AZURA_Bad Feel

Romance Completed 20692

Awalnya Ade mengikuti Dena bukan untuk mendengar kabar tersebut. Dia hanya merasa penasaran karena Dena pergi dengan tergesa-gesa. Dia juga melihat Dena masuk ke kamar Eiren. Itu yang membuatnya semakin penasaran.

Sampai di café dia tidak menyangka jika ternyata orang yang hendak ditemuinya adalah Alvin. Dia mendekat hanya untuk menyapa tetapi dia malah mendengar kabar mengenai kehamilan Eiren. Sembilan minggu? Ade langsung shock dan langsung pergi. Dia sangat marah dan juga kesal. Dalam hatinya saat ini hanya ingin menemukan Eiren dimanapun dan membawa serta bayinya kembali.

Ade langsung masuk ke rumah dan mencari kunci mobil. Setelah itu dia langsung pergi. Alex yang menanyakan kenapa dia buru-buru hanya diacuhkan. Sedangkan Alvin dan Dena yang mencegahnya dan menunggu dia agar meredam emosi hanya mendapat gertakan. Nyatanya dia tidak sadar mendorong Dena dan memukul Alvin dan mencegah.

Disinilah sekarang Ade berada. Dia yakin Eiren tidak pergi jauh. Dia yakin masih bisa menemukannya. Dia hanya menyusuri jalanan tanpa arah. Yang dipikirkannya saat ini adalah mencari Eiren. Menyadari dia mengandung benar-benar menyayat hatinya. Mengapa dia tidak sadar dengan kehamilannya meski tanda-tandanya sudah jelas. Dia malah melarang Eiren di rumahnya.

“Sial !!” Ade memukul setir keras. Emosinya semakin memuncak.

__________AZURA__________

“Anda baik-baik saja, Nona?” tanya Alex yang melihat Dena dipapah oleh Alvin.

“Aku baik-baik saja, Alex. Kenapa kamu tidak mengikui Ade?” tanya Dena sedikit kesal.

“Saya akan mengikuti Tuan setelah memastikan anda dan dokter baik-baik saja.”

“Aku baik Alex. Cepat kejar dia. Jika tidak dia bisa menggila.”

“Anda tidak perlu khawatir mengenai hal tersebut. Mengenai skepergian Tuan Ade, kami akan menemukannya cepat. Semua mobil miliknya sudah dipasang GPS yang terhubung dengan ponsel saya. Jadi anda tidak perlu khawatir.”

Dena hanya mengangguk. Pantas mereka tidak begitu terburu-buru. Belum lagi Ade merupakan spesies manusia yang tidak ingin diganggu saat sedang marah.

“Alex, apakah disini ada kotak obat?” tanya Alvin sembari memegang sudut bibirnya yang berdarah karena Ade meninjunya.

“Akan saya ambilkan.” Alex menunduk dan siap pergi sebelum Alvin menghentikannya.

“Biar aku saja. Tunjukan saja tempatnya. Lebih baik kamu menemui Abyan, dia membutuhkan bantuanmu.” Alvin yakin saat ini Abyan juga tengah mencari Ade. Dia tau adiknya sering kali nekat jika dalam keadaan marah.

“Baik. Anda silahkan lurus dan disana anda akan menemukan para pelayan. Minta mereka untuk mengambilkannya. Saya permisi.”

Alvin yang mendengar hanya mengangguk. Dena memegang kepalanya. Ade memang mendorongnya dan itu membuat benturan kecil pada kepala bagian belakang. Alvin langsung berlalu dan mengambil kotak obat di ruang yang sudah ditunjukkan. Sedangkan Alex, dia mengikuti intruksi mengejar Ade.

__________AZURA__________

Setelah mendapat panggilan dari Alex, Abyan langsung menuju tempat yang dimaksud. Dia sudah memperkirakan hal ini itu sebabnya Alex memasang GPS secara diam-diam. Jika Ade tau, dia akan begitu marah dan kesal.

Abyan membelokkan mobilnya dan langsung melaju ke lokasi yang maksud. Dia terus memantau melalui Alex. Dia tidak mematikan ponselnya. Alex mengatakan bahwa Ade berada dipinggiran kota disebuah tebing curam. Dia tau dan untuk apa dia kesana? Untuk bunuh diri? Menyadari hal tersebut semakin menginjak gasnya cepat.

Sedangkan Ade yang berada disana, hanya memandang gunung yang bertebaran didepannya. Kemana dia harus mencari Eiren? Kemana dia harus mencari anaknya? Kenapa dia begitu bodh karena tidak menyadarinya. Dan kenapa dia begitu menyakiti Eiren dengan mengatakannya sebagai jalang. Begitu banyak penyesalan yang bergelut didalam kepalanya. Umpatan untuk diri sendiri terus saja mengalir. Dia tidak bisa menghentikannya.

“Aaaaaaaa !!!!!” teriak Ade mencoba mengeluarkan semua keluh kesahnya.

“Sudah selesai?” tanya seseorang dari belakangnya.

Ade langsung berbalik dan menatap Abyan yang sudah berada dibelakangnya. Darimana dia tau keberadaannya? Abyan yang tau tempat ini dan tak jauh darinya langsung menyupir ugal-ugalan dan sampai lebih cepat.

“Kamu mau marah?” tanya Abyan yang mendekatinya.

Ade langsung duduk dikap mobilnya dan menatap tak suka. Kenapa juga Abyan harus disini dan menambah rumit urusannya. Ade memandang acuh. Setelah Abyan duduk di kap mobil, dia juga ikut memandang deretan gunung yang tampak tenang.

Hening. Tak ada yang mencoba membuka percakapan. Ade yang meredam kekesalan dan Abyan yang mencoba mengerti. Dia hanya ingin ada dan menemani agar Ade tak berbuat macam-macam.

“Darimana kamu tau aku disini?” tanya Ade tanpa memperhatikan Abyan.

“Aku bukan orang bodoh yang tidak bisa menemukanmu.”

Ade tersenyum kecut. Iya, Abyan memang tidak bodoh. Dia yang bodoh karena tidak berhasil menemukan Eiren. Sampai matahari terbenam.

“Kamu mencari Eiren?” tanya Abyan serius.

“Dia pergi dalam keadaan hamil. Dia membawa pergi anakku dan tak memberitahukannya.”

“Apa kamu mencintainya?”

Ade menghembuskan nafas keras. “Entah. Tetapi aku tidak bisa tenang jika tidak bersamanya.”

“Jadi sekarang kamu memilih Eiren daripada Dena? Apa kamu siap pergi dari rumah dan mendapat amukan dari Papa dan Mama?”

Ade diam. Apa yang sebenarnya diharapkannya? Apa dia benar-benar menginginkan Eiren atau hanya merasa bertanggung jawab dengan janin yang dikandung? Jika karena kasihan, bahkan sebelum mengetahui hal itu juga dia sudah mencari kemana-mana. Apa benar ini cinta?

“Jika kamu memilih Eiren, percayalah karena kalian akan segera dipertemukan. Tetapi untuk Mama dan Papa, mere…”

“Aku siap.” Potong Ade tegas. Ya, dia siap menghadapi kedua orangtuanya.

“Apa?”

“Aku siap menghadapi Mama dan Papa. Aku harus mempertahankan Eiren. Dan untuk Dena, aku akan mengurusnya nanti.” Putus ade yakin. Dia tidak tau apa yang akan terjadi dalam kehidupan selanjutnya tetapi yang dia tau, dia akan baik-baik saja dan siap menjaga keluarganya. Mungkin tidak sulit membawa Eiren kembali. Dia sudah tidak bisa berfikir apapun kali ini. yang ada diotaknya hanya menemukan Eiren dan berharap janinnya tetap sehat.

Abyan tersenyum tipis. “Kamu menemukan kebahagiaanmu, Ade. Sekarang aku yang harus menyelesaikan masalah lainnya.”

__________AZURA__________

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience