Setelah ritual tersebut, situasinya menjadi sangat genting. Kaelan dan pasukannya, bersama dengan kekuatan semua keturunan cahaya, berkumpul untuk menyelamatkan Lyra dan mengalahkan kegelapan. Dalam proses itu, mereka harus melakukan ritual yang berisiko tinggi, di mana kekuatan Lyra dan semua yang telah berkumpul akan digabungkan untuk memulihkan keseimbangan.
Namun, saat ritual berlangsung, makhluk kegelapan yang mengancam muncul dengan kekuatan yang lebih besar. Dalam pertarungan yang sengit, Lyra harus mengorbankan sebagian besar energinya untuk menahan makhluk itu, menyelamatkan teman-temannya dan memastikan ritual berhasil. Cahaya dari ritual itu mulai memudar, dan saat-saat terakhir, dia merasakan tubuhnya lemah, seolah terlepas dari dunia ini.
Dalam momen tersebut, Kaelan merasakan perubahannya. Dia berusaha meraih Lyra, tetapi cahaya yang mengelilingi mereka memisahkan mereka. Dalam sekejap, semua terasa hening. Lyra, yang telah mengorbankan segalanya, menghilang dalam cahaya itu.
Kaelan, terkejut dan patah hati, merasakan kehilangan yang mendalam. Namun, setelah makhluk kegelapan dikalahkan, cahaya yang dipancarkan mulai menyelimuti seluruh kerajaan, membawa harapan baru.
Sementara itu, meski tubuh Lyra tidak ditemukan, spirit dan kekuatannya tetap hidup dalam cahaya yang menyelubungi kerajaan. Banyak yang percaya bahwa Lyra telah menjadi pelindung baru kerajaan, dan pengorbanannya tidak sia-sia. Kaelan, meski berduka, menyadari bahwa cinta dan jiwa Lyra akan selalu bersamanya, memberikan semangat untuk melanjutkan perjuangan demi kesejahteraan kerajaan.
Dengan perjalanan yang baru di depan mereka, Kaelan bertekad untuk mengenang Lyra dan melanjutkan warisan yang telah ditinggalkannya, berjanji untuk menjaga cahaya yang telah ia bawa ke dalam hidupnya.
Share this novel