AZURA_Jangan Mencintainya

Romance Completed 20692

Sial !!” Farah menggeram kesal. Beberapa kali dia memukul setir mobinya dengan keras. Terkadang juga sampai membunyikan klakson mobil.

Setelah pergi dari rumah Ade, dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan maksimal dan membuat pengendara lain menjadi kesal dan mengumpat.

Sedangkan di dalam mobil, Farah masih menunjukkan wajah tak bersahabat yang selalu melekat. Dia sudah berusaha dengan keras membuat Ade hanya memandangnya tetapi, hasilnya gagal. Pertama karena Dena dan sekarang entah karena gadis mana dia bawa dan tinggal di rumahnya.

Farah kembali menjalankan mobilnya saat perasaannya mulai tenang. Dia memang sahabat kecil Ade namun, satu yang tidak diketahui pria itu bahwa dia tidak ingin selamanya menjadi seorang teman. Kebersamaan membuatnya menjadi begitu dekat dan merasa nyaman sampai rasa yang disebut cinta itu muncul. Muncul begitu saja tanpa diharapkan.

“Aku akan tetap mempertahankannya.”desis Farah dengan mata menyala marah.
__________AZURA__________

“Kamu itu bisakan hati-hati,” gerutu Ade saat melihat Eiren hanya tertidur di ranjang dengan kaki di perban.

Alex menghubunginya dan memberitahu bahwa Eiren terpatuk ular. Entah darimana ular itu berasal karena rumah pria itu memang bersih dan tidak ada binatang semacam itu. Setelah mendapat kabar entah mengapa Ade langsung berlari dan meninggalkan kantor begitu saja. Rasa cemas berlebihan mulai tumbuh dan dia sangat tidak menyukainya dan saat sampai di rumah, seorang dokter mengatakan bahwa Eiren baik-baik saja dan akan segera pulih. Saat itu juga dia merasa begitu lega.

“Aku hanya melihat tamanmu dan tidak tahu jika ada ular di sana.” Eiren masih mendnegus kesal. Sejak beberapa jam yang lalu Ade terus saja menggerutu dan menyalahkannya.

Ade memandang Eiren lekat. Entah mengapa dia selalu bernafsu ketika melihat wanita itu. Tetapi saat ini dia harus menahan diri karena dia tengah terluka. Hanya beberapa hari dan dia akan mempu menahan hasratnya untuk segera menyentuh wanita tesebut. Bahkan memikirkannya saja sudah membuat tonjolan di bagian selangkangan.

Ade berdehem dan berhenti memikirkan desahan konyol yang sering didengarnya. Sebisa mungkin dia harus menghilang pikiran mesum yang selalu terlintas.

“Aku akan keluar,” putus Ade ketika merasakan tidak enka pada selangkangannya.

“Kenapa?” Eiren mengerutkan kening berpura-pura. Dia hanya berpura-pura tidak menyadari apa yang terjadi pada Ade saat ini. Namun kenyataannya tonjolan dibalik celana Ade menandakan semuanya. Tidak dapat dipungkiri, Eiren juga menikmatinya meski awalnya terpaksa.

“Aku ada urusan di luar.”kilah Ade dan segera melangkah pergi.

“Apa kau memiliki janji?” tanya Eiren saat Ade memegang knop pintu dan hendak keluar.

“Apa?” Ade berbalik dan mengerutkan kening tak mengerti.

“Aku melihat seorang wanita di bawah saat kau menggendongku dari ruang medis ke kamar. Tampaknya dia begitu marah,” jelas Eiren yang memang melihat Farah di bawah. Dia tidak mengenal dan dia juga tidak membicarakan mengenai wanita tersebut. Entah mengapa dia benar-benar malas untuk membicarakannya.

Ade diam dan memikirkan. Apa dia memiliki janji dengan seseorang? Ah, iya. Dia bahkan melupakan janji penting tersebut. Sejak menerima kabar dari Alex dia melupakan segalanya. Bahkan janji dengan sahabatnya. Farah pasti marah besar.

“Aku keluar sebentar.” Ade segea mengeluarkan ponsel dan hendak menghubungi Farah. Ternyata ponselnya mati total. Ade mendesah dan segera keluar, sebelum sebuah penawaran dari Eiren terdengar dan sontak membuatnya menghentikan langkahnya.

“Jika kau benar-benar membutuhkanku, aku ada di sini. Jadi kemarilah.” Eiren tersenyum manis dan menepuk bagian ranjang yang kosong.

Ade tersenyum. Dia pasti akan membutuhkan wanita tersebut. Tubuhnya tidak puas dan ingin terus merasakan tubuh wanita-nya. Wanita-nya? Iya, Ade mulai menganggap bahwa Eiren adalah wanita-nya.

“Aku pasti membutuhkanmu. Tetapi sekarang, istirahatlah dan pulihkan tubuhmu. Aku tidak suka menikmati seseorang yang sedang terluka.” Ade mengeripkan sebelah mata dan tersenyum.

“Siap, Master.” Eiren memberikan hormat kepada Ade yang malah terkekeh.

“Aku bukan pecinta BDSM, Eiren. Jadi jangan panggil aku master.”keluh Ade tidak suka dengan panggilannya.

“Tetapi jika kau mau kita bisa mencoba.”goda Eiren.

Ade hanya emnggeleng heran. Sejak kapan wanita-nya menjadi begitu mesum?

“Istirahatlah dan aku akan segera kembali.” Ade langsung keluar dan dia tidak begitu memikirkan apa yang terjadi pada Farah.

Ade melenggang santai. Dia tau Farah pasti marah kepadanya tetapi, dia tau bagaimana membujuk sahabatnya itu. Tidak sulit karena dia hanya perlu membawakan bunga mawar merah dan semuanya selesai. Farah akan berhenti merajuk seperti anak TK.

Sedangkan di tempat lain, Farah tengah berdiri dihadapan lelaki berusia hampir setengah abad. Dengan guratan yang mulai kentara dan alis tebal menambah kesan sangar dalam air mukanya.

“Pa, aku ingin meminta sesuatu.”gumam Farah tidak berani menatap wajah papanya.

“Apa?” tanya lelaki tersebut dengan nada bicara yang tegas dan terkesan arogan dan tidak bersahabat.

“Aku ingin papa menjodohkanku dengan keluarga Cetta. Apapun yang terjadi.”tegas Farah yang mulai mendongak dan menatap mata hitam lekat milik papanya.

“Menjodohkan?” Reymon memandang anaknya lekat dengan kening berkerut.

“Iya. Aku mencintainya dan ingin memilikinya.”timbal Farah. Sejak kecil orangtuanya selalu menuruti apa yang dimau dan dia hanya menjentikkan jari maka semua akan tercipta didepannya. Mudah. Semua selalu dianggap mudah.

Reymon tersenyum tipis dan mengangguk. “Baiklah. Papa akan membicarakannya dengan keluarga Cetta.”jelas Reymon.

Seketika Farah langsung berhambur memeluk tubuh papanya senang. Inilah yang diinginkannya. Mendapat apa yang dimilikinya.

“Jangan mencintainya.”bisik Farah dalam hati dan tersenyum. “karena hanya aku yang boleh kau cintai.”

__________AZURA__________

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience