AZURA_Kau Kembali

Romance Completed 20692

Setelah sebulan Ade menyatakan perasaannya. Hubungannya dengan Eiren juga semakin membaik. Eiren belum sempat menjenguk wanita yang dijulukinya sebagai ‘putri tidur’ karena urusan pekerjaan. Selain itu memang dia belum boleh dijenguk. Alvin juga menuturkan bahwa perempuan tersebut masih membutuhkan istirahat dan waktu sendiri. Hanya Alvin yang diizinkan masuk.

“Apa kamu sakit?” tanya Ade yang melihat Eiren hanya mengaduk makanannya saja. Sejak pagi Eiren tak bersemangat.

Eiren menggeleng. “Aku baik-baik saja. Hanya terasa kenyang.” Bohong. Karena nyatanya sejak pagi dia sudah muntah dua kali dan itu tanpa sepengetahuan Ade. Akhir-akhir ini dia juga malas makan.

“Sepertinya kamu harus ke dokter.”ujar Ade khawatir. “aku takut kamu sakit.”

Eiren malah tersenyum. “Memang hari ini aku mau ke rumah sakit. Aku mau menjenguk putri tidur. Aku lupa menanyakan namanya kepada Alvin.” Eiren kembali memasukkan sesuap nasi.

“Boleh aku ikut?” tanya Ade penuh harap.

“Bukannya kamu ada rapat?”

“Tidak. Hari ini aku free.”

Eiren tersenyum. “Baiklah.” Setahunya hari ini Ade ada rapat penting dengan para pemegang saham karena Ade mengatakannya tadi malam. Tetapi dia tau jika Ade tidak akan melupakan janji itu. Karena sekarang dia sibuk menekan layar dari benda tipis tersebut dan menjauh.

“Dia pasti membatalkan janji. Dasar keras kepala.”gerutu Eiren yang melihat Ade sibuk menelpon dan menjelaskan

__________AZURA__________

Abyan berjalan dengan semangat. Dia pernah datang beberapa kali ke rumah sakit tersebut dan dilarang masuk. Pihak rumah sakit mengatakan bahwa pasien tersebut membutuhkan waktu sendiri setelah melalui banyak hal. Dan hari ini, dia mendapat kabar dari salah satu perawat jika Dena sudah bisa dijenguk. Hatinya langsung bersorak senang.

“Maaf, ada keperluan apa anda datang ke ruangan tersebut.”

Sebuah suara mengintrupsi Abyan dan menghentikan gerakan tangannya. Abyan berbalik dan hendak membentak tetapi melihat siapa yang ada dibelakangnya dia langsung diam.

“Apa anda mengenal gadis yang berada di dalam?” tanya Alvin serius.

“Iya.”jawab Abyan mantap. “dia tunangan dari adikku.”

“Ah, ini sebuah kebetulan. Ada yang ingin saya bicarakan kepada anda. Bisa ikut saya sebentar?” tanya Alvin meminta persetujuan.

Abyan sebenarnya ingin melihat Dena terlebih dahulu tetapi dia memilih mengikuti Alvin. Dia yakin ada hal penting yang akan dikatakan pria tersebut. Segera setelah Abyan mengangguk, Alvin langsung membawanya ke ruangannya untuk membicarakan berbagai hal menyangkut Dena.

“Tunggu sebentar. Sebentar saja dan aku akan mempertemukanmu dengan Ade.”bisik Abyan dalam hati

__________AZURA__________

“Kamu mau kemana?” tanya Ade saat Eiren berlari lebih dulu.

Eiren tak menjawab. Hari ini perutnya benar-benar mual. Dia tidak makan dengan benar sejak beberapa minggu yang lalu. Setiap ada makanan rasanya benar-benar mual dan kali ini dia menunjukannya kepada Ade. Padahal sudah menyimpan lama agar Ade tidak khawatir.

“Kamu baik-baik saja?” tanya Ade yang melihat Eiren muntah di wastafel.

Eiren mengangguk. “Mungkin mag-ku kambuh.”

“Mungkin kamu hamil.” Celetuk Ade dan langsung mendapat cubitan di perut. Membuatnya mengaduh dan tersenyum.

Eiren hanya memanyunkan bibirnya lalu kembali berjalan. Apa benar yang dikatakan Ade? Jika benar berarti dia akan memiliki keluarga yang sempurna. Jika diingat malam itu memang Ade tidak menggunakan pengaman. Obat pencegah kehamilan juga sudah tidak memiliki efek. Eiren kembali mengingat dan jika dipikir memang sudah satu bulan sejak kejadian waktu itu. Entah mengapa hatinya terasa hangat dan tanpa sadar menatap perutnya yang masih rata.

“Kita ke arah mana?” tanya Ade saat berada di perempatan.

“Lurus saja.” Eiren masih meraa bahagia.

Eiren masih terus berfikir. Jika memang benar, kenapa tidak periksa saja? Terlebih dia masih di rumah sakit. Mengingat hal tersebut membuatnya langsung berhenti dan Ade yang menggam tangan Eiren langsung menengok. Mendapati wanita-nya tengah tersenyum manis.

“Ada apa?” tanya Ade yang penasaran.

Eiren diam sejenak dan menatap Ade. “Sepertinya aku memang harus periksa kesehatan.”

“Baik. Biar aku temani.” Ade langsung mendekat dan hendak menuntun Eiren.

“Tidak. Aku bisa sendiri. Lebih baik kamu ke ruangan putri tidur dan ingat, jangan buat dia takut.” Eiren menolak karena jika memang benar dia mengandung berarti Ade akan menjadi ayah. Dia ingin memberikan kejutan.

“Baiklah. Jangan lama-lama.”

Eiren hanya mengangguk. Setelah memberitahukan ruangan putri tidur, dia langsung pergi. Langkahnya semakin cepat dan tak sabar. Dia ingin tahu apakah dia benar-benar hamil atau hanya sakit biasa.

__________AZURA__________

“Kamu hamil Ren.” Jelas seorang dokter wanita yang saat ini berada di depan Eiren. Dia mengenal Eiren karena dia merupakan teman dari Alvin. Bukan hanya itu, Eiren juga terkesan baik dan tidak seperti yang dibicarakan. Karena hal tersebut Eiren mendapat masalah dan harus menutupi identitasnya.

“Yang benar, Da.” Eiren tampak begitu senang. Akhirnya dia hamil dan setelah ini dia akan memberitahukannya kepada Ade.

Rada mengangguk. Baru kali ini dia melihat Eiren sebahagia ini. Biasanya dia memang bahagia tetapi kali ini berbeda. Senyumnya benar-benar mengembang. Bagaimana tidak? Dia akan menjadi seorang ibu dari benih lelaki yang dicintainya. Dia sendiri tidak pernah menyangka hal seperti ini.

“Siapa ayah dari anakmu? Bukannya kamu belum menikah?” tanya Rada penasaran.

“Seseorang yang aku cintai.” Eiren masih tersenyum bahagia.

“Kamu yakin dia akan bertanggung jawab?” Rada takut jika rumor keluarga Azura akan kembali muncul ke permukaan.

Eiren langsung mengangguk mantap. “Dia yang mengatakannya.”

“Baiklah Rada. Aku harus pergi sekarang dan terima kasih.”

“Jaga baik-baik kandunganmu. Dia baru berusia dua minggu jadi jangan bertingkah.”tutur Rada tau kebiasaan Eiren yang suka ugal-ugalan.

“Iya-iya aku tahu.” Eiren langsung masuk dan melangkah penuh kebahagiaan. Dia akan memberitahukannya kepada Ade setelah pulang dari rumah sakit. Dia yakin bahwa Ade akan sangat bahagia.

Abyan yang baru saja keluar dari ruangan Alvin heran saat melihat Eiren keluar dengan wajah penuh kebahagiaan. Seperti menang lotre saja. Tetapi yang lebih membuatnya heran adalah tempat dimana Eiren keluar. Dokter kandungan? Abyan mengerutkan kening heran.

