Ketika Kaelan dan pasukannya bersiap menghadapi kegelapan, satu sosok yang tak terlupakan tetap ada dalam pikiran mereka—Puteri Lyra Evadne Seraphine. Kekuatan dan keindahan Lyra yang memikat, serta pengorbanannya, menjadi dorongan utama bagi Kaelan untuk melanjutkan perjuangannya. Namun, siapa sebenarnya Lyra, dan apa yang telah terjadi pada masa lalunya?
---
Lyra Evadne Seraphine lahir dalam keluarga kerajaan yang terhormat, anak tunggal Raja Aurelius dan Ratu Marisella. Sejak kecil, Lyra dipuja sebagai anugerah, memiliki kemampuan luar biasa untuk merasakan aura orang di sekelilingnya. Kekuatan ini membuatnya dianggap sebagai pelindung kerajaan, namun juga menjadikannya target bagi mereka yang iri dan ingin mengambil alih takhta.
Di balik kehidupan glamor dan pujian, Lyra menyimpan trauma yang mendalam. Ketika dia berusia enam tahun, sebuah insiden tragis terjadi. Kerajaan mereka diserang oleh makhluk kegelapan yang ingin menghancurkan cahaya. Dalam pertempuran itu, orang tua Lyra tewas melindunginya. Sejak saat itu, Lyra merasa bersalah dan terbebani oleh rasa kehilangan. Dia yang seharusnya menjadi cahaya bagi rakyatnya, kini merasa dirinya sebagai kutukan.
Setelah insiden tersebut, Lyra dibawa oleh pengawal setia, Ser Valaine, ke tempat yang aman. Namun, rasa trauma yang mendalam mengubahnya. Untuk melindungi dirinya dari kenyataan pahit, Lyra memilih untuk mengunci emosinya, menganggap bahwa perasaannya adalah sumber dari semua kegelapan. Dia dibesarkan di bawah asuhan Embah Siti, seorang penyihir tua yang memahami apa yang terjadi dalam diri Lyra. Embah Siti mengajarinya cara mengendalikan kekuatannya dan mengabaikan rasa sakit.
Lyra tumbuh dengan berfokus pada pelatihan dan mengembangkan kemampuannya, tetapi di dalam hatinya, rasa kesepian dan kerinduan untuk orang tuanya tak pernah hilang. Dia merasa terasing dari dunianya sendiri, tidak dapat menyentuh orang lain tanpa merasa akan membawa kehancuran, seperti yang terjadi pada keluarganya.
---
Seiring waktu berlalu, Kaelan dan pasukannya bersiap untuk menghadapi makhluk kegelapan, dan Ser Valaine—yang telah melakukan perjalanan jauh—akhirnya kembali ke sisi mereka. Dia membawa perutusan penting yang bisa mengubah nasib Lyra dan seluruh kerajaan.
“Putera Kaelan,” Ser Valaine memanggil, suaranya berat dengan rasa khawatir. “Ada sesuatu yang harus kau ketahui tentang Puteri Lyra. Dia bukan hanya sekadar keturunan cahaya; dia adalah penyambung antara dunia kita dan dunia kegelapan.”
Semua perhatian tertuju pada Ser Valaine, matanya berbinar dengan kekhawatiran dan harapan. “Keluarga Lyra memiliki warisan yang kuat. Mereka adalah penjaga keseimbangan antara cahaya dan kegelapan. Namun, karena kutukan yang menimpa kerajaan, warisan itu terputus. Hanya dengan mengumpulkan semua keturunan cahaya, termasuk Lyra, kita dapat memulihkan keseimbangan.”
Kata-kata Ser Valaine membuat Kaelan tertegun. Dia menyadari bahwa bukan hanya dia yang berjuang untuk Lyra, tetapi Lyra sendiri juga memiliki peran yang sangat penting dalam memulihkan kerajaan. Namun, ingatan tentang pengorbanan Lyra membebani hatinya. Dia tahu bahwa jika mereka bisa menyelamatkannya, mereka juga harus menghadapi kegelapan yang selama ini mengintai.
“Dia adalah anak angkat Embah Siti, tetapi sesungguhnya, Lyra adalah pewaris sejati takhta. Dia harus tahu tentang asal-usulnya jika kita ingin mengembalikannya ke jalan yang benar.” Ser Valaine melanjutkan.
Kaelan merasa tergerak. Dalam hati, dia berjanji untuk menemukan Lyra dan membawanya kembali, memberikan kejelasan tentang jati dirinya yang telah hilang. “Aku akan melakukan apa saja untuk menyelamatkannya,” Kaelan bersikeras. “Kita harus mencari cara untuk membangkitkan kekuatannya.”
Dengan pengetahuan baru tentang latar belakang Lyra dan kekuatan yang dia miliki, Kaelan memimpin pasukannya menuju lembah kegelapan tempat makhluk itu bersembunyi, bertekad untuk menghadapi segala rintangan demi Lyra. Dalam perjalanan itu, dia tidak hanya berjuang untuk kerajaan, tetapi juga untuk cinta yang semakin menguat di dalam hatinya.
---
Di tengah kegelapan, Lyra yang terperangkap dalam ruang hampa, merasa kegelapan semakin mengelilinginya. Namun, meski terkurung dalam keputusasaan, satu suara di dalam hatinya tetap berbicara—suara Kaelan. Dia merasakan kehadiran cinta dan harapan, memberi kekuatan untuk terus bertahan.
“Kaelan...” Lyra berbisik dalam hati, “Aku akan berjuang. Aku tidak akan membiarkan semua ini sia-sia.”
Dalam momen tersebut, cahaya dari kenangan indah bersama Kaelan memancarkan kekuatan yang kuat, seolah-olah memberi tahu dia bahwa tidak ada yang perlu ditakuti. Jika mereka bisa bersatu, mereka dapat mengalahkan apa pun.
Kini, nasib mereka terjalin lebih erat dari sebelumnya, dan takdir yang telah ditentukan oleh cinta dan pengorbanan mulai menampakkan jalan untuk menyelamatkan kerajaan dari kegelapan yang mengancam.
Share this novel