AZURA_Kisah baru (2)

Romance Completed 20692

Teriakan dari dalam membuat Eiren menghentikan langkahnya. Ade yang berada didekat wanita tersebut juga langsung diam. Siapa yang berteriak? Dia seakan mengenal suara itu. Tidak asing tetapi, dia lupa siapa pemilik suara tersebut.

Eiren hendak melangkah tetapi, Alvin menghentikannya.

“Kalian pulanglah. Lain kali kalian bisa menjenguknya saat kondisinya sudah membaik.” Alvin tampak tergesa-gesa dan langsung menutup pintu.

Eiren hanya diam. Dia benar-benar khawatir dan ingin melihat kondisi wanita yang bahkan tidak diketahui namanya. Kondisinya selama ini cukup memprihatinkan. Beberapa kali dia mengalami koma dengan waktu yang panjang dan saat terbangun selalu berteriak tidak karuan. Melukai tangannya sendiri.

“Dia siapa?” tanya Ade yang mulai penasaran.

Eiren tersadar dari lamunannya. “Hah? Siapa?”

“Yang di dalam.” Ade menunjuk pintu yang tertutup.

“Aku juga tidak tau namanya. Dia sering sekali melakukan hal seperti itu. Mengalami koma yang cukup lama dan terbangun dengan berteriak. Alvin bilang dia pikirannya tidak stabil makanya dia seperti itu.”

“Seperti gangguan jiwa?”

Eiren tersenyum mengejek. “Bukan gangguan jiwa. Dia hanya mengalami tekanan mental. Dia akan segera pulih dan yang pasti tidak perlu masuk rumah sakit jiwa.” Eiren menyenggol bahu Ade dan tertawa kecil.

Gangguan mental? Sakit jiwa? Apa bedanya? Ade masih terus memikirkan hal tersebut. Bukan perkara itu yang dipermasalahkannya tetapi, suara yang bahkan terasa akrab ditelinganya. Apa dia mengenalnya?

“Ayolah kita pergi. Lain kali aku akan mengenalkannya padamu.” Eiren berjalan lebih dulu.

Ade masih tetap mematung. Apa dia mengenalnya? Jeritan di dalam masih terus terdengar meski samar. Tidak begitu jelas karena itu memang ruang khusus untuk pasien semacam itu. Hembusan nafasnya terdengar berat. Ada perasaan ingin menenangkan, masuk ke dalam dan meredam setiap amukan wanita di dalam. Belum juga melangkah, Ade mendengar teriakan yang kembali membuatnya membelalak kaget.

“Ade !!!!” teriak wanita di dalam dengan suara lantang.

Ade kembali menghentikan langkah dan terdiam. Apa dia benar mengenal orang di dalam? Dia hendak berbalik dan masuk tetapi, panggilan Eiren membuatnya mengurungkan niat dna menatap wanita anggun di depannya.

“Kamu masih mau di sini? Memangnya di kantor kamu tidak memiliki pekerjaan?” Eiren menatap heran. Kenapa Ade begitu berat meninggalkan rumah sakit ini?

Pekerjaan. Ah iya. Ade menepuk jidatnya ringan. Dia harus menghadiri rapat bulanan hari ini. Dan tanpanya, semuanya tidak akan pernah bisa dimulai. Ade langsung berjalan menghampiri Eiren dan segera keluar.

“Maaf. Kali ini kamu bisa pulang sendiri?” tanya Ade saat sudah berada di parkiran.

“Tentu.”

“Baiklah. Hati-hati.”

Eiren hanya mengangguk dan menatap kepergian Ade hingga mobil itu tak terlihat. Hembusan nafas terdengar begitu berat. Dia harus segera membuang perasaan konyolnya dan kembali ke kehidupan nyata. Atau nikmati saja sebelum semuanya berakhir? Entahlah.

“Mungkin menikmatinya jauh lebih menyenangkan.” Senyum Eiren tersungging indah.

__________AZURA__________

Eiren berjalan melewati setiap penjaga. Sudah hampir tiga bulan dia berada di rumah ini dan semua juga menyukainya. Sikapnya yang ramah dan juga riang membuat semua pekerja menjadi tenang karena wanita tersebut mampu mencairkan ketegangan yang terjadi karena Ade. Ya, Ade memang cepat marah sejak Dena pergi.

Eiren membuka pintu kamarnya tetapi, langkahnya terhenti karena deheman yang cukup mengagetkannya. Bukankah Ade tengah ke kantor? Lalu siapa yang berada dibelakangnya? Tak butuh jawaban dari semuanya, wanita tersebut langsung membalik badan dan membelalak kaget.

“Siapa kamu?” kalimat pertama yang diucapkannya karena lelaki dihadapannya menatapnya penuh kesal.

“Aku yang harusnya bertanya. Siapa kamu?” lelaki tersebut menatap tak suka.

Eiren tak menjawab, dia malah mundur untuk menghindari hal yang tidak diinginkannya. Dia menatap tanpa berkedip dan itu membuat Eiren benar-benar kesal.

“Siapa kamu?” geram lelaki tersebut dengan kesal karena Eiren tak juga menjelaskan. “kenapa kamu ada di rumah Ade.”

“Aku temannya.” Putus Eiren tak ingin berlama-lama. Bukankah mereka memang tak memiliki hubungan khusus?

“Teman?” dengus lelaki tersebut sinis. “teman mana yang tinggal satu atap?” sedetik kemudian tawanya meledak dan saat tawanya mereda, dia memandang Eiren jijik. “jadi kamu teman tidurnya? Benar-benar menyedihkan.”

Eiren mengepal tangannya erat sehingga otot-otot tangannya yang kecil tampak menegang. Beberapa kali dia menarik nafas panjang dan hembuskan perlahan. Dia harus menahan emosinya sendiri karena dia tidak ingin membuat kesalahan dengan memukul lelaki tersebut. Jika dia ternyata keluarga lebih kaya dari Ade. Membayangkan dia akan menjadi wanita bayaran membuatnya semakin bergidik ngeri.

“Baiklah. Perkenalkan. Namaku Abyan Cetta. Kakak dari Adelardo Cetta. Kami keluarga Cetta tidak pernah menyukai wanita bayaran yang bahkan rela menjual tubuh dan selangkangan hanya demi uang. Dan terlebih, kenapa Ade harus memilihmu? Wanita murahan.” Abyan benar-benar kesal menyadari fakta bahwa di rumah adiknya terdapat wanita tak bermoral.

Eiren tercekat. Benarkah dia wanita yang hanya memikirkan uang diatas segalanya? Apakah dia benar-benar seseorang yang tidak bermoral meski tujuannya hanya untuk melunasi hutang orangtuanya?

“Kemasi barangmu dan segera pergi. Aku tidak sudi jika adikku tertular penyakit dari wanita sepertimu.” Abyan langsung berbali dan pergi.

Eiren hanya diam memperhatikan Abyan hingga punggung itu menghilang. Pergi? Saat ini? perlahan tetapi pasti, langkahnya kembali menuruni anak tangga, menyusul Abyan yang kini tengah berjalan keluar rumah.

“Tunggu,” teriak Eiren membuat Abyan menghentikan langkahnya. “aku tidak akan pergi dari rumah ini.” Ya, dia masih memiliki janji dan kontrak yang masih berlangsung.

Abyan menggeram kesal. “Kau benar-benar tidak tau malu, bitch.”

“Untuk saat ini dan beberapa bulan ke depan ini adalah rumahku. Jadi, aku tidak akan pergi kau mengatakan hal yang begitu menyakitkan.”

“Kau berusaha meraih hati Ade?” Abyan memandang merendahkan. “kau tidak akan bisa karena pada nyatanya Ade memiliki wanita selain kau. Dan kamu, jangan lupa dimana tempatmu.”

“Aku tidak akan lupa dimana tempatku saat ini. Aku tidak mengharapkan apapun dari Ade. Sebagai seorang yang memegang teguh sebuah tanggung jawab, aku tidak akan pergi jika kau yang mengusirku.”

“Baiklah. Bukankah kamu saat ini milik Ade? Lihatlah, dia akan segera membuangmu dan saat itu terjadi, jangan pernah datang kembali ke keluarga kami.”

“Ya, baiklah.”

Karena saat itu terjadi, aku memang harus benar-benar pergi dari kehidupannya dan membuang hatiku secara perlahan, ucap Eiren dalam hati.

Abyan hanya mendengus meremehkan dan segera keluar rumah Ade. Tetapi, sebelum dia menutup pintu, dia mengatakan kepada Eiren. “Katakan pada Ade bahwa besok malam ada acara di rumah. Jadi, suruh dia datang ke rumah.”

Blam !!

Abyan membanting pintu dan Eiren hanya diam. Teras sakit menyadari bahwa dia hanya seorang wanita yang dijadikan sebagai pelampiasan nafsu semata. Tetapi inilah takdirnya. Gadis kehdiupan sudah menakdirkannya menjadi sosok yang menjijikan.

Eiren menghembuskan nafas keras. “Ya, inilah takdirku. Dan aku hanya mampu menjalaninya tanpa mengeluh. Semua pasti berlalu dan akan ada kebahagiaan yang datang.

__________AZURA__________

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience