AZURA_Sebuah Kesalahan

Romance Completed 20692

"Dena jauh lebih baik dibandingkan dirimu." bisiknya saat berada di dekat Farah dan itu sukses membuat wanita itu mengepalkan tangan menahan amarah.
Ade menatap pria ini lekat. Ah, dia bisa melukai hati sahabat kecilnya ini dengan mulut pedasnya itu. Jadi, bagaimana dia bisa mendapatkan kekasih jika mulutnya itu selalu berbisa?

"Ah, Abyan. Kau sudah kembali?" sapa Ade mengalihkan suasana panas di ruangannya.

Abyan mengalihkan pandangannya ke arah Ade yang hanya tersenyum canggung. Dia tau apa yang dipikirkan adiknya itu.

Abyan menatap Farah sekilas dan berjalan ke arah Ade yang tengah duduk disinggahsanya.

"Kau benar-benar adik tak tau diri, Ade." Abyan mendengus kesal.

"Apa kesalahanku kali ini?" Ade menatap bingung. Dia masih sadar diri dan tak lupa diri

"Apa kau tidak ingin pulang ke rumah untuk menjenguk orangtuamu?" Abyan menepuk kepala Ade cukup keras.

"Dasar bodoh. Mama menunggumu pulang."

Ade tertawa tanpa suara. Sejak dia memutuskan untuk membeli rumahnya sendiri, tak sekalipun dia mengunjungi rumah orangtuanya. Dia juga tak pernah menghubungi. Pikirannya malah disibukkan dengan Dena yang masih belum ditemukan.

"Aku sibuk," kilah Ade tak ingin terus disalahkan.

"Apa perusahaan ini membuatmu sibuk dan membutuhkan bantuanku?"

"Tidak perlu,  Abyan. Aku bisa menanganinya."

Abyan menarik nafas dalam dan menghembuskan kasar. "Baiklah. Jika memang itu mau mu."

Abyan menatap jam tangan. "Aku harus kembali. Aku ada rapat."

Ade hanya mengangguk dan tersenyum melihat kakaknya pergi. Dia tidak bisa membiarkan Abyan bertemu dengan Farah. Mereka tidak pernah akur. Ya, seperti tom and jerry.

Farah? Ingatan Ade kembali pada sosok wanita dihadapannya. Dia tidak sebaik sebelumnya. Kini bibirnya mengerucut menahan kesal. Dia benar-benar lucu.

"Apa kakakmu selalu menyebalkan? Dia menatap seolah aku memang bukan gadis baik. Aku hanya mengatakan hal itu dan dia menuduh bahwa aku menjadi propokator untukmu." protes Farah kesal.

"Maafkan dia. Dia memang sering begitu." Ade sendiri tidak yakin jika apa yang dikatakan Abyan salah. Nyatanya dia merasa bahwa Farah memang tengah memprovokasinya.

"Terserah. Aku mau pulang." Farah bangkit dan segera pergi.

Langkahnya terhenti saat sudah berada diambang pintu. Dia kembali menatap Ade yang berada di belakang.

"Bisakah kita bertemu nanti malam? Aku ingin mengajakmu makan malam. Sudah lama kita tak bertemu." ujar Farah dengan tatapan memohon.

Ade diam sejenak dan tersenyum. "Baiklah." putusnya membuat Farah tersenyum girang dan segera keluar.

Farah memang seperti anak kecil. Ade tersenyum datar. Dia memang tidak pernah menunjukkan senyum menggebu kecuali dengan Dena. Bahkan dia mampu membuat semua malaikat turun untuk menyaksikan senyumnya.

___________AZURA__________

Rumah ini tampak bagai istana. Dengan kolam renang yang begitu luas. Di sisi rumah juga terdapat kebun bunga mawar yang tengah merekah. Indah.

Eiren tersenyum senang. Dia tau saat ini tengah berada digenggaman seorang Adelardo Cetta. Tetapi menikmati sedikit kebahagiaan yang dimilikinya tak masalah, bukan?

