Suara tangisan itu, membuat ku terbangun dari tidurku ...
Aku membuka kedua mataku, melihat keluarga ku berada di hadapan ku,,
"Sayang, Ahirnya kamu bangun, mamah takut kehilanganmu," kata mamah dan langsung memeluk ku.
Aku melepaskan pelukan yang sebernya sangat aku rindukan. rasa kekecewaan, yang mendalam mampu mengubah segalanya,
"maafkan mamah sayang, mamah tahu salah, tapi plis jangan seperti ini!" kata mamah .
"pergi ,,,! pergi .. kalian semua!" teriakku
"Apa???, " kata papah.
Tak lama kemudian ada seseorang yang membuka pintu, menatapku dengan dengan tajam, tubuhnya membeku di hadapanku, air matanya jatuh membasahi keningnya, aku menatap ke arahnya,
Dengan tanpa ragu dia memelukku, pelukannya sangatlah? hangat, pelukan yang selalu membuatku nyaman, 'sadar Kiran kitu bukan buat lo, tapi buat Kinara kembaran Lo!' bisikan hati.
Dengan cepat aku dorong tubuhnya,
"sebenarnya siapa yang kamu peluk aku atau Kinara?" teriakku?
"Aku sangat mencintaimu,, cintaku hanya untukmu, dia hanya masa lalu ku,, gak lebih,!" kata Nizar.
"aku tahu Kinara adalah cinta sejatimu, aku hanya di peralat, karena sebernya yang kamu rindukan adalah Kinara bukan aku!" kata aku .
"Bagaimana cara aku untuk membuktikan cinta ku pada mu???" kata Nizar sambil mencengkram kedua pundakku.
"Pergi...! pergi !!!.. aku bilang pergi kalian semua!.." terikan ku sambil membanting pas bunga. semua orang kaget.
Aku terengah2 dengan penuh emosi, hatiku benar2 di penuhi kemarahan,
Nizar menyuruh mereka pergi tak terkecuali dirinya masih menatapku dengan penuh hasratnya.
"kamu denga....." ucapanku terhenti,
Tak aku duga tanpa permisi bibirnya mencium bibirku dengan penuh emosi, aku mencoba untuk melepaskannya, tapi dirinya terus mencengramku, dia memaksa aku, hingga aku mulai terhanyut dalam emosinya,.... kemudian,,, aku sadar lagi dan mendorong tubuhnya ke belakang.
Napasku terengah-engah,
Dia menatap diriku dengan penuh emosi,
Dia memegang dagu ku, untuk mengarahkan wajahku ke arahnya,
"sebernya siapa yang kamu pandang aku atau Ratih?" tanya aku.
"aku memandangmu, walau wajah kalian serupa, tapi aku pilih kamu!" kata Nizar.
"Aku yakin, kamu berbohong!,,, kenapa aku bukan Ratih???, kenapa harus dia yang mati?? kenapa bukan aku??? " kata aku sambil memukulinya, dia memelukku dengan paksa. aku menangis dengan tersedu2 .
"Apa yang kamu katakan???? aku tak mau kehilangan kamu!, aku tak mampu hidup tanpa kehadiranmu!" kata Nizar.
Aku semakin terbawa suasana, aku mengis di pelukannya .
Aku merasakan sakit yang luar biasa di perut ku, aku menekan perutku dengan kedua tangan ku, agar rasa sakit itu berkurang, tapi rasa itu terus mencengramku tanpa ampun.
Tiba2 Nizar menyadari ada yang aneh dari ku, dia melepaskan pelukannya, "kamu kenapa?,.. kenapa kamu terus memegang perutmu?... " kata nizar.
Aku tak sanggup menutupi rasa perih itu,
aku melihat muka Nizar sangat hawatir, mukanya berubah menjadi pucat pasi, dia menatapku dengan tatapan ketakutan,,
"kamu pasti ga papah,!" kata nizar
dia memelukku dengan sangat erat. tapi aku terus kesakitan,, seakan sakitnya semakin dalam
"Dokter!... dokter!... " teriakan nya.
Dokter datang, dan memeriksaku di memberiku suntikan,
"aku tak mau di suntik!" terikan aku sambil memberonta,
"lihatlah mata ku!" kata nizar
aku melihatNya,
Suter itu sudah menyuntikannya kedalam tubuhku.
penglihatan kabur,, wajah Nizar tak terlihat lagi dan ingatan ku hilang
Share this novel
sedih..