bab 24 Sulit membohongi hati

Romance Completed 3468

Sudah dua Minggu Tante bela selalu nengokin aku, ia memutuskan tinggal bersama Nizar, aku tak tahu apa alasan jelasnya mengapa ia memutuskan tinggal bersama Nizar.
Siang ini Nizar mengajakku jalan2,
kami pergi ke taman yang biasa kita kunjungi,
"sayang???, aku punya hadiah untukku mu" kata Nizar
ia memberiku hadiah dalam sebuah kotak, aku membukanya,
"kalung?, '' kata aku.
"iya!, cantik kan?" tanya Nizar.
"iya, ini cantik, tapi ini bukan hakku aku tidak bisa menerima ini.!"
kata aku.
"tapi kenapa?" tanya Nizar
"karena aku sudah memutuskan, bahwa hubungan kita sampai di sini, aku sudah tak cocok dengan mu!" kata aku.
"kamu jangan becanda?" tanya Nizar menatapku dan memegang pundakku.
"maafkan aku tapi itulah kenyataannya, aku sudah tidak mencintaimu lagi!" kata aku.
'maafkan aku Nizar, sebernya aku itu sayang sama kamu, tapi kenyataannya kita ga biasa bersama, itulah keputusan yang aku ambil, aku tahu cinta mu hanya untuk kak kinara, kamu harus sadar bahwa aku bukan kinara, tapi aku kirana, itulah kenyataannya kamu tak kan pernah bisa mengubah kenyataan itu, jaga kesehatanmu selalu, keinginanku hanya satu aku ingin menjadi Ratihmu, tapi itu mustahil, dan cinta kita juga mustahil untuk bersatu' kata hatiku
"kamu yakin dengan keputusan mu?" tanya Nizar
"aku yakin!" kata aku.
"Baiklah, aku terima keputusanmu!" kata Nizar .
"semoga kamu bisa bahagia tanpa aku, selamat tinggal!" kata aku
"jaga kesehatanmu baik2!" kata aku.
Dia mengelus2 kepalaku dan
ia pergi meninggalkanku.

'Ya Alloh apa yang telah aku lakukan???, aku telah menyakiti perasaan orang yang aku sayangi!!, hatiku hancur berkeping2, maafkan aku Nizar,... maafkan aku... kembalilah,, kembalilah ... kembalilah..
ia pergi meninggalkanku dan tak kan pernah kembali,, derai air mata tak dapat aku bendung lagi!.. Aku berdoa semoga kamu baik2 saja tanpa kehadiran aku di sisimu, jangan sampai terluka, jangan sampai sakit...'

Tak terasa waktu hampir sore,,
aku pulang ke rumah.

'aku tak dapat bohongi diri aku sendiri bahwa aku menyayangi Nizar, aku tidak biasa tidur semalaman karena terus memikirkannya, Terimakasih Tuhan engkau pernah mempertemukanku dengan seorang malaikat yang selalu menjagaku dan menyayangiku, tolong beri aku kekuatan agar aku biasa hidup tanpa kehadiran nya di hidupku'
Aku tahu di setiap kebersamaan selalu ada perpisahan,,, begitu juga dengan saat ini,, kita tak bersama lagi,, namun kenangan antara aku dan kamu tak kan pernah terpupus,

*****

sore itu
Dering Ponsel ku berbunyi ..
aku mengangkat telpon dari Tante bela,,
"Kiran, tolong Tante,,, Kiran.. tolongg,,, tolongg!" kata Tante bela sambil meringis kesakitan
"Tante kenapa???, Tan ???? Tante di mana??" tanya aku.
"Tante ada di rumah Nizar sendirian, penyakit Tante kambuh lagi,, suami Tante sedang di luar kota ,,, Nizar sedang ada pertemuan dengan pengusaha asal Malaysia,,,Bibi Darmi sedang libur,,, Tante di rumah sendirian,,, pliss Kiran tolong tante, Tante ga kuat,,, Tante ga kuat lagi!,,, " kata Tante bela.
"Baiklah, aku akan ke sana sekarang, Tante harus kuat" kata aku sambil menutup teleponnya dan bergegas pergi,,
sesampainya di rumah Nizar..
Aku berlari menuju pintu masuk rumah itu,,
saat aku membuka pintu itu, ada seseorang yang tak sengaja memegang tangan aku, untuk membuka pintu, aku menengok orang itu
Ternyata itu adalah Nizar, ia menatapku seperti biasa dengan khas-nya.
'aku sangat begitu merindukan tatapan itu,,' kami bertatapan sejenak, aku mengingat bayangan yang pernah kita lewati saat menatap mata nya .
lalu aku tersadar dan memalingkan dari tatapannya.
"Tante Bella!" kata aku.
kami berlari bersama,, untuk menolong Tante bela,
Saat menaiki anak tangga, Nizar terpeleset dan terjatuh, kepalanya mentok ke anak tangga, aku sangat kaget, dan menolongnya, dia sangat kesakitan.
Dahinya sedikit benjol,, aku memegang rambutku yang panjang dan menggosokkan rambut itu ke dahinya yang terluka
"apa yang kau lakukan?" tanya Nizar sambil memegang tangan ku.
"Diamlah aku takut lukamu semakin membesar!,, kamu harus hati2 lihat kepalamu terluka." kata aku.
"apa peduli mu?" kata Nizar.
Dia menatapku, dan melepaskan tanganku dan pergi meninggalkanku .
Aku baru ingat Tante Bela.
aku mengikutinya ke kamar Tante bela.
Tante bela sudah tergelatak,
Nijar mencoba untuk menyadarkannya.
"Tante bela,, Tan... buka matanya,," Kata Nizar.
tapi Tante bela tak memberi respons
"Nizar, kita bawa ke rumah sakit sekarang!" kata aku.
Nizar mengngakat Tubuh Tante bela.
kami berlari, menuju rumah sakit...

1 jam kemudian,,,
Dokter baru selesai mengobati Tante bela.
aku dan Nizar menemuinya.
"Tante ga papah kan?" kata aku.
"Tante ga papah kok, liat kamu aja Uda sembuh,," kata Tante bela.
"Tan maaf yah,, hp aku sulit di hubungi, setelah mendengar pesan suara dari Tante aku langsung ke rumah." kata Nizar.
"ga papah kok Tante mengerti, oh iya,,, kamu jangan bilang sama om kamu ya!" kata Tante bela.
"tapi Tan!,,," kata Nizar.
"Uda kamu harus nurut!" kata Tante bela.
ponsel aku berbunyi..
"kenapa ga di angkat??" kata Tante bela
"ga penting kok Tante,,!!" kata aku.
Tante bela berebut posel itu di tangan ku.
"kamu bilang ini gak penting??? ini dari mamahmu!" kata Tante bela.
"maaf Tante bela, aku ke belakang dulu!" aku mengambil ponselku dari tangannya.
Aku mengis di luar,, rumah sakit, sendirian.
'Ya Alloh kenapa dengan diriku kenapa aku jadi seperti ini?? ini bukan aku!!,,, ini bukan aku!!' kata hati aku.
malam sudah hampir larut
"sayang,,, kamu temenin tante aja sama Nizar yah, soal nya ini sudah malam Tante takut kamu kenap2,," kata Tante bela.
aku sangat mengantuk dan tidur di sofa.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience