Chapter 13

Romance Completed 2699

   Goresan demi goresan semakin melekat menempel didalam dada, Alina menatap langit yang semakin gelap renyuhan dalam batinnya semakin menyesakkan. Adimas laki-laki yang ia anggap separuh nyawanya, separuh raganya kini memilih melukai hatinya dengan tepat sasaran. Kesetiaannya kini hancur lebur menatapnya saja semakin melukai hati, Alina terdiam dalam doa.

******

   Adimas mengutuk dirinya sendiri, jalan yang ia pilih melukai perempuan yang selalu menjaga hati dan pandangannya. Menjaga kehangatan rumahtangga yang mereka bangun bersama. Tapi kini ia sendiri yang merobohkan bangunan yang susah payah tertata rapih. Perlahan Adimas beranjak dari duduknya, dengan hati-hati Adimas menarik kunci mobil ia ingin pergi untuk sesaat karena menatap Alina akan semakin mengingat luka yang telah ia berikan.

  Dengan sempoyongan Adimas keluar pergi sejenak meredam perasaan yang tak menentu kini ia merasa benar-benar sendiri, Dibawah cahaya bulan Adimas kembali meminta ampunan kepada sang pencipta, meminta sedalam-dalamnya jalan terbaik untuk pilihannya nanti. Kuatkan hatinya menerima kenyataan jika Alina memilih untuk berpisah dengannya daripada menduakannya. Adimas menitihkan airmatanya, gejolak kepedihan semakin menusuk dalam. Adimas menyerah perasaannya terhadap dua perempuan sama besarnya tak ada yang lebih.

****

   Alina mengusap mata berairnya, beranjak dari tempat tidur untuk memutuskan melepas kekeringan dalam kerongkongannya. Alina keluar dengan mengendap-ngendap setelah pintu terbuka Alina memandangi sekeliling tak ada Adimas yang ia temukan. Alina kembali terhuyung semua badannya terasa melemah jika ia harus menerima kenyataan membagi suaminya untuk perempuan lain.

  Diluar sana, Adimas terus merintih meminta kepada sang pencipta kelapangan, keikhlasan untuk Alina membagi perasaannya untuk perempuan lain. Adimas tak ingin kehilangan salah satunya, kegusaran didalam batinnya semakin membuat Adimas harus memiliki keduanya. Dirokohnya telepon genggam didalam saku celana  Adimas mencoba menghubungi Nada, untuk sementara hanya Perempuan itu yang ingin ia pandang melepas kegelisahan didalam hatinya.

****

   Alina memeluk erat bingaki foto pernikahan mereka berdua, hatinya kembali terasa sesak. Uraian airmata tak mampu dibendung lagi Alina pasrah hatinya ikhlas membagi suaminya untuk perempuan lain jika itu sudah goresan takdir yang Allah berikan untuk menghitung seberapa kuat, seberapa pantas Alina untuk selalu disamping Adimas. Alina tau bahwa Adimas tak ingin  terus menambah dosa ia ingin suaminya kelak masuk surga dijalan ridha-Nya.

  Isak tangisnya mulai meredam, Alina meraih telepon yang ada diatas meja dengan gusar Alina menekan setiap tombol angka. Alina menelpon Adimas untuk meluapkan semua kegelisahan yang dirasakan oleh masing-masing pihak. Dengan yakin Alina menyuruh Adimas pulang, memintanya untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dengan hati yang sama-sama ikhlas, Alina ridha dipoligami.

  Adimas mendengar suara lirih dari balik gagang telepon yang ia pegang, Alina memohon untuk dirinya pulang menyelesaikan secara baik-baik. Adimas merasa lega karena ia yakin bahwa Alina mengizinkannya untuk menikahi perempuan lain.

  

    Nada terus berzikir, mulutnya bergumam diatas sejadah yang sedang ia gelar begitu terlukanya perempuan yang harus membagi laki-laki halalnya untuk perempuan lain. Sesak didadanya semakin merengkuhkan seluruh tubuhnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience