Luwis masuk sebelum segera menanggalkan rantai di kaki Cally.
" Nak ke tandaskan ? " Soal Luwis sebaik melihat Cally diam tak berkutik.
" Haa ? " Soal Cally terpinga - pinga.
" Tandas ? " Soal Luwis pula.
Cally mengangguk sebelum memandang Luwis lama.
" Kenapa ? " Soal Luwis pelik.
" Tandas jauh ke ? " Soal Cally.
" Selang tujuh bilik dari sini. " Kata Luwis lurus.
" Bos kuat cemburu tak ? " Soal Cally lagi.
" Tanyalah bos sendiri. Kau ini peninglah. Bos ajak bincang tak nak. Lepas itu sibuk tanya tentang bos. Bod*h apa kau ini ? " Tengking Luwis.
Lelaki bertopeng tiba - tiba masuk dan berdehem sambil memandang tajam Cally. Cally meneguk air liur yang terasa pahit.
Lelaki bertopeng segera mencempung tubuh Cally menuju ke luar bilik. Cally gelisah menanti ke mana arah tuju lelaki bertopeng membawanya.
' Tandas ? ' Fikir Cally lega sebelum memandang kejap ke arah lelaki bertopeng.
" Nak masuk seorang diri atau aku teman ? " Soal lelaki bertopeng dingin.
" Seorang. " Jawab Cally takut sebelum diturunkan lelaki bertopeng.
Perlahan langkah Cally diaturnya menuju ke tandas yang berdekatan sebelum berhenti di hadapan pintu tandas. Perbuatan lelaki bertopeng memerhatinya tajam membuatkannya tidak selesa.
" Jangan masuk. Pandanglah tempat lain. " Kata Cally takut.
" Aku boleh masuk kalau aku nak. " Kata lelaki bertopeng sengaja menakutkan Cally.
Cally menelan air liur pahit sebelum masuk ke tandas. Laju sahaja tangannya mengunci pintu besi tandas.
' Bersih. ' Fikir Cally memuji sebenarnya.
" Tak payah kunci beria. Setakat pintu itu aku sepak terbukalah. " Kata lelaki bertopeng serius.
" Jangan. " Jerit Cally terkejut sebelum segera duduk di tandas.
Penutup minyak urut dibuka segera sebelum diusap lembut Cally ke dadanya. Terleka sebentar Cally dengan aroma lemon dari minyak urut.
Lelaki bertopeng tadi segera mengetuk pintu.
" Sebentar. " Kata Cally terkejut sebelum menggelabah menutup minyak urut.
Secara tidak sengaja Caly terjatuhkan botol minyak. Berderai kacanya sebaik terhempas ke lantai. Terkedu Cally melihatnya.
Tiba - tiba lelaki bertopeng tadi segera menerajang pintu tandas. Berdentum bunyi pintu terhempas ke dinding.
" Kau buat apa lama sangat ? " Soal lelaki bertopeng sedikit berang.
Cally membisu terkedu memandang lelaki bertopeng dan botol minyak yang telah pecah. Lelaki bertopeng memandang tajam botol minyak urut.
" Kau sakit kenapa tak beritahu ? " Soal lelaki bertopeng melengking.
Sabarnya benar - benar tercabar dengan perangai Cally. Dadanya berombak menahan amarah.
Cally menunduk takut.
" Kau memang teringin tengok si Billy itu matikan ? " Soal lelaki bertopeng berang.
" Ja jangan. Dia tak salah. Tolong jangan. " Rayu Cally sebelum melutut di lantai.
" Hoi ! " Tengking lelaki bertopeng.
Tubuh Cally terhenjut terkejut. Lelaki bertopeng tadi segera masuk dan merentap rambut Cally memaksanya keluar. Lutut Cally terseret pada kaca botol minyak urut. Bercucuran air mata Cally mengalir.
Terkapai - kapai Cally mencuba melonggarkan pegangan tangan lelaki bertopeng namun gagal. Sebaik tiba di ruang legar , rambut Cally dilepaskan menyebabkan dia tersembam ke lantai.
Robert muncul dengan kepala manusia ditangannya. Darah merah menitis mengotori lantai. Lelaki bertopeng tadi segera meninggalkan Cally bersama Robert.
Sebaik lelaki bertopeng hilang dari pandangan , Robert membaling kepala manusia ke riba Cally. Bau hamis darah kini melekat di pakaian Cally. Jeritan Cally bergema di ruangan bawah tanah berkenaan.
" Kepala kesayangan kau. Aku sembelih dia hidup - hidup. Itu yang kau nakkan ? " Kata Robert dingin.
" Bi. Billy. Billy. " Jerit Cally patah hati.
" Mungkin kau boleh simpan untuk sejam kepala dia. Nanti aku nak bakar dan buang abu dia ke muara sungai. " Kata Robert tenang.
" Ke kenapa kau buat dia begini? Hidup dia kau seksa. Mati kau hina. Kenapa ? " Soal Cally separa sedar.
Longlai tubuhnya menerima satu demi satu dugaan.
" Mungkin dia boleh mati dengan tenang kalau kau jadi perempuan simpanan bos. Jadi aku akan beri penghormatan terakhir pada dia. " Terang Robert senang.
" Aa apa ? " Soal Cally terkejut.
" Ya jadi perempuan simpanan bos. " Kata Robert sebelum menarik Cally bangun.
" Aa aaaa. Sakit. Jangan. Sakit. " Kata Cally yang sudah berlumuran darah.
Sebelah tangannya masih erat memeluk kepala Billy. Robert diam sebelum tangannya laju menaip telefonnya.
Qalisya yang semakin lemah mulai membaringkan dirinya ke lantai. Robert segera mencempung tubuh Cally menuju ke bilik lain yang lebih lengkap fasilitinya.
" Bos beri masa sejam untuk kau mandi , makan dan bersedia untuk tugas kau. " Kata Robert sebaik meletakkan Cally di lantai bilik air.
" Dan kepala itu jangan bawa keluar dari tandas. Aku nampak kotor dalam bilik. Nasib kau akan jadi jauh lebih buruk. Kau akan rasa lebih terseksa. " Ugut Robert sebelum keluar.
Share this novel