Chapter 25

Romance Completed 2699

  Malam itu Alina tiba-tiba gelisah, keringat semakin bercucuran ia terperangah karena ada cairan yang keluar dari jalan lahir, waktu melahirkan sudah tiba.

 Alina terus beristigfar menahan rasa mulas yang luar biasa ia meraih ponsel yang ia simpan di balik bantal, dengan cepat Alina menghubungi Adimas.

1kali panggilan tak ada jawaban, Alina mulai beranjak dari tempat tidur. Ia kembali menghubungi Adimas berharap kali ini ada jawaban. Sampai pada batas kesabaran nya melemah Alina memaksakan diri untuk mencari bantuan keluar rumah.

***

   Nada meraih ponsel Adimas lalu merubah mode menjadi senyap, malam ini Nada benar-benar ingin menghabiskan malam berdua dengan Adimas tanpa ada pengganggu termasuk Alina.

   Setelah kepuasan itu tergamabar jelas dari raut wajah Nada, Adimas masuk ke dalam kamar mandi lalu membersihkan diri, berulang kali merogoh saku dan kemeja ia sadar bahwa ponsel nya tak ada didekatnya.

**

   Darah mulai membanjiri tumit Alina, kedua mata nya terasa semakin kabur dengan tergopoh-gopoh Alina terus berjalan meminta pertolongan siapa pun yang ia temui. Isak tangis dengan kecemasan yang menyelimuti pikiran nya menyatu hebat.

  Dari balik rintik hujan, bayangan hitam itu semakin menghampiri mendekat. Alina sedikit lega karena ia akan tertolong pandangan nya semakin memudar Alina kembali tak sadarkan diri. Laki-laki yang mendekati Alina dengan gusar meraih lalu memasukkan tubuh Alina ke dalam mobil,  melaju dengan kecepatan yang memungkinkan secepatnya tiba di rumah sakit. Darah semakin keluar banyak.

  Setelah ketegangan itu membuahkan hasil lega karena mereka tiba di rumahsakit, tim medis segera melakukan tindakan operasi Caesar karena Alina mengalami pendarahan hebat.

  1jam berlalu Alina masih berada di dalam ruangan, dari jarak kejauhan sosok Adimas semakin menampakan dengan jelas. Kedua mata itu kembali bertemu, Adimas terkejut karena laki-laki yang menolong Alina adalah Arga. Dokter yang membuat hati Adimas merasa panas luar dalam.

"Kamu sedang apa disini?" Adimas meraih kerah baju Arga.

"Seharunya kamu berterima kasih."

"Kenapa harus kamu?"

"Mungkin takdir."

   Adimas semakin meremas dalam kerah baju Arga, luapan amarah nya penuh di dalam kepalan tangan kanannya yang siap menghajar apapun dengan brutal.

"Kamu lupa ucapanku tempo lalu?"

"Jaga baik-baik istrimu atau aku akan merebutnya,"  jawab Arga dengan tatapan sinis.

 
Perlahan Adimas melepaskan cengkraman,  membiarkan Arga untuk menjauh dari pandangannya. Sesaat ia sangat takut kehilangan Alina, kedua mata itu menoleh ke arah kaca besar di dalam Alina sedang mempertaruhkan seluruh hidup nya untuk melahirkan buah cinta mereka. Adimas duduk lalu menyandarkan seluruh keluh kesah nya, berulang kali Adimas merasa penyesalan itu tiba di akhir. Setelah ia sadar bahwa selama ini Alina terluka karena pilihan atas dosa yang ia takuti.

**

  Tak lama kemudian Dokter keluar dari balik pintu, memberi selamat atas kelahiran putra pertama Adimas dengan Alina. Adimas mengucap syukur atas nikmat yang telah Allah Swt berikan untuk nya.

"Maaf, ada hal yang di luar dugaan."

"Maksudnya apa Dok?"

"Istri Anda kritis, ia kehabisan darah."

  Adimas melorotkan tubuh nya semakin bawah, ia mengutuk diri nya sendiri karena gagal menjadi suami siaga. Di saat genting seperti ini Adimas tak berada di samping Alina, kedua lutut nya semakin terguncang banyak. Adimas menundukkan kepalanya tetes demi tetes buliran bening itu berjatuhan. Dari belakang Nada merangkul dengan hangat pundak Adimas, berulang kali ia berbisik menegarkan sekuat-kuat nya.

  Adimas menoleh ke sumber suara, dengan tatapan nanar ia memeluk Nada dengan erat. Rasa takut kehilangan ia utarakan untuk Alina.

"Mas baik-baik saja?"

  Adimas mengangguk perlahan ia mulai beranjak dari posisinya, kembali duduk di atas kursi. Di samping kanan Nada masih setia menemani kegusaran dalam batin nya, belajar ikhlas akan keadaan meski tak pernah sesuai dengan keinginan.

 Nada mengingat kembali kesabaran yang telah Alina tunjukkan, rasa nya semakin malu bahwa ia tak akan pernah sebanding dengan Alina rasa cemburu nya semakin menyadarkan Nada bahwa berbagi suami dengan penuh ke egoisan itu tak akan membuah kan hasil yang sama, kesabaran dan keikhlasan silih bergantian.

 Tim Dokter kembali melakukan tindakan, Adimas menoleh cepat kedua tangan yang ia telungkupkan sejak tadi buyar seketika. Hatinya bergumam hebat meminta kepada Sang pencipta jalan terbaik yang sebaik-baiknya. Isak tangis itu semakin menghebat Adimas semakin mengakui kesalahan besar nya, Nada semakin terbawa suasan ia kembali menangis tanpa sadar.

 Tanpa berkata apa-apa, Dokter kembali memberikan raut wajah penuh kedukaan Adimas kembali berdiri tegak menguatkan seluruh batin nya menerima setiap ucapan yang akan keluar dari mulut Dokter di hadapan nya.

"Maafkan kami Tuan, istri Anda tak terselamatkan."

 "Gak mungkin!"

  Adimas menerobos masuk,  berteriak sekuat yang ia bisa berharap bahwa kenyataan ini hanya mimpi buruk untuk menyadarkan nya dari tidur yang lelap. Adimas menyibak kain yang menutupi seluruh tubuh Alina

Adimas menoleh sekilas ke arah Nada, Nada mengangguk menyemangati suaminya. Walaupun sejujurnya rasa cemburu itu sangatlah di dalam batinnya.

  Nada menatap tubuh Alina yang terbujur kaku, berulang kali menyadarkan diri bahwa Alina telah tiada. Nada beristigfar, dia menggenggam erat telapak tangan Alina. Nada tak sanggup lagi menahan perasaannya, kembali ia menatap Adimas seluruhnya berduka. Perasaan Adimas untuk Alina memang pantas diacungkan jempol, Nada merasa iri.

Dari balik gorden, suster menghampiri keduanya dalam pelukannya ada seorang bagi yang terlelap hangat. Adimas tersenyum sumringah ketika melihat jagoannya terlahir sehat, segera ia menggendong malaikat mungil itu lalu mengadzani.

Nada mulai lega, keresahan dalam pandangannya sedikit memudar meski Adimas kehilangan Alina tapi akan terus membekas di dalam hatinya. Karena kehadiran si jagoan kecil penerus Alina. Adimas menghampiri jasad Alina lalu berbisik, " Terima kasih sayang."

         


    *** TAMAT***

   Terimakasih untuk para pembaca  Diary Alina sampai akhir ?????? jangan lupa beli Novelnya dan vote, komen juga.

See you ...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience