AZURA_Epilog

Romance Completed 20692

10 tahun kemudian
“Sayang bangun.” teriak Eiren yang sudah berada di dapur, membuat sarapan.

Sejak kejadian saat itu, Eiren dan Ade menikah. Di hari yang sama dengan Abyan. Dia tidak ingin mendengar apapun penolakan dari keluarganya. Abyan yang menikah karena terpaksa dan Ade yang menikah karena cinta. Tetapi sepertinya keluarga mereka sama saja bahagianya. Ade dan Eiren tak serta-merta mendapat restu keluarganya. Acelin-Mama Ade menentang pernikahan mereka dengan begitu keras. Dia melakukan segala cara untuk menggagalkannya. Mulai dari merusak pesta sampai gaun pernikahan.

Ade tetap berjuang meski segala cercaan terus diluncurkan kepada Eiren tetapi Adelio, mendukung mereka dan memberikan restu. Eiren yang melihat Adelio langsung ingat gelandangan yang pernah ditolongnya. Adelio menjelaskan semuanya. Dia hanya ingin tau apa gadis yang dicintai putranya adalah wanita yang baik dan ternyata benar. Eiren memang baik. Hingga akhirnya dengan terpaksa Acelin menyetujui dan pernikahan mereka dilangsungkan.

Sepuluh tahun sudah mereka menjalani rumah tangga yang bahagia. Keluarga kecil yang selalu gembira. Dengan seorang bidadari yang dilahirkan Eiren. Dan hari ini, mereka akan berlayar menggunakan kapal yang baru saja mereka beli. Farah dan Abyan tidak ikut karena alasan yang penting.

“Sayang cepat turun.” Teriak Eiren yang sudah siap. Layaknya seorang istri, dia ingin mengurus sendiri rumahnya.

“Iya-iya. Ini udah turun.” Ade yang tengah menuruni anak tangga menatap Eiren dengan senyum kebahagiaan. Sejak menikah dan sampai sekarang perasaannya pun masih sama.

“Dimana Valen?” tanya Eiren yang tak melihat putri kecilnya itu.

“Aku rasa dia masih berada di kolam belakang. Biarkan saja sayang.” Ade duduk dan mengecup pipi Eiren, membuat semburat merah dipipi istrinya.

“Mama. Papa.” Valen yang melihat dari pintu kolam renang langsung berjalan tak suka. “jangan lakukan hal itu disini. Kalian memiliki anak yang tengah berada dimasa pubertas.”protesnya dan langsung duduk.

Ade dan Eiren hanya tersenyum melihat tingkah Valen yang tampak imut. Wajahnya memang mirip Eiren. Dia sendiri berharap putrinya mirip dengan Ade karena itu akan aman untuknya. Tetapi tak masalah karena pada akhirnya mereka tak akan meninggalkan putri semata wayangnya tersebut.

“Valen, cepat makan dan kita bersiap untuk pergi.”ujar Eiren yang langsung menaruh nasi goreng buatannya diatas piring anaknya.

“Sayang, apa kamu yakin membawa Valen? Aku sedikit tidak yakin dengan hal tersebut.” Ade menyuap sarapannya.

“Jika tidak kita bawa, dia dengan siapa?” tanya Eiren yang langsung duduk dan siap menikmati saraapan.

“Kalian bisa menitipkannya kepadaku.” Abyan yang baru saja masuk langsung terenyum. Valen menatap datar dan tak peduli.

“Kakak.” Eiren tersenyum. “silahkan duduk, Kak. Kita sarapan bersama.”

“Tidak perlu. Ada yang harus saya bicarakan dengan Ade dan juga kamu. Aku berfikir agar Valen ditinggal saja di rumah. Banyak yang akan menjaganya.”

Valen menatap tak suka. Apa maksud dari pamannya ini. Dia juga ingin ikut dengan orangtuanya. Merefreshkan otak. Dan jika bersamanya, dia tidak yakin dengan tante dan anaknya. Karena Farah dan Gea tidak pernah baik kepadanya.

“Kita rasa tidak perlu, Kak. Karena kami memang ingin mengajak Valen.” Tolak Eiren yang tau anaknya tak suka dengan anak dan istri Abyan.

Abyan menatap valen yang mengepal senang. Dia tau yang dipikirkan gadis tersebut. Dia berharap agar orangtuanya mengajak serta dia. Tetapi apapun yang terjadi, Abyan ingin Valen tetap bersamanya.

“Ada hal yang ingin aku bicarakan dengan kalian.” Abyan berubah menjadi begitu serius. Ade an Eiren yang melihat langsung diam dan menurut. Mereka meninggalkan Valen yang masih makan dan segera ke ruang kerja Ade.

__________AZURA__________

Setelah berdiskusi panjang lebar dengan Abyan, akhirnya Ade dan Eiren menurut. Dan disini, dipinggir laut yang luas, Valen memanyunkan bibrinya. Ade dan Eiren sepakat menitipkan Valen bersama dengan Abyan. Kakaknya itu sudha berjanji akan menjaganya dengan baik. Dia sendiri tidak yakin tetapi dia percaya dengan kakaknya. Bukannya selama ini Ade menyayangi Valen melebihi anaknya sendiri?

“Sayang, Mama pergi dulu. Mama dan Papa janji akan kembali secepatnya.” Eiren menatap putrinya yang masih merajuk.

Ade mengelus puncak kepala anaknya lembut. “Tetap jadi kuat, sayang. Mama dan Papa akan segera kembali. Kamu jaga diri baik-baik dan jangan menyusahkan. Oke?”

“Aku benci kalian.” Satu kalimat yang membuat Ade dan Eiren tersenyuh. Tetapi tak dapat dipungkiri, semua demi kebaikan Valen.

Eiren menghela nafas panjang. Dia tidak akan kuat jika berlama-lama. Langsung diciumnya Valen dan dia langsung berlalu. Tetes air mata mulai merembes. Hal yang sama dilakukan Ade tetapi Valen membuang muka dan tak menatap orangtuanya. Abyan langsung mendatangi Valen dan menggenggam tangannya. Isak tangis mulai terdengar dan itu membuatnya sakit.

“Tenanglah. Ini yang terbaik untukmu. Mereka akan kembali setelah semuanya selesai.”ucap Abyan yang Valen sendiri tidak tau apa maksudnya.

Ade dan Eiren sudah menaiki kapal. Alex yang saat itu ikut langsung membawa mereka masuk ke dalam kapal. Valen menangis terisak. Benarkah orangtuanya akan cepat kembali? Benarkah Abyan akan menjaganya? Sedangkan istrinya saja tidak menyukainya. Jika itu terjadi, apa yang akan menjadi takdirnya?

Kapal mulai berlayar. Mereka tak membawa banyak personil kapal. Hanya ada Ade, Eiren, Alex dan beberapa pengawal yang setia.

Lima menit.
Sepuluh menit.
Lima belas menit.
Dua puluh menit.

Kapal muali tampak jauh. Valen melihatnya dan menangis.

“Mama. Papa. Cepat pulang !” teriak Valen dengan air mata yang mengucur.

Abyan menatapnya sendu. Apa anak ini akan baik-baik saja? Tetapi dia yakin semuanya akan baik-baik saja. Hanya sedikit waktu dan semuanya selesai. Tak lama setelah itu terdengar suara keras dari arah kapal.

Booom !!!

Valen yang masih berada dibibir laut langsung melonjak kaget. Dia membelalakan mata. Nafasnya langsung tercekat. Jantungnya tak berfungsi. Sedangkan Abyan, dia melotot kaget karena suara letusan yang begitu menggelegar.

“Mama !!! Papa !!!” Valen yang mulai sadar langsung berlari ke laut tetapi Abyan langsung menariknya, mencegah agar Valen tidak mendatangi kapal tersebut.

“Lepaskan Paman. Aku mau menolong Mama.” Kekeh Valen berusaha melepaskan.

“Tenang Valen. Tenang. Kapal mereka sudah hancur. Tidak mungkin mereka selamat.” Abyan berusaha mencegah Valen, memeluknya erat.

Valen yang mulai lemas langsung diam dan menangis tersedu. Mama dan Papa berada di kapal tersebut. Dan sekarang kapal itu hanya puing tak bertuan. Kobaran api tak begitu tampak tetapi yang diyakininya. Kapal itu tak berbekas. Takdir yang membuatnya begitu tersiksa pada akhirnya. Dia kehilangan orangtuanya didepan mata dan kepalanya sendiri.

Adelio yang berada di belakang Abyan hanya menitikkan air mata menatap Valen. Kini cucunya duduk bersimpuh dalam pelukan Abyan. Dia tidak dapat mendatanginya karena Acelin akan membuat masalah. Dia tidak ingin mengorbankan cucunya dan mendapat siksaan dari Acelin karena dia mengingkari janji. Satu yang tak mereka ketahui. Acelin tidak berulah saat eprnikahan Ade bukan karena dia sadar tetapi karena Adelio berjanji tak akan mendekati keluar Ade. Tak memberikan secuil hak dari keluarga Cetta. Itu sebabnya, Valen menyandang gelar Azura dan bukan Cetta. Cucu malangnya. Valentine Azura.

Abyan mendekap Valen erat tetapi tangis itu masih tetap terdengar. “Tenanglah. Paman akan menjagamu.”

Abyan menatap lautan lepas dengan nanar. “Selamat jalan Ade. Selamat jalan Eiren.” Dan tersungging senyum dari bibir Abyan. Senyum yang tak dapat diartikan.

__________SELESAI__________

Lampung, 9 Oktober 2018
Penulis
Nurul Khoiriyah.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience