Chapter 21

Romance Completed 2699

Adimas berjanji bahwa dia akan bersikap sedail-adilnya, Alina mengangguk sesaat hati nya terasa tenang. Tiba-tiba, Dokter itu kembali masuk dengan senyum ramah nya. Alina membalas senyuman Dokter itu bukan karena ada perasaan lebih melainkan keadaan nya yang sedikit bahagia bisa melepas kerinduan nya untuk suami nya.

"Dokter?" Alina memancarkan aura bahagia.

"Bagaimana kondisinya sekarang? Saya mau cek ulang, lalu Mba bisa pulang." Dokter itu mulai melakukan tugasnya tanpa menyapa Adimas yang jelas-jelas berada di samping tubuh nya.

Cek rutin selesai. Hasilnya, Alina sudah sehat dan bisa pulang. Dokter itu menyalami Alina lalu memeluk dengan hangat Alina membalas pelukan itu tanpa sadar Adimas sedikit cembur.

"E-khem." Adimas berpura-pura batuk.

"Ah, Dokter ini suami saya perkenalkan Adimas." Alina menarik tangan Adimas.

Dokter itu menoleh kali ini pandangan nya berbeda, "Perkenalkan saya Arga, Dokter di rumah sakit ini."

"Saya Adimas." jawab Adimas ketus.

"Jaga baik-baik istrimu, jika tidak aku akan merebut nya." Bisik Dokter.

Adimas terperangah hebat, kepalan di tangan nya penuh dengan amarah. ia menatap dengan tajam, seketika Adimas kembali merasakan bagaimana dengan Alina? Ketika ia bilang ingin berpoligami tentu perasaan nya melebihi apa yang sedang Adimas rasakan. Berulang kali Adimas menarik napas mengosongkan ruang hati nya yang terasa menyesakkan.

***

Di ibu kota Nada kembali pulang dari Rumah sakit tanpa Adimas menjemputnya, karena ia tau Alina juga sedang berada di rumah sakit Nada harus membiasakan diri untuk saling berbagi. Apalagi sekarang ia belum menjadi apa-apa untuk Adimas, ia tak memiliki hak yang lebih maka Nada harus bersabar lebih banyak lagi.

Sesampai nya di rumah Nada melepaskan penat dengan menyandarkan seluruh tubuhnya ke belakang, lalu sedikit merenung menikmati setiap napas yang ia peroleh. Batin nya kembali teringat Alina istri sah nya Adimas, jika suati saat nanti mereka akan bertemu.

***

Adimas dan Alina berkemas untuk pulang, kedua orang tua Alina memandangi nya dari jarak kejauhan karena mereka tau belum hak nya untuk ikut campur dalam masalah rumah tangga seseorang meskipun itu anak kandung nya, maka mereka memilih untuk diam dan berdoa.

Alina kembali ceria meski hati nya masih saja terluka, Adimas mendorong kursi roda dengan perlahan menelusuri lorong rumah sakit, Alina bertemu kembali dengan Arga dokter yang telah menyelamatkan hidupnya. Mereka berhenti sejenak Arga duduk jongkok agar setara dengan tubuh Alina menatap lekat seakan ada sesuatu yang menarik perhatian kedua matanya, Alina mengucapkan kata perpisahan lalu mereka berpisah. Adimas mulai risih atas kehadiran Arga dari pandangannya sudah jelas bahwa ia menyukai Alina.

Berusaha tetap tenang, Adimas mendorong kembali kursi roda dengan perlahan. Alina masih menatap Arga semakin lama. Adimas menoleh hatinya sedikit cemburu, tapi Adimas tak ingin berprasangka buruk.

Alina menoleh kebelakang mengelus lembut pergelangan tangan Adimas lalu tersenyum tipis, sejak kepulangan nya dari ibu kota, Adimas bersikap seperti tak terjadi sesuatu di antara mereka, berpura-pura didepan mertua nya bahwa tak ada yang terjadi di dalam rumah tangganya. Adimas masih mengingat betul nasihat terakhir dari kedua orang tua nya 'Kelak kau akan menjadi seorang imam, menuntun dan membimbing perempuan yang akan menjadi tulang rusukmu, pengingatmu ketika di jalan yang salah. Maka jangan pernah kau membiarkan aib kekurangan istri atau suamimu terdengar oleh orang lain bahkan oleh semut sekalipun, hanya Allah Swt. Jalan terbaik untuk mengeluh resahkan batin yang gundah' . Adimas bertekad akan menyelasaikan masalah nya dengan hati-hati agar tak melukai salah satu nya, bersikap dewasa sebagai seorang kepala keluarga.

Sesampainya dirumah Alina masuk ke dalam kamar, Adimas menarik bantal lalu menumpuknya agar Alina menyenderkan punggung nya dengan nyaman. Adimas duduk disampingnya, menggenggam kedua tangan Alina lalu dicium dengan takzim beberapa saat. Adimas meminta maaf berulang-ulang kali bahkan puluhan kali, karena ia akan tetap menikahi Nada.

Alina membuyarkan senyuman diwajahnya, sayatan itu kembali terasa begitu perih luar biasa. Usaha nya terasa sia-sia memang tak ada hal yang lebih baik ia harus ikhlas membagi suami nya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience