Episode. 4

Family Completed 3810

"Anak Mama, mobilnya keren bingit, serasi sama pemilikya Cantik anggun mempesona... Ceriah.. ". Belum selesai Mama bicara.

"Tapi sayank gak laku-laku... !!!!". Saut Siska.

Mama cuman tersenyum dan gak berani membahas masalah satu ini.

"Mama merasa kasihan sama kamu nak, semenjak. papamu meninggal kau jadi tulang punggung keluarga sehingga tak sempat memimirkan masa depanmu sendiri". Lamunan itu dibuyarkan dengan ocehan Siska.

"Lho.. benerkan apa yang Siska katakan ?!.. makanya Mama jadi bengong".

"Hemmm... Mobilmu keren bikin Mama ngantutuk".
Mama berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.

"Ya sudah.. ntar sampai di rumah, tak namgunin.. sekarang Mama bobo AjjjjjjjA.. lumayan masih jauh".

Hening selama di perjalanan, menuju rumah Siska.

Sebenarnya dia ingin mengajaknya ke restoran termahal di kota itu, sekaligus menu dan suasananya sangat nyamanan. Tapi nampakanya Mama perlu istirahat. Mama sendiri hanya pura-pura tidur, karena gak ingin Siska merasa bersalah dalam usia ini belum juga terbersit untuk membina rumahtangga.
Tapi akhirnya ketiduran beneran.

Sesampai di rumah, Siska gak berani membangunkan Mamanya,. Ditungguinya hingga Mama terbangun. Hari, hampir pagi, mentari mulai nampak cahayanya walau masih malu-malu.

Dipandangi wajah mamanya, namun kencantikannya tak terkikis oleh usia. Dan tak tega untuk membangunkannya. Saat membuka mata, dia bertanya :
"Sudah sampai mana ini..?".

"Sudah berada di rumah siska Ma".

"Heeeeem benar-benar terlelap sampaingak trrasa sudah sampai".

Dibukakan pintu mobil, lalu Mama turun. Rumah Siska memang dirancang, begitu keluar garase langsung masuk ruang santai. Mama Anna, terkagum-kagum melihat ruangan sanyai yang teramat mewah dalam pamdanganmya dan bersih serta wangi.

"Ini rumah siapa sayank.. ?".

"Ya.. rumah anaknya Mama tho.. Berkat do'a Mama setiap hari yang tiada pernah lelah dan Siska irit cuman makan sama. tahu dan sambel mecap, makanya Siska bisa punya rumah seperti ini". Kata Siska.

Dalam Hati Mama Anna, berdo'a: "Tuhan, trimakasih Engkau memelihara Siska, lebih dari yang hamba kuatirkan... ampuni atas kekuatiran hamba terhadap Siska. terimakasih juga buat tuntunan-Mu terhadap dia, sehingga dia menjadi anak yang berrbakti".

"Mama hari ini kepingin apa..?!, soalnya Siska jarang masak. Jadi ya.. kalo pengen baru masak".

"Sudah besok saja, kita belanja. Dan Mama yang masak buat Siska".

"Ngomong ini rumah semewah ini dibelikan calon menantu Mama tho..?! .. Kenalin Mama donk. !!... kok kamu gak pernah cerita sama Mama..? .. pasti kamu mau bikin kejutan ya...?"

Mendengar Mama membrondong dengan pertanyaan- pertanyaan lucu. Siska jadi letawa ngakak.

"Aiiiiiis.... Mamada-ada AjjjjjjjjjjjjjA deh!!". Dirangkulnya Mama, diciumnya pipi , dicium juga tangan Mama, lalu Siska menjelaskan.

"Maaaaaa maaaaaaa, .. Mama lupa ya.. bahwa anak Mama itu, Tipe orang yang jujur gak neko-neko.. terus pekerja keras... dan hanya mengeluarkan uang seperlunya saja. Jadi sekali lagi, berkat do'a Mama, sehingga Siska dapat mgumpulin uang buat kredit rumah ini.... nah... mobil yang Siska pakai itu , milik boss yang sering Siska pakai kalau ada keperluan mendadak.. Nah Siska untuk sementara gak mikirin mobil.. Jadi cukup spd motor yang di garasi itu yang siska miliki. Sedangkan rumah ini, sebenarnya akhir tahun ini baru lunas, tapi si boss yang nalangi kekurangannya, biar Siska gak mikir hutang lagi. tapi cukup dipotong dari gaji yang Siska dapatlan... Begituuuuuuuu.. Jadiiii.. ini murni dari tabungan hasil salama Siska bekerja". Diciumnya Mama sampai kesakitan.

"Aduuuuuuuuuuuuuuh.. sakit tauuuuuu.. nickpipi Mama yang keriput jadi tambah leriput kan? :

Malam ini, mereka memutuskan untuk tidak kemana-mana... temu kangennya cukup diatas sping bet yang empuk banget karena memang dipilihnya merk yang garansinya mencapai 10thn.

"Ma, Siska tak izin sama mereka berdua, biar Mama nemenin Siska beberapa bulan di sini. Lagian mereka kan sudah mulai dewasa jadi bisa menguris diri ua sendiri". Pintanya.

"Terserah kamu, Mama juga kepengen nemenin kamu kok".

"Makasih Ma".

_________

"Sekarang.. pengunjung sepi boss, gak kayak dulu. Untuk sementara gak nyari barang dulu".

"Bayar separuh saja, sisanya gampang".

"Gak boss, yang kemaren saja belum tak bayar. Sorry !!. Tawarin ke yang lain saja dulu".

"Ya sudah kalo gak mau, sudah tak kasih murah biso mgebon saja kamu ribet amat. Kalo gitu kasih iang kekurangan yang kemarin. Saya butuh uang banget. Anak saya sakit".

"Waduh si boss kok jadi galak begitu.?!".

"Habisnya.. kamu yang ribet duluan !!"

"Ya sudah tunggu tak cari pinjeman ketemen . tunggu sebentar".

Dengan rasa was-was sambil tengok kanan kiri si Jhon terlihat gelisah. Takut supir yang lain tau kalau dia lagi menjual barang majikannya. Beberapa kali jual barang curian dagangan agak sulit dan makin murah lakunya. Sebenarnya pengunjung dan pedagang biasa saja. Tapi itulah cara mereka agar bisa dapat lebih murah dengan harga normal. lagian mereka sudah pada tau, kalau si Jhon dapat barang tilepan alias cirian dari majikannya. karena saking seringnya jual ke pedagang sekitar pasar itu. Bahkan terkadang seminggu bisa 3 sampai 4 kali.

"Ini tak pinjemkan uang ke temen-temen. Pake bunga. Sudah begini saja. Barang itu bawa sini tak bayar ini ada uang sama bayar utang. Jadi sudah lunas semua".

Dihitungnya uang yang diterima dari Kacong sang penadah.

"Sudah gak usah diitung. nanti saja.. ini ada orang mau cari barang". Kata sang penadah barang curian.

Si Jhon alias Sogol bergegas menuju mobil dan pergi. Setelah sampai di dagang es di bawah pohon rindang tempat biasa dia nongkrong, menghitung uang.

"Kampret ini .. makin murah saja lakunya". Gumamnya. lalu memasukkan kembali ke saku. . menutup muka dengan topi kemudian tidur. Bangun nanti kalau ada yang telpon, kalau nggak, matahari terbenam baru pulang. Begitulah keseharian si Jhon alias Sogol selama bekerja di tempat si Surti.

Sebenarnya, karyawan yang lain sering memergokinya, mendapati terlebih, saat mambawa barang dan bermaksud mau menjual, tapi dasar tukang tileb. Ada saja alasan saat ditanya untuk menutupi kebobrokannya.

Dulu sering banget kepergok dan dilaporkan oleh karyawannya. Tapi mengingat perjuangan pak Tarman dari Papanya merintis usaha, berkembang pesat hingga hampir gulung tikar, bahkan untuk membayar karyawan pun tak mampu, tapi pak Tarman setia mendampingi , bahkan sampai usaha ini dipegang Surti dan Mat Solar. Adapun alasan pak Tarman mengundurkan diri adalah disebabkan ulah anak yang direkomendasikannya itu berkali-kali menampar mukanya dengan melaui kecurangan si Jhon, bahkan sering ketahuan.

Yang membuat pak Tarman gak tahan dari tingkah langkah si Jhon anak semata wanyangnya bukan saja sering menjual dagangan saja. Tapi dari berbagai sisi dia merongrong usaha majikannya. Hal itulah yang membuat pak Tarman mengambil keputusan utuk mengundurkan diri.

________

"Ma... mau gak temenin Siska..?"

"Kemana..?!"

"Nyari Pangsit Mie Malag".

Mendengar kata pamgsit Mie Malang, mama Siska langsung teringat, masa kecil Siska, kala almarhum suaminya selalu mengajak Siska untuk mencari makanan kesukaan anak pertanya Siska waktu itu. Dan si kecil Siska bisa menghabiskan tiga mangkuk selali berkunjung ke restoran itu.

Dengan tersenyum manis Mama, cuman mangut-manggut.

Usai ganti pakaian mereka berdua berangkat, karena cuaca trrasa dingi, dilepasnya jaket putih gading dikenakannya pada Mama tersayang.

"Waah bulu-bulu halus dileher ini bikin terasa angeet.. jadi teringa film korea"

"Cieeeee, yang suka drakor... ?!". Ledek siska ke Mamanya.

"Semenjak di rumah kamu pasang wifi, Mama. jadi kebuang di depan hp. Mulai dari nonton drakor. dan nonton acara masak-memasak sampi sering ketiduran. Untung gak. layak dulu. lalau buka internet... nah kalau sudah ketiduran.. kuota sebulan gak sampai tiga hari".Jawab Mama.

"Mama pesen apa..?!"

"Manut saja"

"Yakiiiiiiiiin?.... manut Siska..? .... Siska Persennya 5porsi lho... emang Mama mampu ngabisinnya?".
Canda Siska.

"Ya enggak lha Wok... Menu sama tapi satu porsi saja".

Restoran tempat mereka berdua memesan makanan bernyansa pedesaan, dan musik yang disugukkan juga klasik, klenengan Jawa. Walau restoran itu bukan di jawa. Nampaknya, pemilik restoran juga ingin memanjakan pendatang dari Jawa yang rundu kampung halaman.


_________________________

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience