part 8

Drama Completed 15291

Iman terus diam bila dia begitu dekat berdirinya dengan cikgu Faiq.
" ish ! pak pengetua ni kata kejap je " bisik Iman pada 4 orang disebelah nya
" Kan " sahut mereka berempat
faiq dan faris yang mendengar rengetkan Iman berdehem agar membuat Iman yang ingin berkata kata terus diam.

08:15 yang membuat pak pengetua berkata kata tak habis lagi. Iman yang menunggu dah tak boleh sabar. Terus marah
" Cikgu pengetua !! " semua terkejut termasuk rakan rakan nya. Pengetua yang berucap berhenti berkata kata apabila mendengar teriakkan Iman
"Lama nya.. Cikgu kata kejap je !! Kaki dah lenguhh nii " kata iman yang membuat rakan rakan nya tak sabar
"Betul cikguu !! " sahut mereka bertiga
" Bagi la kitaorang duduk kalau cikgu nak cakap lagi " kata zahid lupa terus adab
Faiq yang mendengar terus pandang Iman, Iman yang terpandang Faiq mundur kebelakang dan diam. Getar dia dengan pandangan menusuk. Faris hanya mengeleng.
Iman yang melihat Aniq dan rakan rakannya ingin sambut, Terus menghalang
" Ehe he ci, cikgu pengetua, terus kan tasqirah nya.. hehe he" celah Iman sambil sinih yang membuat semua cikgu melihat marah, termasuk cikgu perempuan tapi ada yang lega, sebab taklarat jugak duk situ.
" ada beberapa lagi yang perlu saya kata kan, sebentar ye " kata pengetua menenangkan pelajar.
"Beberapa lagi ! " Bisik iman sendirian, tetap terdengar oleh faiq, faiq yang sedikit marah akan tidak adabnya Iman pada gurunya memengang lengan Iman yang disisi nya, Iman tersentak dan cuba melepas kan tangannya, cemas pulak bila yang lain dapat melihat. Tapi hanya Faris yang terlihat.
"Terus la diam agar kelelahan tidak berterusan " Kata Faiq yang membuat Iman terus diam, faris yang mendengar ingin tergelak, dan berbisik pada Faiq
" Eh Iq, sejak bila kau jadi seorang dokter, ahahaha " bisik Faris, Faiq sabar je la.
Iman kelelahan bila tangan yang dipengang tak dilepas lepas. Dia terus gerakkan lengan nya agar dilepaskan.

Liana terlihat di ujung bucu, lengan Iman digengam faiq kemas. Dia bertahan amarah nya agar tak terlepas.

08:30 AM, dimasa sesi ceramah pak Pengetua selesai.

Cikgu cikgu mula bangun untuk membiarkan pak pengetua mengakhiri perhimpunan. pak pengetua menuju ke bilik office nye, dan guru guru dan pelajar pelajar terus beredar.

"Eh? " Iman terkejut bila dia berdepan dengan cikgu faiq. Dan jarak yang sangat tidak jauh, membuat dia harus mendongak " Kenapa Cikgu? "
Soalan Iman membuat Faris, zain , fazro ,Amin , Daus , Mirul ,epoi terhenti dari pergerakan nya termasuk Mimi , Zahid , Dan aniq. Hakim, Mirza, dan Haris terikut terhenti bila pergerakkan sahabat nya diatas pentas terhenti. semua melihat faiq yang menghadang jalan Iman.

Iman bertanya sekali lagi
" Cikgu ? "
" Jumpa cikgu karang dibilik guru sebelum waktu rehat " Kata faiq sambil mata terus memandang Iman dengan tajam
" Ha? Untukk ? "
" Kamu lupa kamu isteri saya " kata faiq seakan berbisik yang hanya terdengar oleh Iman , Mimi dan Faris.
" Ouh " Kata iman sambil cuba mentafsir kata kata orang didepan nya.
faiq terus beredar bila mata terus memerhati dia.

Zahid yang melihat Iman tak berganjak terus bertanya " Kau kenapa, apa cikgu tu cakap, sampai kau jadi batu "
" Nanti la aku cakap, tu tengok tu kawan kau menunggu " kata iman sambil mulut menunjuk Hakim, Mirza dan Haris.
" dah jum masuk kelas, karang cikgu bising pulak " kata Iman lagi sambil menarik lengan Mimi.
" Eh takyah la tarik tarik, aku boleh jalan sendiri " Kata Mimi sambil diekori Mirza dan Aniq.
" Argh ni balasan kau sapa suh tarik aku kat depan tadi.. " Sahut Iman sambil turun tangga. Tangan masih menarik lengan Mimi.

" Ah ! " Jerit kecil Iman apabila didorong oleh Liana " Kau lagi, kau pahal tolak tolak " marah Iman sambil dibantu mimi untuk bangun
" Kau la pahal, Asal my love tu pegang lengan kau tadi " marah Liana terdengar geng dia , geng zahid dan mimi, terus kebingungan " Haa asal diam ! eh dengar sini eh, Anak pu*gut macam kau ni, taklayak la dipegang pegang. Berhenti jadi pengacau !! " Jerit Liana apabila melihat Iman terus diam.

"Cehh beng*p sapa pegang pegang, mata kau tu yang tak betul " Marah Iman tak kalah jerit
" Ehh Anak pu*gut.. kau.."
PANGGGG!!
"Kau !! , Argh aku lapor pengetua !!!" Jerit Liana apabila ditampar Iman
"Kau jangan nak panggil aku anak pu*gut, kau tu sedar diri, tahu menghabiskan duit mak bapak je " Marah Iman sambil berlalu pergi, tak kesah langsung ugutan Liana. Mimi dan geng Zahid mengikuti Iman, sebab nak tahu pasai pegang tangan.

Sampai ditangga blok C menuju kelas. Iman pusing belakang menghadap Mimi dan Geng Zahid
" Korang nak tanya apa ? " Tanya Iman seperti tahu apa yang nak dikata kan
" Aaa bila kau nak kata apa yang cikgu faiq kata tadi ?" tanya Mimi
" Haah yang buat kau jadi batu tu " Sengeh Aniq
" What about pegang tangan? "Mirza pulak
" betul betul pegang tangan ke ? "soal hakim
" Ap cikgu tu kata " Soal Zahid
" Cikgu marah ke " Soalan Haris membuat semua pandang dia
" Kenapa cikgu nak marah pulak? "Tanya mimi
" Kau buat kesalahan apa Iman " soal Mirza
" Rasa nya kau tak buat apa pon tadi ". Teka Aniq
" Ke saja saja nak pegang kau, wife dia kan " Sahut Zahid
"Dah Abis dah ?? " Soal Iman bila dapat soalan bertubi tubi " Mintak maaf sekarang " arah iman
" Haa kenapa ? " serentak mereka bertanya
" sebab mengarut "
" ohh sorry sorry " kata mereka semua sambil tunduk menunduk.

Iman terus duduk di tangga, untu bercerita pada rakan rakan nya. Lagipun dia memang malas masuk kelas sebab sekrang bahasa matematik, dia tak suka guru dan bahasa nya.
" Nak tahu ke ? " Soal Iman sambil melihat mereka satu satu, mereka semua angkat muka dan tersenyum riang (comel).
" Ehh mesti laa nakk " kata Aniq
" betul betul " sahut mimi
mereka semua duduk ditangga didepan Iman.

"Tadi cikgu suh aku jumpa dia kat bilik guru sebelum rehat "
"Untuk " soal Mimi
" I don't know "
" Okay lanjut ? " Tanya Aniq taksabar
" ye tadi dia pegang lengan aku, terkejut doh. Tak pernah pernah tangan aku dipegang. mau melompat aku "
" Ahahaha kenapa dia pegang " soal haris
" dia cakap somthing ke " Mirza pulak, kira lucu
" cepat la Iman, jangan la cakap sekerat kerat " Marah Mimi
"Macam mane tak cakap sekerat kerat kalau korang potong potong " marah Iman
" Sorry sorry " kata mereka serentak
" Aihh cikgu kata jangan bercakap je "
" Ahaahahaha_ tu la aku pun terkejut, berani gila kau menyamput dan marah pengetua ahahaha" gelak zahid
" Lagi berani kau tampar Liana " aniq lagi
" Tu hal kecil " sombong Iman dan Mimi
" Ha kamu semua taknak masuk kelas ke?!! " Jerit cikgu Sarah iaitu cikgu matematik, membuatkan mereka terkejut
"Argh cikgu singa" kata mereka semua.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience