"kamu jangan menangis, aku ga papah,, aku suka melihat mu menangis,karena kamu terlihat sangat cantik!!!" kata Nizar menghapus air mata ku.
"stop!,(aku menutup mulutnya) kamu jangan menghibur ku seperti itu, lihat luka mu! kamu harus sehat lagi! " kata aku, aku terus mengiss, dan
aku memeluknya, aku sangat khawatir terhadap keadaan Nizar.
kemudian Panji datang bersama Sani. mereka membantu kami
"ayo, kita bawa ke rumah sakit!" kata ku.
kami membawanya, ke mobil, aku memapahnya bersama Panji, tak lama kedian bodyguard Nizar sampai di lokasi. sani menyuruh bodyguard itu untuk menelusuri siapa orang di balik menjadikan ini.
dan sebagainya lagi ikut ke rumah sakit.
Di perjalanan aku sangat gelisah ,, "cepat lakh Panji, .. Dia sangat tersiksa! ..kata aku. "baiklah" kata Panji
sesampainya di rumah sakit,,
Dokter langsung melakukan pertolongan..
aku sangat sedih dan takut kehilangannya.. air mata ku bercucuran
aku terus mengis menunggunya,
Sani memelukku,,,
"sabar kirana, dia pasti selamat!" kata Sani.
"aku takut dia kenapa2,!" kata aku.
"kamu harus berdoa kepada Tuhan, agar dia selamat" kata Sani.
hp ku berdering, tapi aku tak menghiraukannya..
sani mengangakat telponnya.
aku tidak memperdulikan, yang kupikirkan hanya keselamatan Nizar
mamah papah dan kakak datang,,.
mereka menjumpai ku.
"mah, Nizar ... mah... "kata aku.
"dia akan selamat, kamu harus sabar sayang" kata mamah.
Dokter keluar dari ruangan itu.
aku langsung menjumpainya
"Dokter, bagamaina dia,?" tanya aku.
"perurunya telah berhasil di ambil, dan beruntungnya tak sampai merobek hatinya, tapi dia belum sadarkan diri!" kata dokter .
Aku pergi menemuinya di kamar itu, dia terbaring, aku tak sanggup melihatnya,
aku mengis,, aku memeluknya, "hapuslah air matamu,! kata Nizar.
dia .. di.. dia berbicara??
dia sudah sadar. "kenapa kamu membuat aku hawatir??" kata aku.
"maafkan aku!, aku mendengar mu, jadi aku terbangun!, jangan lah menangis lagi kamu sangat mempesona, tapi aku tak tega melihatnya!" kata Nizar.
aku mengusap air mata ku.
"kapan aku bisa pulang?, tanya Nizar.
"apa?? kamu baru kemarin masuk, sekarang kamu ingin pulang?, kamu harus sehat, agar bisa menjaga ku!" kata aku.
"aku sudah sehat, bahkan aku bisa melindungi mu!" kata Nizar.
"aku tak kan pernah mengizinkan mu untuk pulang sampai kau sehat!" kata ku.
sudah hampir 1 Minggu Nizar di rawat.
dan di perbolehkan untuk pulang,
aku selalu menengoknya setiap hari kerumahnya, memberinya obat, dan makan.
dia Ahirnya cepat sembuh, aku selalu membantunya bekerja, meski sedang sakit dia bersikeras untuk bekerja, dia sangat rajin dan tekun
"Kiran, tolong ambilkan proposal di ruang kerja aku!" kata Nizar.
"baiklah" kata aku.
"aku mencari proposal itu, kemana2, tak sengaja aku menemukan pigura dalam laci yang di penuhi pecahan kaca,
aku penasaran melihat foto itu,saat aku balik, aku sangat kaget, kenapa Nizar berfoto bersama seorang wanita yang sangat mirip dengan ku, aku merasa belum pernah berfoto dengan nya, memakai gaun itu,
"Kiran cepat!," teriakan Nizar memecah lamunanku aku memutuskan untuk membawa foto itu, dan menyelidikinya, saat aku menyimpan kembali pigurannya, aku tertusuk pecahan kaca itu, tangan ku sedikit berdarah.
setelah itu, aku menemukan proposal itu, dan memberikannya
"tangan mu kenapa? " tanya Nizar.
"a.. akk.. aku tadi terkena pisau di dapur!" kata aku.
"kenapa kamu masuk dapur ??, dini sudah ada asisten rumah tangga" kata Nizar.
"iya, maafkan aku!" kata aku
aku duduk di samping Nizar,, 'kira2 siapa wanita itu, apakah dia mantan istrinya?, yang aku anehkan kenapa wanita itu sangat begitu mirip, bagaikan kembar identik, tunggu dulu, aku pernah melihat bayi kembar di tempat kerja ayah, dimana tertera Kirana dan kinara,, jangan2 dia kembaran ku Kinara, tapi aku tidak pernah tahu mengenai kembaran ku!, aku harus menyelidikinya,'pikir ku
"kamu kenapa kok dari tadi diam aja?, ga biasanya seperti itu." kata Nizar.
"engga kok ga papah!" kata aku.
"Nizar aku pulang dulu yah, ini sudah hampir sore !" kata aku.
"kamu akan di antar oleh firman, aku takut kamu terjadi apa2" katanya .
"Baiklah" kata ku.
Share this novel