AZURA_Dan Aku Menemukanmu

Romance Completed 20692

“Bukannya ini Eiren?” tanya Yesi yang langsung membuat Ade diam seketika.

Yesi memperhatikan wajah Ade yang memeluk Eiren dan tersenyum dengan bahagia. Apa dia suami yang dikatakan Eiren? Apa ini sumber kesedihannya selama ini? Tetapi siapa wanita disebelahnya? Yesi memandang Dena yang hanya mematung dan menunjukkan wajah datar. Tak ada keterkejutan sama sekali.

“Apa anda mengenalnya?” tanya Ade langsung. Dia tampak antuasias.

Yesi mengalihkan pandangannya dan menatap Ade. “Iya, saya mengenalnya. Anda siapa?”

Ade langsung tersenyum bahagia. Dia tidak dapat menyembunyikan kesenangannya. Dan Dena, dia hanya tersenyum tipis. Terasa teriris karena dia memandang senyum itu yang ternyata bukan karenanya. Karena Eiren.

Yesi tidak langsung menjawab. Dia hanya memperhatikan Ade serius. Apa dia benar-benar bahagia? Apa dia salah berpraduga dan bukan lelaki didepannya yang membuat Eiren sedih? Tetapi dia tampak begitu bahagia.

“Dia di rumah sakit. Terjadi pendarahan kecil.”jelas Yesi. Dia merasa ada hal yang memang harus dijelaskan mereka berdua.

“Apa? Apa dia baik-baik saja?” tanya Ade kahwatir. Apa Eiren dan bayinya baik-baik saja?

“Iya. Dia baik-baik saja. Bayinya juga baik-baik saja.” Yesi masih memandang Ade lekat. Sebenarnya siapa lelaki ini.

Ade langsung bernafas lega. Setelah diberitahu nama rumah sakit dan ruangannya, Ade langsung berlari meninggalkan Dena. Yesi yang melihat Dena tersenyum semakin bingung. Apa dia baik-baik saja?

Dena memandang Yesi dan tersenyum. “Aku baik-baik saja.” Dia meletakkan bayi Stev dan langsung pergi. Dia tau ini tak semudah yang dipikirkan. Sekarang saatnya dia menuntaskan semuanya. Dena menekan nama di ponselnya dan langsung berbicara. “Sekarang saatnya kita yang beraksi.” Dena menghapus setitik air mata yang mengalir. Dia harus kuat.

___________AZURA__________

Ade langsung menuju rumah sakit yang dimaksud. Tanpa menunggu dia langsung berlari. Menembus para perawat dan semua yang menghalanginya. Berlarian di koridor dan tak berfikir menanyakan ruangan yang dimaksud. Sampai satpam yang melihatnya datang dan memberitahukan ruangannya. Rasanya benar-benar aneh. Dia begitu bahagia mendengar Eiren baik-baik saja.

Dokter Yesi. Saat dia melihat nama ruangan tersebut, dia langsung membuka pintu perlahan. Dia tak ingin mengganggu penghuni kamar tersebut. Dan benar saja, disana, tampak sebuah ranjang dan diatasnya Eiren berbaring. Ade terssenyum senang dan langsung berlari memeluk tubuh Eiren yang masih berbaring.

Eiren yang masih belum sadar hanya diam dan saat semua kesadarannya kembali, dia berusaha melepaskan pelukan Ade. Beberapa kali dia berteriak meminta dilepaskan tetapi tak dihiraukan.

“Tenang sayang, ini aku.”

Suara itu langsung membuatnya membeku. Apa benar yang didengar? Eiren baru sadar dengan bau parfum ini. Parfum dengan bau lembut tetapi dominan. Bau yang selalu membawanya kealam mimpi.

“Ade.” Suara Eiren langsung tercekat.

Ade melepaskan pelukannya dan memandang wajah Eiren yang mematung. Dia begitu merindukan wajah ini. Dia merindukan sosok yang ada dihadapannya ini. Sangat. Bahkan dia sampai mencari kemana-mana. Ade mendekatkan bibirnya dan memberikan kecupan ringan dibibir Eiren. Dia kembali mematung karena ulang Ade. Setelahnya, Ade kembali mencium Eiren dan melumat bibir Eiren perlahan. Eiren tak membalas sama sekali. Dia masih belum mengerti dengan keadaannya sekarang.

___________AZURA__________

Eiren mendorong Ade saat lelaki itu masih terus melumat bibirnya. Melepaskan rindu yang sudah lama dipendamnya. Eiren sendiri merindukan lelaki ini tetapi dia tidak bisa memilikinya. Dia bahagia bersama dengan Dena. Dan untuk apa dia kesini? Mungkin ini mimpi. Dicubitnya pipi tersebut dan terasa sakit. Bukan mimpi?

“Kenapa kamu pergi?” tanya Ade menohok tenggorokan Eiren.

Eiren hanya diam dan memandang Ade lekat. Apa dia tidak sadar bahwa ucapannya menyakiti hatinya?

“Aku tau ucapanku menyakitimu tetapi aku tidak benar-benar ingin kamu pergi. Kembalilah Eiren.”

Kembali? Dan dia kembali menjadi simpanan? Kehidupannya jauh lebih baik saat ini. Setidaknya dia tidak perlu membuat seseorang terluka.

“Aku mencintaimu. Aku ingin kita bisa hidup bersama, Eiren.” Ade menggenggam tangan Eiren erat, berusaha meyakinkan wanita yang tak bergeming sedikitpun.

Mencintai? Apa dia tampak konyol sampai Ade begitu kasihan kepadanya? Eiren memandang Ade tak suka. Dia merendahkannya. “Aku tak membutuhkanmu, Adelardo Cetta.”

“Tapi aku membutuhkamu, Eiren Azura.”

Eiren memejamkan matanya dan membukanya kembali. Dia memandang Ade tajam. Dia sudah berjanji tak akan lemah hanya dengan menatap matanya. Tetapi mata itu yang selalu membuatnya lemah.

“Berhentilah mengatakan hal seperti itu Ade. Dena sudah kembali dan seperti seharusnya, aku pergi. Seperti isi surat yang sudah kita sepakati. Aku harus pergi apapun yang terjadi.”

Ade mengeraskan rahangnya. Dia langsung mengambil kertas dalam jasnya dan menunjukkan kepada Eiren. “Perjanjian konyol ini yang kamu maksud?”Ade merobeknya perlahan dan Eiren membelalak tak shock. “ini sudah tak berguna.”

Eiren menatap nanar. Kenapa seakan dia benar-benar mencintainya? Ya, hanya seakan dan bukan kenyataan.

“Pergilah, aku bahagia disini.” Eiren membuang wajahnya. Tak sanggup menatap wajah lelaki tersebut lebih lama.

“Aku akan pergi saat kamu ikut bersamaku.”

“Aku tidak bisa Ade, aku tidak bisa ! Kamu sudah memiliki Dena dan kalian akan bahagia.” bentak Eiren tak tahan. Ade terus saja memperlakukannya seakan dialah satu-satunya wanitanya. Dia membuat Eiren tampak menjadi wanita yang begitu jahat.

“Apa taumu, silan ! Aku selalu mencarimu sampai tengah malam selama ini. Bahkan aku tak pernah melupakanmu. Khawatir dimana kamu tinggal dan apa baik-baik saja. Dan kamu bilang aku bahagia? Aku tersiksa karena kamu pergi bersama dengan bayi yang sudah jelas anakku !” Ade tampak begitu marah.

Eiren langsung menatap Ade tak percaya. Dia tau bahwa dirinya tengah mengandung? Apa ini kerena janinnya? Seharusnya dia tau semuanya. Ade tak mungkin mencarinya tanpa tau tentang keturunanya.

“Ya, aku tau kamu tengah mengandung anakku. Dan dengan kurang ajarnya kamu pergi begitu saja.”

Eiren menunduk dan menghembuskan nafas perlahan. “Aku tidak akan menjauhkanmu dari anakku. Aku tak mengamil apa yang menjadi hak mu. Nanti, saat sudah lahir dia juga akan aku beritahukan siapa ayahnya. Dia tidak perlu mendapat perlakuan yang sama sepertiku. Setidaknya aku akan menjaganya dengan baik dan tak mengungkap identitasnya. Aku tak akan membuat malu keluarga Cetta.”

“Kamu pikir apa? Aku hanya mau hakku? Aku mau merawat anakku dan membesarkannya. Menyaksikan tumbuh kembangnya.” Terdengar nada sinis dari arah Ade.

“Apa?” Eiren mendongak. Apa maksudnya Ade akan mengambil anaknya saat sudah lahir nanti dan merawatnya bersama Dena?

“Iya. Aku ingin merawatnya. Jadi untuk itu, ayo ikut bersamaku. Kita wujudkan saja semuanya.” Ade memandang penuh permohonan.

Eiren menatap nanar. “Jangan buat aku menjadi orang jahat, Ade. Jangan buat aku melukai Dena. Dia gadis yang baik. Dia akan menjadi pasangan yang baik nantinya.”

“Aku akan menjelaskannya kepada Dena. Aku tak bisa hidup tanpamu, Eiren.” Ade memeluk Eiren erat. Apakah kita masih bisa bersama?

Aku juga begitu mencintaimu Ade. Bisik Eiren dalam hati. Dia langsung membalas pelukan Ade. Mungkin ini yang terakhir. Besok dia akan pergi ke tempat dimana tak akan ada yang menemukannya.

Jeglek.
Pintu ruangan terbuka dan sontak Eiren menoleh ke arah pintu. Tampak Dena memandangnya dengan tatapan datar. Eiren langsung mendorong Ade dan itu membuat Ade bingung. Diikutinya pandangan Eiren dan saat ini dia sama. Berdiri mematung karena Dena sudah berada dihadapannya.

“Dena.” Ujar keduanya bersamaan.

__________AZURA__________

“Jadi ini yang kalian lakukan dibelakangku?” suara Dena terasa begitu dingin. Dia berjalan mendekat ke arah Ade dan Eiren saat ini. Ade tak merasa terkejut dan Eiren, dia tampak gugup.

“Kamu tau, Eiren. Setiap malam pria ini tak pernah pulang.” Dena menunjuk Ade tak suka. “setiap hari dia mengabaikanku. Dia tak pernah bersikap manis kepadaku. Selalu ketus dan cuek. Tak seperti dulu yang terkesan romantis dan juga penuh perhatian. Kamu tau kenapa?” Dena memanang Eiren sini. “semua gara-gara kamu yang tidak tau diri.”

“Dena aku..”

Dena menghentikan ucapan Ade dan menatap Eiren yang hanya diam. Tak menyahut sedikit pun.

“Kamu tau, aku benar-benar membencimu karena kamu merebut kekasihku. Orang yang begitu peduli dan sayang padaku. Tetapi sekarang, dia tak lagi berarti untukku. Atau lebih tepatnya aku yang tak berarti untuknya.”

“Maaf.”

“Apa? Maaf?” Dena mendekatkan wajahnya ke depan Eiren dan mendongakkan wajah Eiren. Menatapnya lekat. “maka dari itu, jangan pernah sakiti dia. Dia pria baik yang begitu mencintaimu. Aku melepaskannya untukmu. Aku mempercayakan kebahagiannya kepadamu.”

Ucapan tersebut membuat Ade dan Eiren terdiam sesaat. Apa maksudnya? Eiren mengerutkan kening tak mengerti. Ade juga memandang Dena tak mengerti. Dena langsung memandang dan mendekati Ade. Senyumnya terulas. Terasa begitu sakit.

“Aku tau kamu mencintainya. Aku tak ingin menjadi alasan kalian terpisah. Mungkin dulu kamu milikku tetapi seiring waktu, semua berubah. Kamu, hati dan juga aku. Kita hidup diputaran takdir yang sudah tak sama. Jadi, bahagiakan dia dan jangan menyakitinya.”

“Dena.” Ade tersenyum bahagia.

“Tidak.” Eiren menyangkal. “Ade masih mencintaimu, Dena. Dia tidak akan bisa hidup tanpamu.”

“Dulu.” Sahut Dena cepat. “itu dulu dan sekarang kamu yang menjadi kehidupannya. Jangan berusaha menyangkal dan mengasihaniku. Aku tak butuh belas kasihanmu.”

Eiren langsung diam. Dia memang mencintai Ade tetapi jika dia bersama apa dia tidak melukai Dena?

“Aku harap jaga dia, Eiren. Setidaknya jangan pergi lagi darinya. Dia sangat mencintaimu.” Dena memandang Ade yang tersenyum. “dan kamu, berhenti melukainya.” Setetes air matanya turun dan langsung memeluk Ade erat. Ini terakhir. Ini terakhir.

“Terima kasih.” Ade memeluk Dena dan tersenyum menatap Eiren yang menapakkan senyumnya. Dan setelah melepaskannya, Dena menatap Eiren dan memeluknya.

“Aku menyerahkannya kepadamu.” Dena berbisik dan Eiren hanya tersenyum.

“Kemana kamu akan pergi setelah ini?” tanya Eiren penasaran.

Dena tersenyum. “Ada lelaki yang jauh lebih baik darinya,” Dena melirik Ade dan kembali menatap Eiren. “yang akan melindungiku.”

Eiren mengerutkan kening bingung. “Siapa?”

Dena tersenyum. “Dokter Alvin.”

Eiren membelalak tak percaya. Benarkah Alvin? Dia berharap Dena akan mampu meluluhkan hati sahabatnya itu.

“Kalau begitu aku pergi. Jaga diri kalian dan saat bayi itu lahir, jangan lupa kabari aku.” Dena tersenyum dan berpamitan.

Ade memandang Eiren dan memeluknya erat. Kehidupan ini penuh dengan tanda tanya. Dulu dia tak pernah berfikir bahwa dia akan memiliki wanita tersebut. Wanita dengan nama buruk yang disandang. Tetapi nyatanya, dia mencintainya dengan sangat.

“Aku mencintaimu. Sangat.”bisik Ade disela pelukannya.

“Aku juga. Dan ternyata, kamu menemukanku.”

“Kemanapun kamu pergi, dan aku yang akan menemukanmu.”

Eiren tersenyum. ternyata kehidupan tak semengerikan yang dipikirkannya. Mungkin dengan begini dia tau bahwa jauh dari orang yang dicintainya adalah sebuah kesalahan. Karena pada ujungnya dia merasa terluka. Dan memendam luka sendiri juga bukan hal yang benar. Karena pada akhirnya hanya dia yang menanggungnya. Tak ada kepedihan yang terbagi. Membagi bukan untuk menyusahkan tetapi mencari dimana dia harus berbuat dan berpijak. Karena sehebat apapun manusia, dia tetap akan berjalan beriringan. Meski takdir akhirnya menentukannya untuk sendiri. Dan dunia mengajarkan hidup bersama.

__________AZURA__________

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience