Kay membrek keretanya tiba - tiba menyebabkan Cally tersentak dari lamunannya.
" Kita dah sampai. Turun tunggu tepi pintu. " Kata Kay tegas sambil memilih lagi senjatanya di hadapan Cally.
Cally hanya diam terkedu menurut perintah Kay.
Kay turun sebelum berdiri betul - betul di belakang tubuh Cally. Tanpa sepatah kata dia mengikat sehelai kain hitam menutupi mata Cally.
" Jalan. " Arah Kay sebelum menarik tangan Cally ke suatu arah yang tidak diketahui Cally.
Cally hanya menurut dengan deraian linangan air matanya yang deras. Kain yang menutupi matanya mulai basah lembap dek air matanya sendiri.
Kay hanya diam berjalan tanpa memandang ke arah Cally yang terkial - kial menuruti langkahnya. Sesekali Cally tersampuk terlanggar pepohon merayap tapi sempat dia mengawal diri dari terjatuh.
Setelah agak lama berjalan ditemani bunyian air terjun yang mengujakan , Kay tiba - tiba berhenti di sebuah kawasan. Cally yang tidak tahu - menahu secara tak sengaja melanggar belakang badan Kay.
" Opss , maaf. " Kata Cally spontan sambil menggosok hidungnya yang sakit dek perlanggaran tadi.
" Kita dah sampai. " Kata Kay dingin.
" Ohh. " Balas Cally menahan sebak dan gelora perasaannya.
Kay bergerak kembali ke belakang tubuh Cally sebelum meletakkan muncung pistolnya di kepala Cally.
" Depan kau ada gaung. Sebelah air terjun. Cantik. Kau nak terjun sendiri atau aku tembak dan buang kau ke bawah ? " Soal Kay serius.
Cally menggigil mendengar kata - kata Kay terdiam sebentar berfikir sejenak.
" Biar aku terjun sendiri. " Putus Cally mengalah sebelum mulai melangkah ke depan.
Kay menariknya berpaling ke belakang sebelum menampar pipi Cally. Kain yang diikat menutupi mata Cally direntap kasar. Rahang Callay dipegangnya kasar. Tangisan Cally semakin menjadi - jadi. Cally sedaya upaya melepaskan cengkaman tangan Kay.
" Kau ingat kelakar ke hah apa yang kau buat ini ? Aku bela kau. Aku jaga kau bertahun - tahun tapi yang aku dapat cuma ini. Sesenang sahajakan kau nak mati ikut jantan tak guna itu ? Pernah tak kau fikir apa yang aku rasa ? Apa yang aku hadap ? Pernah tak kau fikir kenapa aku tahu banyak benda tentang kau ? Tak adakan ? Yang kau tahu cuma Billy , Billy dan Billy. " Hambur Kay sebelum menolak Cally jatuh ke tanah.
" Berulang kali Billy rosakkan kau tapi kau tak pernah sedar. Berkali - kali dia rogol kau tapi kau tak pernah tahu. Yang kau tahu cuma kau demam , kau senggugut dan kau anggap kau penat. Tapi tak dia dah buat kunci pendua. Hampir setiap malam dia masuk. Dia tidurkan kau dan buat rumah kau macam rumah dia. Makan apa yang kau masak. Jamah tubuh kau sampai puas. Dalam diam dia beri kau pil perancang. " Kata Kay sebelum terduduk kecewa di hadapan Cally.
" Tipu. " Kata Cally longlai.
" Habis kau nak aku tunjuk video kau dengan dia ? Boleh aku tak ada masalah. " Kata Kay berang sebelum menunjukkan satu video perbuatan terkutuk Billy.
Belum habis video yang ditunjukkan oleh Kay , Cally terduduk meraung meratapi nasib dirinya. Kay hanya menjeling sebelum memandang ke arah lain. Lama dia membiarkan Cally menangisi nasibnya.
" Sekarang kau faham kenapa aku buat semua ini ? " Soal Kay lembut sebaik melihat Cally semakin tenang.
