Bab 23: apakah mungkin terselamatkan

Fantasy Completed 268

Seketika, angin deras tiba-tiba menerpa wajah Lyra Evadne Seraphine, mengibaskan jubah sutera putihnya hingga berdesir seperti suara bisikan yang terdengar dalam kegelapan. Wajah Lyra terangkat sedikit, cahaya aura emas yang terpancar dari matanya menatap langsung ke arah makhluk yang duduk di sudut ruangan itu. Udara di sekeliling mereka terasa berubah—lebih berat, lebih padat dengan energi yang tak bisa dijelaskan.

Makhluk itu, yang awalnya berbicara dengan nada penuh kepastian, tiba-tiba terdiam. Matanya yang berwarna merah menyala mendadak melebar, seolah-olah ia melihat sesuatu yang tak pernah ia duga sebelumnya. Suara tawa rendahnya yang tadinya penuh misteri kini terputus.

“Kau...,” gumam makhluk itu, suaranya bergetar, nyaris tak bisa dipercaya. “Wajahmu... tidak mungkin... Kau adalah keturunannya.”

Lyra memutar tubuhnya, alisnya berkerut. “Apa maksudmu?” tanyanya. Ada ketegangan dalam suaranya, namun tetap tenang.

Makhluk itu bangkit dari duduknya, bayangannya kini tidak lagi mengancam, melainkan dipenuhi dengan kegelisahan dan rasa takut yang dalam. Ia menatap Lyra seakan-akan berhadapan dengan sosok dari masa lalu yang menghantuinya. “Aku pernah berkhidmat pada seorang putri... seorang putri dari cahaya... dan dia... dia adalah nenek moyangmu.”

Kaelan, yang sebelumnya fokus pada percakapan, tampak bingung. “Keturunan dari siapa? Jelaskan!”

Makhluk itu mulai berbicara dengan suara yang lebih rendah dan penuh kepedihan. “Puteri Cahaya yang datang ke tanah ini berabad-abad lalu... Dialah wanita yang aku layani, sebelum semuanya berubah. Aku pernah menjadi penjaga istana Cahaya, melindungi kerajaanmu, Puteri Lyra. Aku adalah bagian dari kebesaran kerajaan itu, sampai Kegelapan datang dan menghancurkan semuanya.”

Lyra berdiri tegak, wajahnya terkejut namun tetap tenang. "Jadi kau pernah melayani keluargaku?"

Makhluk itu mengangguk lambat, suaranya bergetar oleh emosi yang tampak baru baginya. “Iya. Aku adalah penjaga setia kerajaan keluargamu sebelum kutukan ini dimulai. Keluargamu adalah cahaya yang menerangi kegelapan... Namun, saat Raja Kegelapan jatuh cinta pada nenek moyangmu, aku melihat semuanya hancur di depan mataku. Kutukan itu menghancurkan kerajaan dan merubahku menjadi... ini.”

Tangan besar makhluk itu menunjuk pada dirinya sendiri, tubuhnya yang sekarang hanya berupa bayangan kelam. "Akulah satu-satunya yang tersisa dari kerajaanmu, Puteri Lyra."

Lyra terdiam, matanya yang tertutup oleh cahaya aura keemasan berkilauan dengan emosi. “Jadi kau tahu semua ini dari awal? Tentang kutukan ini... tentang takdir yang kini menghantui Kaelan dan aku?”

Makhluk itu menunduk. “Ya. Aku tahu. Namun... aku tak berdaya melawan kutukan yang melahap kita semua. Aku menyaksikan setiap keturunan Raja Kegelapan dihantui oleh kutukan ini, termasuk Kaelan. Tapi... saat aku melihatmu, Puteri Lyra, aku tahu kau adalah kunci. Kau memiliki cahaya yang sama dengan leluhurmu, kekuatan yang bisa membebaskan dunia dari kutukan ini.”

Kaelan melangkah maju, rasa marah dan bingung memenuhi dirinya. “Dan kau tidak pernah memberitahuku sebelumnya? Kau hanya menunggu kami menemukan kebenaran ini sendiri?”

Makhluk itu tertunduk, tubuhnya yang kelam seperti menyesal. “Aku telah menjadi bagian dari kegelapan terlalu lama, Pangeran. Aku tidak bisa melawan kutukan itu sendirian. Tapi dengan kehadiran Puteri Lyra... segalanya mungkin berubah. Mungkin... ini adalah kesempatan terakhir untuk menebus dosa-dosaku.”

Tiba-tiba, sebuah pemikiran melintas di benak Lyra. “Kau mengatakan bahwa kau melayani nenek moyangku... Apakah dia tahu bagaimana menghentikan kutukan ini?”

Makhluk itu mengangguk. “Dia tahu, tapi tak sempat melakukannya. Cinta mereka terlalu kuat, dan dia memilih untuk mengorbankan dirinya agar Raja Kegelapan bisa hidup lebih lama. Itulah mengapa kutukan ini masih bertahan... Namun, ada satu cara untuk menghentikannya. Sebuah ritual yang hanya bisa dilakukan oleh keturunan cahaya dan keturunan kegelapan yang bersatu.”

Kaelan menatap Lyra dengan penuh harapan dan kecemasan. “Kita bisa menghentikan ini, Lyra. Tapi...”

Lyra menggeleng, menatap Kaelan dengan tegas. “Kita akan melakukannya. Tidak ada tapi. Jika ini satu-satunya cara untuk mengakhiri kutukan ini, kita harus mencobanya.”

Makhluk itu berdiri lebih tegak, menghilangkan kesan ragu yang sebelumnya melingkupinya. “Tapi ingatlah, ritual ini berbahaya. Kau bisa kehilangan cahaya... dan pangeran ini mungkin akan kehilangan nyawanya. Cinta kalian bisa menyelamatkan dunia, tapi pengorbanannya sangat besar.”

Suasana hening, hanya terdengar suara angin yang terus menggema di ruangan itu. Kaelan memegang tangan Lyra, genggaman mereka erat, seolah siap menghadapi apa pun yang akan datang.

“Kita akan melakukannya bersama,” kata Kaelan akhirnya, suaranya tegas dan penuh keyakinan.

Lyra menatapnya, cahaya lembut dari matanya bersinar semakin terang. “Bersama, Kaelan. Kita bisa menghentikan kutukan ini... dan menyelamatkan dunia.”

Makhluk itu tersenyum tipis, bayangannya yang gelap terlihat lebih manusiawi. “Semoga kekuatan cahaya dan cinta kalian cukup kuat untuk menghadapi apa yang akan datang.”

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience