" Sudah cukup." Tengking Carl yang tiba - tiba masuk diikuti Robert dan Kay.
Kay membalut tubuh Cally dengan selimut sebelum memeluk tubuh kecil itu. Carl dan Robert segera mengangkat mayat Billy menuju ke atas longgokan kayu yang telah lama disiapkan mereka.
Cally meronta - ronta ingin melepaskan diri tetapi dihalang oleh Kay.
Kayu disusun di atas tubuh Billy oleh Robert sementara Carl menyimbah minyak petrol. Api dicucuh sebelum marak membakar tubuh Billy dan kayu.
Cally terkulai rebah longlai melihat keadaan Billy . Air matanya sudah hampir kering menangisi nasib Billy .
Kay segera mengangkat tubuh kecil Cally menuju ke ruangannya semula. Selimut yang membaluti tubuh Cally dibuang ke lantai sebelum Cally dibaringkan di atasnya.
Kain batik disarung ke tubuh Cally sebelum pakaiannya dilucutkan Kay. Secepatnya dia mengangkat tubuh Cally dan diletakkan ke dalam besen besar berisi air suam. Cally dimandikan dengan berhati - hati.
Kay membersihkan dirinya sebaik selesai menyiapkan Cally dengan baju pengantinnya.
Kay masuk setelah siap memakai kemeja kegemarannya. Cally yang masih terbaring dipandang sekilas sebelum dia segera naik ke tingkat atas dan berlalu bertugas.
Carl masuk setelah beberapa jam Kay keluar dengan membawa sebungkus nasi berlauk yang dibelinya dari tempat kerja Cally.
Tubuh Cally digoncangnya kasar memaksa Cally bangun.
Cally tersedar dari lenanya sebelum menangis teresak - esak.
" Dah tak perlu berdrama. Makan nasi ini. Aku tahu kau tak makan aku picit lutut kau biar luka kau terbuka semula. " Tengking Carl berang.
Rambut Cally ditariknya kasar. Beberapa helai rambut yang putus dimasukkan Carl ke dalam plastik jernih berlabel 'C' sebelum meninggalkan Cally dengan tangisnya.
Setelah agak lama Cally menangisi keadaannya , perlahan - lahan dia berhenti sendiri. Perlahan - lahan dia menyeka air matanya dengan hujung lengan baju.
" Aaa." Aduh Cally perlahan sebelum memerhati hujung lengan bajunya.
' Manik ? ' Fikir Cally sebelum memerhati pakaiannya.
" Ba baju nikah ? " Kata Cally terkejut.
Secepat mungkin Cally mengesot menuju ke pintu dengan amarah yang membara. Pintu diketuknya bertubi - tubi sambil memanggil Kay.
" Kay kerja. Duduk sahajalah diam - diam dalam bilik itu. Aku sibuk. Jangan menyibuk. " Tengking Carl geram.
" Eeee." Kata Cally geram sebelum kembali mengesot ke arah tilam.
Nasi bungkus yang dibelikan Carl dipandang kosong sebelum kembali berbaring lemah. Sudah dua hari makan minumnya tidak terjaga dengan baik.
Tiba - tiba kata - kata Carl terngiang - ngiang di telinga Cally. Bergegas Cally bangkit dari pembaringannya. Terbeliak biji matanya mengingat seksanya lukanya dipicit Carl.
Cally segera mengesot menghampiri penyapu sebelum mencabut hulu penyapu.
Tiba - tiba Robert masuk dengan tergesa - gesa.
" Hoi. " Jerkah Robert yang melihat Cally memegang kayu penyapu.
Cally terhenjut terkejut tak terkata.
" Kau buat apa hah ? " Soal Robert berang.
" Ta tak ada apa. " Jawab Cally gugup sambil mengurut dadanya yang sakit dek terlalu terkejut.
" Tak ada apa otak kau. Kayu itu buat apa ? " Jerkah Robert.
" Haa. Ka kayu ? " Kata Cally takut - takut.
" Jangan sampai aku pukul kau dengan kayu itu. " Tengking Robert lagi.
" Tak. Kayu ini nak buat tongkat. Saya nak pergi tandas. Kalau mengesot nanti kotor baju ini. " Terang Cally dalam satu nafas.
" Aku tahu kau buat yang bukan - bukan siap kau. Hantar pesanan ringkas kepada Kay sekarang. " Ugut Robert sebelum menyerahkan telefon bimbitnya.
" Haa. " Sahut Cally terketar - ketar.
" Jatuh telefon aku kau siap. " Jerkah Robert lagi.
Menggelabah Cally menyambut pemberian Robert.
~ Cally ~ Kay
~ Ya. Kenapa ? ~ Cally
~ Bagi senarai barangan peribadi yang biasa kau pakai. ~ Kay
~ Ubat ketiak , sikat rambut , bedak debu dan roti kering. ~ Cally
~ Jenama ? Aku tak tanya makanan pun !!! ~Kay
" Apa - apa pun boleh. Bukan makanan tuala wanita. ~ Cally
Cally segera menyerahkan telefon kepada Robert dengan wajah yang memerah.
" Dah ? " Soal Robert.
Cally mengangguk sebelum segera bangkit berpapah pada kayu penyapu menuju ke tandas. Robert berpaling untuk keluar sambil membaca pesanan ringkas antara Cally dan bosnya.
Robert tersenyum nipis menahan tawanya sementara Cally kembali menangis dek rasa malu di dalam tandas.
Share this novel