Cally mengangguk perlahan dalam sendunya. Kay berpaling kembali memandang ke arah lain.
" Aku berhabis duit beli dan buat semua ini untuk kau. Bukan untuk tengok kau berhabis air mata untuk lelaki lain. " Kata Kay perlahan. Penat.
Cally terus menerus terduduk diatas rumput tertunduk menangisi hidupnya. Kay membiarkannya sebelum kembali ke keretenya yang sebenarnya tidaklah sejauh mana pun. Sengaja dia memusing - musing membawa Cally sebentar tadi membiarkan dia memikirkan semula keputusannya.
" Sudahlah. Jom balik. " Kata Kay kepenatan sambil mengusap belakang kepala Cally.
Cally mengesat air matanya kasar dengan belakang tangannya.
" Kay. " Panggil Cally saat Kay mulai berpaling.
" Ya. Kenapa ? " Soal Kay pelik.
" Bunuh aku. Aku dah tak sanggup teruskan hidup. "
Pinta Cally sayu.
Kay terlongo sebentar terkejut sebelum menggelengkan kepalanya perlahan.
" Aku nak kau teruskan hidup dengan aku. Lupakan Billy dan masa lalu kau. Aku nak cuma ada kau dan aku di masa depan. " Putus Kay tegas sambil menghulurkan tangannya.
" Wau , wau , wau. Sungguh dramatis. Menyentuh perasaan. Terharunya. Nak hidup bahagia setelah bunuh anak aku ? Boleh di neraka sana. " Sampuk seorang lelaki asing ditemani tiga orang lelaki lain.
" Kau siapa ? " Soal Kay berang. Tangan Cally segera ditariknya memaksa tubuh longlai itu ke belakang badannya.
Dengan tubuh longlai Cally menurut tindak - tanduk Kay sebelum memandang lemah orang yang mendatanginya.
" Billy ? " Sapa Cally terkejut sebelum berlari ke arah lelaki asing di hadapannya.
Bamm.
Suara tembakan bersuara memecah kesunyian. Cally rebah melutut ke bumi. Betis kanan Cally basah dibasahi darah hasil tembakan lelaki yang dipanggilnya 'Billy' sebentar tadi.
" Billy. Kenapa ? " Soal Cally kesakitan.
Kay segera berlari mendekati Cally sebelum berusaha mencempung tubuh kecil itu.
" Aku bukan Billy. Aku adiknya Branden. Mana abang aku hah perempuan tak guna ! " Tengking lelaki yang menembak kaki Cally tadi.
" Hoi , mulut kau baik sikit ! Yang tak guna itu abang kau. Sesuka hati sahaja dia rosakkan anak orang. " Tengking Kay berang.
" Bunuhlah aku. Aku tak nak hidup dengan tubuh yang kotor hasil perbuatan jijik abang kau ! " Sahut Cally putus asa.
" Cally ! " Tengking Kay lagi
" Memang itu pun tujuan aku datang. " Kata lelaki tua yang menyampuk awal tadi.
Cally tersenyum tipis. Kay segera berpaling membawa tubuh Cally menjauhi mereka.
Bamm. Dua tembakan serentak mengenai kedua - dua belakang betis Kay menyebabkannya rebah.
" Maaf aku tak mampu lindungi kau. Cally aku cinta kau. " Bisik Kay dalam kesakitan. Perlahan tangannya membuka topeng yang menutupi wajah sebenarnya.
Cally terlongo keliru memandang parut di wajah Kay sebelum beberapa das tembakan dilepaskan mengenai belakang tubuh Kay. Darah merah memercik membasahi tubuh dan wajah Cally.
" Kay ? " Panggil Cally terkedu.
" Sekarang giliran kau perempuan tak guna ! " Tengking Branden berang sebelum tubuh Cally dihujani peluru dari mereka tanpa simpati.
Tinggallah tubuh kaku tak bernyawa Cally dalam pelukan Kay , si peminat obsesnya. Walau berjuta kekurangan Cally yang terpancar namun sedikit pun tidak mengubah minatnya atau lebih tepat obsesinya.
Share this novel