Eiren meletakkan pantatnya di kursi tak jauh dari taman, menatap sang surya yang hampir tenggelam. Tak ada orang di rumah ini yang dikenalnya. Dia hanya mengenal Ade dan Alex. Dan bahkan seharian ini wajah lelaki itu tidak nampak.

Eiren menatap ke sekeliling. Indah. Apakah tidak ada yang pernah datang? Taman ini tampak terawat tetapi, suasana disana berbeda. Terasa sepi dan kosong.

Kosong? Dan bahkan hatinya juga terasa kosong. Tak lagi ada yang diharapkan dari nafasnya setelah ibunya meninggal. Dia hidup dengan jiwa yang bahkan sudah bukan miliknya.

Eiren menghembuskan nafas keras. Setidaknya dia masih memiliki kehidupan yang dikatakan layak. Pekerjaan yang layak dan rumah yang layak. Tidak perlu menumpang atau menggelandang.

"Awww!!" Teriak Eiren tiba-tiba. Kakinya terasa sakit dan saat dia nenatap sumber sakit, matanya membelalak tak percaya.

"Alex!!!!!" Eiren merasa pucat dan untungnya Alex segera datang.

Alex memang selalu ada didekatnya, meski tak terlihat. Dan saat lelaki itu datang, dia langsung berlari dan membunuh ular yang mematuk Eiren.

"Anda baik-baik saja?"tanya Alex setelah menyuruh pengawal lain untuk membuang.

Eiren hanya diam. Dia merasa kakinya tergigit dan itu membuatnya sedikit kabur. Alex yang menyadari langsung membawa Eiren ke dalam dan meletakkannya di ruang medis di rumah tersebut.

"Ibu."gumam Eiren sebelum pandangannya benar-benar kabur dan matanya tertutup.
__________AZURA__________

Kata orang, menunggu memang hal yang menyebalkan. Ada rasa khawatir dan ingin segera menemukan sosok tersebut. Sama halnya dengan yang dilakukan Farah saat ini. Beberapa kali kepalanya mendongak menatap pintu saat terbuka, melihat apakah Ade sudah datang. Sudah hampir tiga jam dia menunggu tetapi, tak kunjung datang.

"Kemana dia?" Farah sudah mencoba menghubungi Ade namun sayangnya tak mendapat balasan. Nomornya tidak aktif.

Apa terjadi sesuatu? Farah tampak gusar dan dia memutuskan untuk ke kantor. Saat di kantor, ruangannya gelap dan itu menandakan Ade tak ada di ruangan.

"Apa anda mencari Tuan Ade?"tanya seseorang saat Farah melangkah pergi.

"Iya."jawab Farah angkuh.

"Tuan Ade sudah pulang sejak tiga jam yang lalu."jelas wanita bernama Andine. Dan itu terlihat dari name tax yang terpasang.

Tiga jam? Farah semakin gusar dan akhirnya berlari menuju parkiran kantor dan saat dia sudah berada di mobil, mobilnya langsung melaju dengan kecepatan penuh. Tak ada yang dipikirkan selain kondisi Ade.

Tujuannya adalah rumah Ade dan saat sampai di dalam rumah, dia langsung menuju kamar pria tersebut. Dia memiliki akses masuk yang mudah karena statusnya sebagai teman Ade dan dia bisa dipercaya karena memang sudah lama mengenal.

Baru selangkah dia menaiki tangga, langkahnya terhenti. Matanya menatap sosok dihadapannya tak percaya. Matanya menyipit dan semakin membelalak.

"APA!! ?"teriaknya dalam hati.

Tangannya mengepal menahan emosi. Langkahnya memilih berbalik dan meninggalkan rumah tersebut.

"Kau datang ke sini merupakan sebuah kesalahan dan kau akan menerima semuanya."ujar Farah semakin kesal.

Setelah itu dia langsung pergi membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Sepasang mata menatapnya dan tersenyum senang.
__________AZURA_________

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience