Episode. 7

Family Completed 3810

"Bapak gak usah terlalu memikirkan Siska seperti ini…Bisnis jangan terlalu lama ditinggal seperti itu..Siska jadi gak enak lho… bikin Siska jadi tambah GR ajjjjjjja Nok !! Bossqiu satu ini… Dah hari ini bapak pulang nanti kalo kangen anak buah yang cantik tinggal Vcll ajjja". Canda Siska.

Dalam hati Siska berkata: "Gak salah Siska punya boss kayak dia, ganteng, pokoknya 99,9% Sempurna".

"Heeeeeeem…pasti dalam hati Siska lagi berkata, gak salah Siska punya boss kayak dia, ganteng,  baik hati, ramah, suka bercanda dan tidak sombong..pokoknya 99,9% Sempurna…hayooo ngaku !!!". Kata Mat Sokran.

"Heeeeeeem.. bossqiu keGRan !!!!, Padahal sejak awal Siska sudah mo nyuruh pulang, tapi Siska takut ntar boss  gak bisa bobo kalo gak liat Siska sehari ajjjjja".

Walau sakit Siska masih berusaha nyenengin hati si boss yang memang bener seperti yang si boss katakan. Sedangkan Mama Anna cuma berani dengerin, gak berani ikutan nimbrung.

Kembali pada sepak terjang yang dilakukan si Jhon. Saat dirumahkan bukan membuat dia sadar tapi malah kian menjadi. Dia punya  keinginan merongrong dengan strategi yang sudah disusunnya selama dia nganggur.  Memang si Jhon tidak berusaha mencari pekerjaan, semenjak hari dimana tuannya telah memecatnya.

"Heeeeeeem sudah sebulan gak ada kabarnya.. ini orang yang tau terimakasih harus diberi pelajaran niich". Kata si Jhon dalam hati.  Di miss call berulang kali, ketiga temennya hingga ratusan kali.
___________

"Kenapa beberapa hari ini, Ibu liat kok kamu gelisah banget, kamu sudah bekerja ditempat ibu sudah lebih dari lima tahun...mbok kalau ada masalah ngomong sama ibu, siapa tau ibu bisa minimal dapat meringankan bebanmu..jangan diem saja". Tanya si Surti.

"Sebelumnya, saya minta ma'af, jadi mencampur adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan, dan sebenarnya saya sudah mencari jalan keluar, tapi sepertinya sudah mentok... makanya saya bingung". Kata si Gendut. sambil meremas-remas tangannya.

"Emang ada masalah apa..?".

"Anu.. Bu"

"Lha Iyo anu apa..?!.. apa burungmu terbang.. ?!

"Bukan Bu... anu... eeeeem".

"Wis tho ngomongo sama ibu..yang jelas.. apa kamu menghamili anak orang sampai bunting dan minta dikawinin..kok berat banget ngomong sama Ibu,. gak biasanya lho sikapmu sama Ibu kayak gini"

Si Gendut memang salah satu karyawan yang selalu membuat Surti jadi terhibur, baik tingkahnya, maupun kata-katanya yang selalu bikin ketawa. Tapi beberapa Minggu terakhir wajahnya kusut gak ada omongannya dan sering melamun saat- saat tertentu.

"Sekali lagi ma'afin saya Bu".

"iyaaaaa..iyaaa.. kalo kamu gak ngomong sama Ibu malah tiada ma'af bagimu lho..Ndut....liatin kamu kurus sekarang..!!"

"Bu..."

"Iya apa ngomongo.... Sebentar .banyak pembeli tuuuh".

Sampai malam hampir tutup.. ternyata pelanggan berdatangan hingga malem jadi si Gendut gak sempat menyampaikan keinginannya.

"Ibu pulang saja dulu, sudah malem.. biar kami dan temen-temen yang backup kerjaan ini. Biasa kalau barang sudah Dateng komplit begini semua pada berebut takut gak kebagian".

"Iya.. ibu juga sudah cape banget niich..Hari ini Ibu gak bawa mobil dah suruh pak sofyan atau sapa gitu..". Kata si Surti.

"Biar Arin yang nganter Bu". Kata Arin.

"Yo wis, bawa mobil Ibu, tapi besok pagi jemput ibu juga ya. tapi kalo enggak ya tak bawa mobil Bapak yang merah.. heeeem gampang dah.. kalo Ibu gak telepon berarti.

Sesampai di rumah si Surti berkata:

"Sepertinya Ibu pengen libur dah Bapak kayaknya malem ini pulang, jadi gak usah dijemput. atur kerjaan selama Ibu libur ya...o iya sampaikan sama si Gendut kalau memang perlu banget sama Ibu tolong besok habis makan siang suruh telepon saja.... kalau cuman mau pinjem uang langsung saja kasih gak harus hubungin Ibu lagi. kasih berapa dia butuh".
. "Baik Bu..saya pamit dulu".

"ati-ati dijalan"

"Makasih"..

"Saya harus cepat-cepat mandi perasaan suamiku bakal Dateng hari ini, aku juga sudah kangen jemarinya menari di atas rinduku". Pikirnya dalam hati.

Baru saja masuk kamar mandi terdengar suara sang pengembara sudah Dateng.

"pa". Panggil si Surti lembut.

Mat Sokran pun segera menghampiri sumber suara.

entah berapa lama mereka berdua disana... hanya orang dewasa yang tau soal rindu yang terungkap.. yang pasti mereka berdua langsung menuju ke tempat pembaringan dan ...... hingga Kokok ayam tetangga mulai terdengar.

"Yang kalau si kecil masih pengen main pintunya masih terbuka kok, lagian Ayam tetangga baru satu, dua yang berkokok.

Tanpa memberi jawaban si kecil sudah main nyelonong dan.....

______

Sementara itu dalam waktu yang bersamaan di tempat lain.

Di pembaringan Siska terbangun, duduk di depan kaca rias, ruang kamarnya dahulu ketika dia masih bersama keluarga. Kamar itu menyimpan sejuta kenangan. salah satu kenangan yang tak terlupakan adalah, semasa awal status sebagai Mahasiswa di perguruan tinggi ternama.

Siska adalah Mahasiswa paling cantik diantara teman se geng. Namun dia sendiri yang gak pernah punya pasangan istimewa. Pertama kali jatuh cinta dan menambatkan cintanya kepada seseorang, tanpa tau penyebab bagaimana dia bisa jatuh hati kepada pria itu.

Baru saja dia bermaksud mencoba untuk jatuh cinta. Seminggu kemudian dia mendengar kabar bahwa pria itu ditangkap polisi karena kasus yang cukup berat.

Sejak saat itu, Siska gak ingin jatuh cinta dan gak pernah merasa bagaimana yang namanya jatuh cinta, ataupun merasakan yang namanya cinta.

Ketika bertemu dengan sang Owner tempat dia bekerja, baru merasakan ada getaran yang aneh dalam hatinya ketika tatapan mata beradu, bahkan saat kontak pembicaraan dan mendengar suaranya saja dia merasakan sesuatu dalam dirinya dan membuat beragam rasa ada sesuatu. Lambat laun rasa itu diketahuinya, bahwa dia sedang jatuh cinta.

Masih segar dalam ingatannya, bahwa dia salah mengartikan perhatian sang Owner kepadanya, adalah ekspresi dari bentuk cinta sang Owner kepadanya. Bertahun-tahun rasa menghiasi hari-harinya, hingga dia memberanikan diri untuk mengutarakan itu Kepada sang Owner. Tapi ada penolakan yang di dapat saat itu.

Bersamaan bangunnya dia dari pembaringan.
rasa itu kembali, seakan tak mampu ia kendalikan.

"Eeee.. anak mama sudah bangun..?". Dikecupnya kening Siska dan dia membalas, mengecup pipi kiri dan kanan mamanya.

"Tuh sudah mama siapin sarapan pagi kesukaan Siska". Digandengnya Siska menuju ruang makan.
Ketan kukus ditaburi parutan kelapa muda dan diatasnya ada bubuk kedelai, teh susu tanpa gula. bentul goreng dan sebagian dikukus masih hangat, ketela dipotong-potong kecil kukus diatasnya ada kelapa muda parut. Semua sudah berjejer di meja makan. Melihat semua itu Siska tertawa renyah.

"Makasih Mamaku sayang...Mama kok masih ingat kesukaan Siska waktu kecil siiich..?". Diciumnya kembali pipi Mama.

"Rasanya baru kemari, Siska minta disuapin Mama, rasanya baru beberapa hari yang lalu anak Mama ngumpet di kamar seharian gara-gara gak berani bilang sama Mama,Papa kalau kedua adikmu selalu memerintah mu, selalu merebut apa saja yang kamu punya, dan anak Mama satu ini gak mau kalau kedua adiknya dimarah Mama, Papa...rasanya baru kemarin bolos sekolah gara-gara seragam di sembunyikan di selokan sama adik-adikmu tanpa sebab. dan lagi-lagi anak Mama yang cantik ini cuman diam saja".

Bersandar di bahu sang Mama, berani dilakukannya ketika kedua adiknya sudah mulai remaja. Dan sebelumnya gak pernah dilakukannya, karena kedua adiknya bakal marah dan berlaku ekstrim terhadapnya.
Dan kini menjadi tulang punggung keluarga, bahkan sengat Santang dan perhatian terhadap semua kebutuhan mereka.

Siska tumbuh dari keluarga yang tergolong berkecukupan, kesehariannya walau hanya bergantung pada Papa yang kesehariannya sebagai makelar tanah dan sejenisnya. Penghasilannya memang tergolong lumayan. Saat Siska mulai bekerja baru beberapa bulan sang Papa telah dipanggil Tuhan untuk kembali berada Disisi-Nya.

Saat itulah dia mengambil alih semua tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Semangat juang dan tak pernah putus asa serta ulet diturunkan dari sang Papa.

"Ma, boleh gak rumah yang kemarin itu bakal Siska jual buat modal usaha disini, supaya Siska bisa selalu Deket Mama.". Pinta Siska sambil memandangi wajah Mamanya.

"Jika itu yang terbaik buatmu, Mama hanya bisa mendukung dalam doa sayang... Mama sangat-sangat percaya dari apa yang kau kira"..

"Makasih Ma.".

"Hem...ayo dimaem."

"Mana mampu Siska sarapan pagi sebanyak ini?!"

Keduanya tersenyum. Untuk menyenangkan hati mamanya, Siska berusaha menyantap semua yang sudah disiapkan di atas meja.

Lalu bagaimana tanggapan Mat Sokran yang mau ditinggalkan oleh salah satu karyawan andalannya.?!.
Simak terus lanjutan kisah ini.

______Bersambung.

.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience