Meskipun Sheila tidak bersama Roy lagi , namun Sheila tidak ingin perasaannya kepada Teddy menjadi sebuah pelarian saja.
"Lepaskan perasaanmu kepadaku , Ted. Sekalipun aku tidak bersama Roy , aku tidak ingin menerima perasaanmu hanya sebagai pelarian ataupun rasa kasihan saja. Kamu berhak untuk bahagia walau tidak bersamaku. Kita bersama juga nantinya yang ada adalah rasa bersalah dan juga rasa kasihan , bukan lagi cinta dan rasa sayang seperti dulu. Saat ini aku merasa nyaman berada bersamamu benar-benar karena aku menganggapmu sebagai seorang teman yang bisa aku percayai. Keluarga yang melindungiku. Seperti itulah perasaanku padamu ,Ted." Kata Sheila dengan sungguh-sungguh kepada Teddy. Hal ini juga akhirnya diungkapkan oleh Sheila kepada Teddy.
Teddy menghela napas panjang . Ia kecewa namun juga tidak terlihat menyerah.
"Aku akan menunggumu. Jika kau tidak bersama dengan Roy , aku tidak akan rela kau dengan yang lain." Balas Teddy sambil terseyum kepada Sheila.
--------------------------------------
Share this novel