__________AZURA__________

Ade berdiri sejenak saat hendak membuka pintu. Ada sedikit keraguan yang menyelimutinya. Entah mengapa pikirannya masih teringat wajah lesu Eiren. Tampak pucat dan juga tak bersemangat. Apa dia akan baik-baik saja? Berulang kali dia hendak kembali dan memastikan Eiren benar-benar sehat tetapi beberapa kali juga dia kembali menatap pintu dihadapannya. Logikanya membuatnya membuka pintu tersebut dan mengabaikan hatinya yang berteriak keras.

Logikanya berfikir lebih dominan ketimbang hati. Itu karena sudah lama dia penasaran dengan sosok yang tinggal didalam. Ade melangkah masuk. Ruangannya sepi. Hanya ada segaris cahaya dari tirai yang dibuka. Tampak seorang gadis tengah diam menatap ke luar. Ade mengintip sedikit. Ternyata taman.

“Kamu kembali lagi, Dok?” tanya wanita yang tengah duduk tak bergerak dihadapannya.

Ade diam. Dia seperti mengenal suara tesebut. Tetapi kembali dia mengabaikannya. “Saya bukan dokter tetapi saya datang untuk berkunjung.”jelas Ade bingung. Dia tidak mengenalnya.

“Oh. Apa anda mengenal saya.”tanya wanita tersebut.

“Tidak. Saya hanya menemani keka…..”

Ade langsung diam tak meneruskan. Matanya membelalak menyadari siapa yang dihadapannya kali ini. Wanita tersebut sudah berbalik dan menatapnya tak kalah terkejut. Nafasnya terasa sesak. Tak dapat mengatakan apapun. Ade sendiri terasa lemas dan tak mampu mengatakan apapun. Semua seakan berhenti.

“Dena.”panggil Ade masih shock.

Wanita tersebut tak menjawab dan malah berhambur memeluk Ade. Dia tidak memikirkan selang infus yang terpasang dan saat itu juga Ade langsung memeluknya erat. Dia sudah lama mencari Dena dan ternyata dia berada di rumah sakit. Bahkan dia sudah mengira Dena meninggal.

“Ade.”Dena menangis dipelukan Ade.

Ade tak menjawab apapun. Dia hanya membalas pelukan Dena dengan erat. Seakan tidak bisa membiarkan wanita tersebut pergi lagi.

Bahkan suara pintu tak membuatnya tersadar. Eiren yang melihat hanya diam mematung. Apa yang dilihatnya? Lelaki yang dicintainya berpelukan dengan wanita yang baru ditemuinya. Apa mereka saling mengenal? Eiren hendak menghentikan aksi mereka berdua tetapi langsung dihentikan.

“Aku merindukanmu, sayang. Aku merindukanmu, Dena.” Ucap Ade memelas.

Dena? Eiren langsung menutup mulut dengan kedua tangannya. Air matanya mengalir perlahan. Dena? Dena kekasih Ade? Bahkan dia tidak sadar sudah membiayai wanita yang dimaksud. Hatinya langsung hancur lebur seketika. Eiren memandang ke perutnya yang rata. Menatap pilu.

Perlahan. Langkahnya mundur perlahan. Eiren menutup pintu dengan sangat pelan. Ya, lebih pelan agar tidak mengganggu pelepasan rindu Ade dan Dena. Abyan yang berada di belakang Eiren hanya menatap punggung wanita tersebut nanar. Dia yakin Eiren tengah menangis karean tubuhnya bergetar.

Abyan melangkah mendekat tetapi Eiren sudah membalik badan dan siap pergi. Benar yang dipikirkan Abyan, Eiren menangis dan dia melihatnya.

“Kamu menang. Selamat dan aku akan pergi.” ucap Eiren sembari tersenyum miris. Nasibnya sama dengan keturunan sebelumnya.

Abyan hanya diam dan tak menjawab. Setelah mengetahui begitu banyak hal tentang Eiren, dia tidak yakin akan membiarkan wanita tersebut pergi. Tetapi. Pandangan Abyan belarih menatap pintu disebelahnya. Di dalam juga ada Dena yang begitu mencintai Ade.

__________AZURA__________

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience