27

Crime Series 1214

" Kau sakit dada dah dua minggu ? " Soal Kay yang muncul tiba - tiba.

" Ya. Jatuh motor. Nak pergi klinik belum gaji. Tapi sekarang makin sakit pula. " Sahut Cally yang menahan pedih.

" Tak cerita pun." Kata Kay pelik.

" Tak penting. " Kata Cally sebelum memejamkan matanya.

" Tak apalah malam nanti cerita." Kata Kay sebelum keluar.

Selang beberapa jam , Kay kembali masuk dan mengangkat tubuh Cally kembali ke dalam kereta.

" Kay ini kereta siapa ? " Soal Cally pelik.

" Kereta akulah." Sahut Kay bersahaja.

" Kita di mana ? " Soal Cally pelik sebaik melihat mereka berada di tengah hutan.

" Klinik. " Kata Kay bersahaja.

" Di tengah hutan ? " Soal Cally lagi.

Kay hanya mengangguk perlahan.

Cally meraup wajahnya kasar. Rambutnya yang tadinya kemas kini berserabut. Dia menutup mulutnya dengan tangan sambil membuang pandang keluar.

" Kenapa ? " Soal Kay tiba - tiba.

" Klinik di tengah hutan ? Macam mana awak boleh percaya mereka ? " Soal Cally kecewa.

" Habis klinik pasaran gelap kena buat sebelah balai polis ? " Soal Kay kembali.

Cally memandang Kay tajam sebelum membuang pandangannya keluar.

" Tak perlu risau. Luka tembak dan lain - lain aku dulu dialah yang ubatkan. " Kata Kay serius sambil memerhati sekelilingnya.

" Hurm. Terima kasihlah. "Kata Cally sambil lewa.

" Yang kau selama ini tak pernah beritahu dada kau sakit lepas jatuh motor kenapa ? " Soal Kay serius.

" Tak ada orang yang diculik dan bercerita macam - macam dengan penculik. "Kata Cally geram.

" Pernah kena culik rupanya. Berapa kali dah ? " Soal Kay selamba.

Cally menggepal tangannya geram. Dia segera membuang pandang keluar kereta sambil merengus.

" Marahlah. Marah - marah. Aku tinggal kau di sini tahulah nasib kau. Binatang buas banyak. Elok - elok duduk dengan aku dah jadi makanan. " Perli Kay sebelum bersiul.

Mendidih darah Cally dibuatnya. Tanpa berfikir panjang Cally segera menanggalkan tali pinggang keselamatan dan berpaling sebelum bersila di atas kerusi menghadap keluar.

Kay tersenyum sinis sebelum melajukan kenderaannya dan berhenti secara mengejut. Cally yang langsung tidak bersedia terhantuk pada laci kereta dan terjatuh ke tempat letak kaki.

" Aduhhh , dah kenapa ? " Kata Cally berang setengah mati sambil menggosok lengan dan kepalanya yang sakit.

" Khinzir lalu. " Kata Kay sebelum tertawa terbahak - bahak.

" Sumpah tak kelakar ! " Marah Cally betul - betul hilang sabar sebelum berpaling memandang Kay di belakangnya.

Kay diam memandang wajah berang Cally yang masih terduduk di tempat letak kaki. Selang beberapa saat , Kay kembali tertawa terbahak - bahak.

" Bunuh sahajalah saya ini. Bukan bernilai pun. " Kata Cally sebak terasa hati.

Kay segera menolak perlahan kepala Cally ke arah kerusi sebelum membuka laci keretanya. Beberapa pucuk pistol berlainan jenis dikeluarkan. Kay membelek - belek pistolnya sambil sesekali memandang Cally yang masih membelakanginya.

" Cally pusing sekarang. " Arah Kay tegas.

Cally yang tersangatlah monyok lambat - lambat menuruti arahan Kay. Sebaik berpaling menghadap Kay , muncung pistol mencium ubun - ubun kepala Cally. Cally terdiam tergamam.

" Cuba kau tengok mana yang sesuai untuk aku guna. Yang ini atau yang ini atau mungkin yang ini ? Kau pilihlah. " Kata Kay riang. Senyuman manis terukir di bibirnya.

Riak kecewa terukir jelas di wajah Cally. Air matanya mulai menitis sayu. Tubuhnya sedikit menggigil ketakutan.

" Mana - mana pun boleh. " Jawab Cally sayu sambil memejamkan matanya menahan tangis.

Kay diam tersenyum memerhati tindak - tanduk Cally. Perlahan air mata Cally diseka Kay dengan hujung jari.

Cally kembali membuka matanya sebelum memandang tepat ke wajah Kay yang masih lagi tersenyum manis kepadanya. Hatinya perih terasa seakan dihiris halus - halus. Sakit.

" Sabar. Aku takkan kotorkan kereta aku untuk kau. Nanti sampai ke satu kawasan yang sesuai , aku tunaikan permintaan kau. Sekarang duduk elok - elok atas kerusi dan pasang tali pinggang keselamatan. Tempat yang kita tuju dah tak jauh. Jadi sabar sebentar. " Kata Kay serius sebaik mengalihkan jarinya dari wajah Cally.

Cally terkedu tersentak dengan kata - kata Kay sebelum hanya mampu menuruti segala katanya. Dia kembali membuang pandangan keluar dengan harapan rasa pedih di hatinya mereda.

' Dia beria - ria rawat aku sampai bawa aku jauh ke dalam hutan hanya untuk bunuh aku ? Apa itu permintaan terakhir yang dia beri untuk aku ? ' Fikir Cally sendu.

' Mungkin ini jalan yang terbaik untuk aku. Daripada terus - menerus diseksa mental dan fizikal oleh dia. Aku kena mengalah. ' Fikir Cally lagi.

Kay terus - menerus tersenyum sambil memandu laju sementara Cally terus leka hanyut termenung.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience