Episode. 6

Family Completed 3810

Sebulan lebih Mat Sokran ditinggal sibuk oleh si Surti, kegelisahanpun mulai merayap di pikirannya, rasa cemburu, terabaikan, merasa gak dianggap lagi selingkuh, bosan dan semua melintas di benaknya silih berganti, sepanjang hari, setiap saat, setiap detik.

Lolong anjing dimalam itu, begitu menyayat.
Dingin menggigit hingga ketulang rusuk.
Desir angin menyapa dedaunan hingga menggeliat.
Ditemani gelapnya malam, merintih tanpa kata. 
Dan hanya mampu mendesis, entah lara, atau apa.
Bayang-bayang itu nyata adanya.  tak bisa diraba namun kentara nyata.

Seperti hari yang telah lalu.  Rindu itu tergambar, sedikit pudar namun masih punya warna.
si Surti menjerit. Meronta, namun tak terdengar suaranya.  Karena jeritan itu hanya dalam hati yang terpuaskan.
Rindu itu nyata. Ada dan selalu ada, setidaknya hingga hari ini.
si Surti akhirnya tak tahan dg rasa yang ada.
Namun tiba-tiba, Mat Sokran berada disisihnya.  Tak pernah tau kapan datangnya.  Tanpa kata, tanpa suara, kini bagi si Surti itu tak lagi penting. 
Sebab yang dia rindu tlah berada disampingnya, mendekap erat seakan tak lagi ingin berpisah.
aku merindukanmu
Bisik Mat Sokran
si Surtipun membalas dgn satu kata "Sama"

Lolong anjing dimalam itu tak lagi terdengar di telinga si Surti.
Bukan karena sang anjing telah menghentikan suaranya.
namun yang didengar hanya
sejuta kata rayuan indah
sang pujaan hatinya.

Setan, gondoruwo, wewe gombel, kuntilanak pun pergi.
karena mereka merasa, bahwa rasa takut yang mereka tebar bakal sia-sia
karena
si Surti & Mat Sokran sedang dimabuk asmara.

Ah... ilusi .

Dibanting nya pulpen di tangannya hingga hancur berantakan.

Hancurnya polpen bersamaan Surti masuk di kamar dan tepat di depannya. Surti tau betul kenapa sang
pujaan harinya melakukan itu.

"Maafkan Mama sayang, Mama terlalu sibuk, hingga jemari kuat namun lembut Papa gak berkesempatan mengeksprrikan tarian dibelantara".

kata Surti sambil. Menanggalkan semua yang menempel diraga, hingga tak ada satupun yang tersisa. Malam itu semua hasrat, semua ingin, semua harap tersampaikan hingga pagi menjelang serta cahaya mentari ikut usil menepel pada milik Surti yang tak terlihat pintu nikmat, tanpa disibakkan rimbun belantaranya.
______

"pa, kemarin siang Mama. jemput pak Tarman, dan langsung tak ajak memarik semua produk kita yang tercecer di hampir semua toko , tapi baru diarea sekitar pasar saja, itupun sampai sore baru sebagian, karena mama harus mencatat jumlah barang dan jenisnya, serta mengganti sebagian uang mereka".

Kata Surti, saat menikmati kopi pagi bersama dia yang mengobrak-abrik semua hasrat terpendam selama hampir sebulan. Yaitu Sang Arjuna Tampan miliknya.

"Terus si Jhon gimana..?"..

"Mama hanya mengatakan, agar untuk sementara waktu libur, sampai inu memanggilmu.. dan Mama manuarankan untuk melamar pekerjaan lain".

"Mama mengatakan alasannya gak..?!".

"Mama. rasa dia tau persis kenapa dirumahkan".

"Gimana dgn semua karyawan Papa? '. kios Vape, dan barang-barang sebagian besar nyemgambil dari kita" Jelas suami tercintanya.

"Sampai ditik ini lancar tanpa kendala dan bersyukur, sejak berdirinya MTV Store. gak ada satupun berhenti karena bermasalah, kalaupun ada satu dua

mengundurkan diri itu ada yang menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tapi ada yang membuka outlet. Tapi barangnya sebagian besar mengambil dari kita.

---------

"Yank... hp mama bunyi".

"Arin telpon".

"bu, dua hari ini ada yang dateng nagih hutang.. katanya kalau dalam minggu ini mobilnya bakal diambil"

"Besok kita bicarakan, jangan lewat telpon". Kata Surti, lalu ditutup.

Mat Sokran sebenarnya sudah tau, arah pembicaraan dan siapa oknum yang sedang dibicarakan sang istri, tapi dia mengalihkan pembicaraan.

Si Surti mengerti isyarat yang diberikan Suami, lalu dia duduk mendekat,. Mat Sokran membaringkan tubuh, meletakkan kepala di pangkuan istrinya, kemanjaan ini kebiasaannya sejak dulu.

Jemari Mat Sokran menari lembut diperbukitan, perlahan-lahan ciptakan gairah Surti hingga mengambang ke awan. Mat Sokran mengangkat kepalanya, turun dan fokus pada lembah tersembunyi. Si Surti mengembangkan kedua kakinya dan.... ..

Entah berapa lama...

____

Sementara itu disisi lain.

"Dok, tolong anak saya.." Pinta Bu Shinta mamanya Siska kepada dokter di UGD , RSU. kota tempat kelahiran Siska.

Setelah beberapa waktu, Siska sudah berada di ruangan dan harus menginap untuk beberapa waktu.

"Ma, tolong ambilkan hp Siska". Pintanya.

"Pak saya minta ma'af mungkin dalam beberapa hari ini tidak bisa bekerja, jadi minta tolong salah satu untuk mengambil mobil di rumah". Kata Siska dalam telepon.
"Emangnya ada apa".

"Siska lagi dirawat di rumah sakit sekarang".

"Rumah Sakit mana..?".

Mendengar kabar bahwa anak buah kesayangan yang selama ini memperhatikan dan peduli padanya berada di Rumah sakit. Mat Sokran langsung membuka hp mencari jadwal penerbangan ke kota dimana Siska tinggal. dan ada pernerpangan satu jam lagi.

"Ndo cepet jemput bapak di rumah sekarang, Anter bapak ke bandara..cepetan".
Tak lama kemudian si supir sudah sampai di rumah Mat Sokran sang Owner, namun dia sudah menunggu di depan rumah.

Sesampai di RSU.

"Kenapa gak ke Rumah Sakit yang lebih layak".

Sesaat kemudian dia menemui dokter jaga di rumah sakit itu untuk meminta rujukan ke rumah sakit swasta yang terbaik di kota itu. Kemudian kembali menunggui Siska di sampingnya.

"Ma'af Bu, Siska akan kami bawa ke rumah sakit yang lebih layak". Bisiknya kepada Bu Sinta, dia hanya mengangguk hormat pada majikan Sinta yang sangat mempedulikan karyawan.

Tiga hari Mat Solar menunggu Siska dengan setia, hanya keluar saat jam-jam makan saja. Apalagi Siska masih memakai memakai oksigin dan infus menancap di tangannya.

Melihat sang majikan memperlakukan anaknya selayaknya seperti suami istri pasangan baru. Bu Sinta merasa kikuk.

"Gak perlu curiga Bu, selama ini memang Siska ini gak pernah saya anggap sebagai karyawan. Dia adalah adik buat saya. dan saya sangat menyayangi dia, bukan sebagai kekasih, apalagi sebagai istri. karena saya sudah punya istri kok". Bu Sinta hanya manggut-manggut.. Sang Owner melanjutkan penjelasannya dengan suara lembut dan penuh wibawa:

"Dialah satu-satunya, yang memperhatikan saya, sampai dia hafal semua tentang banyak hal, dan dia yang marah kalau saya. sampai terlambat makan". Katanya sambil tersenyum dan memegang tangan Siska.
Dikecupnya kening Siska, kemudian pamit sebentar untuk mencari makan siang.
Sementara Si Surti dan sibuk dengan barang-barang yang baru datang

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience