AZURA_Kehidupan Baru

Romance Completed 20692

Setelah Alex mengantarnya ke rumah untuk mengambil pakaian, kini Eiren menuju ke rumah Ade. Ya, hidupnya tak lagi bebas karena sekarang tiap helaan nafasnya adalah milik pria itu.

Ade menang konyol karena membuat perjanjian itu tetapi, Eiren jauh lebih konyol karena menerima tawaran itu. Yang ada dipikirannya adalah tidak menjajakan tubuhnya ke banyak pria. Setidaknya Ade yang pertama melakukannya dan dia yang terakhir karena tak akan ada yang mau menerimanya menjadi istri.

Setelah hampir satu jam akhirnya dia sampai. Sebuah rumah dengan pagar tinggi berwarna hitam. Saat gerbang terbuka, tampak bangunan besar dengan lampu terang menyala.

Eiren membelalakan matanua tak percaya. Apakah ini yang dinamakan rumah? Ini sih istana baginya. Dia tidak tau jika Ade sekaya ini.

"Nona Azura, sudah sampai." ujar Alex sembari membuka pintu.

Ah ini yang dibencinya dari Alex. Dia benci dipanggil Azura.

"Bisakah kau panggil Eiren saja?" tanya Eiren saat sudah keluar dan menapakkan kaki di parkiran rumah besar itu.

"Maaf. Saya hanya mengikuti apa yang Tuan Ade perintahkan." Alex masih menunduk.

"Cih." Eiren berdecih tak suka. Kenapa dia haru terlalu menurut dengan pria itu?

"Mari saya antar ke kamar Nona." ajak Alex yang langsung diikuti Eiren.

Eiren menurut dan mengikuti langkah Alex yang terus membawanya melewati ruang utama dan menaiki tangga berbentuk setengah lingkaran.

Mata Eiren menatap  takjub bangunan itu. Sungguh luar biasa dan dia akan tinggal selama satu tahun di rumah itu? Ah, kali ini dia harus berusaha agar tak jatuh cinta pada sebuah kenyamanan.

Kenyamanan? Ah dia lupa jika hidupnya ada oada kuasa Ade. Bahkan dia tak yakin akan mendapat kenyamanan.

"Ini kamar anda."tegur Alex membuat Eiren membuyarkan lamunanya.

Eiren menatap ruangan yang telah dibuka Alex. Kakinya mulai melangkah dan menatap penuh kejutan. Luar biasa. Kamar dengan ranjang ukuran big size dengan fasilitas lengkap seperti televisi dan lainnya tersedia.

"Ini kamarku?" tanya Eiren heran. Dia pikir akan ditempatkan di pojok gedung dengan bangunan kecil dan berdebu seperti yang sering dilihatnya di televisi.

"Iya, Nona. Silahkan anda istirahat dan saya akan keluar." Alex menunduk dan segera keluar tanpa menunggu respon dari Eiren.

Saat pintu ditutup dari luar dia baru sadar dari pikiran-pikirannya. Ah, Alex sudah pergi. Langsung direbahkan tubuhnya dan menutup mata. Seharian dia lelah dan dia butuh istirahat. Sejenak dan nafasnya terasa teratur. Dia sudah tertidur lelap.
__________AZURA__________

"Aku rasa kau terlalu sibuk hingga tak pernah menghubungiku."

Suara merdu itu membuat Ade mendongak, menatal siapa yang tengah mengganggu konsentrasinya. Tampak seorang wanita dengan dress diatas lutut berwarna merah. Mata berwarna tembaga itu membuatnya terhenyak sekejap tersenyum.

"Ah, hai." sapa Ade mengistirahatkan otaknya sekejap.

"Apa kau begitu sibuk sampai tak pernah menghubungiku?" tanyanya lagi.

"Maafkan aku Farah, aku terlalu sibuk mencari Dena." ujar Ade mendesah menyadari kekasihnya tak kunjung ditemukan.

Farah tersenyum manis. Dia tau bahwa Ade sangat mencintai Dena, wanita yang baru dikenalnya belum lama. Lebih lama dia yang mengenal pria ini sejak kecil.

Ya, Farah memang teman Ade sejak kecil. Keluarga mereka bersahabat dan itu membuat mereka dekat sampai kuliah pun di universitas yang sama. Farah memang sengaja mengikuti Ade.

"Jadi, ada perlu apa kau datang ke sini? Tak biasanya." Ade menatap Farah yang kini sudah berada dihadapannya, duduk dengan tenang.

"Ah, aku hanya mampir. Memastikan sahabatku baik-baik saja." Farah kembali tersenyum ramah.

Ade tersenyum miring. Dia tak akan baik jika tak menemukan Dena segera. Ini sudah satu tahun dan tak kunjung ada kabar. Semua anak buahnya juga sudah dikerahkan tetapi, masih nihil. Kemana kau Dena?

"Ade." panggil Farah. Ada semburat kesal yang kemudian mampu ditutupinya dengan segera.

"Hmm." Ade kembali sibuk dengan berbagai laporan yang menumpuk yang karena terlalu fokus mencari Dena.

"Jika Dena tak juga ditemukan, mau sampai kapan kamu seperti ini terus?" tanya Farah dengan air muka tenang.

Ade menghentikan aktivitasnya. Jika Dena tak kembali? Ya, tentu dia akan tetap mencari meski dia harus ke angkasa sekalipun. Tak ada yang bisa menggantikannya.

"Maksudku, jika Dena ternyata juga sudah memiliki kekasih lain. Bagaimana denganmu? Apa kau masih tetap menunggu?" Farah menatap penasaran.

Ade diam. Farah memiliki kekasih lain? Tak masalah. Dia hanya menunggu. Setidaknya dia tak bisa bersikap egois tanpa mendengarkan penjelasan wanita itu. Perilaku yang sama tak akan pernah diulanginya lagi. Belum sempat Ade menjawab, sebuah suara berat mendahuluinya

"Dena tak akan pernah menghianati Ade. Jadi simpan saja ucapan konyolmu itu dan berhenti menghasutnya."

Farah langsung menoleh, menatap siapa yang ada di belakang, mengganggu usahanya menghasut Ade agar melupakan wanita tak tau diri bernama Dena.

Ade tersenyum menyadari siaoa yang ada di belakangnya. Pria dengan tubuh tinggi tegap dan hidung bangir. Bibir merah dan juga alis tebal.

"Sekali lagi, jangan pernah membicarakan hal buruk tentang Dena." langkahnya mendekat ke arah mereka beruda.

"Dena jauh lebih baik dibandingkan dirimu." bisiknya saat berada di dekat Farah dan itu sukses membuat wanita itu mengepalkan tangan menahan amarah.

__________AZURA__________

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience