Episode 9

Family Completed 3810

Grand opening MisKa Vape store semalam terbilang sukses. Temen-temen dari kota-kota besar datang untuk tampil memeriahkan acara pembukaan Akbar MisKa Vape store memamerkan kepiawaiannya dalam memainkan kepulan asap Vape. Acara berlangsung hingga jam 00.00. 

Sampai dua minggu, setelah grand opening MisKa Vape store tak pernah sepi dari pengunjung, kebanyakan pelanggan yang Datang adalah pelanggan Siska di Online yang penasaran melihat dari dekat sosok Siska yang sering viral disetiap postingan karena keunikan saat memainkan asap vape… sederhana namun butuh beberapa bulan baru bisa menirukan keahliannya seperti yang ada di medsos.

Malam itu, usai tutup MisKa Vape store.

"Kak aku pulang duluan ya.” Pamit Astrid adiknya yang baru saja  wisuda beberapa bulan yang lalu, dia membantu usaha kakak ya sebelum mendapat pekerjaan sesuai bidang studinya. Angan Siska mulai mengembara. Ada rindu dalam dirinya yang benar-benar bergayut manja di relung hatinya. Dia sadar betul bahwa dia tak mampu menaklukkan hati sang Arjuna sekaligus Owner tampan yang sudah cukup lama akrab, namun tak mampu meluluhkan kegigihan dalam mempertahankan keharmonisan rumah tangganya. Di satu sisi Siska bangga dengan sang Owner. Disisi lain ia tak mampu memalingkan cintanya ke lain hati, walau dia tau dan sesar bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan.

"Yang penting aku sudah berusaha maksimal untuk mendapatkan cinta dari sang Arjuna yang sesungguhnya adalah milik  Bu Surti.”  Katanya dalam hati.

Sesampai di rumah, tampaknya sang mama masih menunggunya di ruang tamu sambil ngeliat drama Korea yang ada di hp namun semenjak Siska bersama tinggal serumah lagi, Mamabisa menikmati Drakor di layar sangat lebar.

"Malem Ma."  Sapa Siska lalu mencium kening Mama. "Kok Mama jam segini belum bobo?"

Sang Mama cuman tersenyum dan memandangi gadis lugu yang dulu suka mojok dan menghabiskan tangisnya biar gak ada yang tau kalau dia sudah sedih dan hancur hatinya oleh perlakuan dari kenakalan adik-adiknya.

"Lha kok malah tersenyum..tapi hati Siska adem melihat senyum mama.. dan itu obat buat ngilangin rasa capek." Kata Siska lalu merangkul sang ibu. Kemudian mereka duduk bersama menikmati drakor.

Mama menceritakan drama Korea yang ditonton setiap hari sehabis melakukan aktifitas di rumah. Terkadang kalau dia capek, ditinggalkannya pekerjaan lalu pergi dan nonton serial drakor. 

"Yaaa.. Siska ini judulnya kan "True Beauty?"  Tebak Siska.

" Iya.. Ju-gyeong jatuh cinta dengan satu-satunya pria yang mengetahui wajah aslinya tanpa make up." Jelas sang mama. Berhenti sejenak kemudian melanjutkan lagi.

"Dia  Lee Su-ho teman satu sekolahnya yang cerdas, pandai bermain basket, dan berpenampilan sempurna namun menyimpan luka emosional di masa lalu."

"Wiiihhh..Mama sampai hafal tokoh cerita". Puji si Siska. Diciumnya pipi Mama.. 

"Ya sudah besok Siska pulang lebih awal, terus Siska pengen denger cerita lengkapnya."

Keesokan paginya Mat Sokran menghubungi Siska,namun beberapa kali tidak diangkatnya. Saat dia membuka hp dia kaget dan langsung telepon balik.

"Maaf pak, Siska baru bangun."  Katanya saat sang Owner nyambung.

"Maaf kak ini Arin, ini bapak lagi ngelepas perban Arin.. lima menit lagi kakak telpon ya." Kata Arin.

"Heeeem, begitu istimewanya dia, sehingga bapak sampai rela merawat sampai segitunya." Pikir Siska. Awalnya ada rasa cemburu terhadap Arin tapi Siska berusaha menenangkan hati dan berfikir positif tentang sang Owner pujaan hatinya milik Bu Surti.

Siska langsung ke kamar mandi gak sampai lima menit sudah di depan meja rias.  Sebentar-sebentar matanya tertuju pada hp. Tak lama kemudian suara hp terdengar, dilihatnya memang dari sang Owner.

"Dua jam lagi bapak sampai di rumah kamu, jangan kemana-mana."  Beberapa kata suara sedikit ngebas lembut dan berkharisma, membuat rindu terobati. Semenjak cintanya mulai muncul kembali di permukaan hatinya, kini Siska tak seperti hari kemarin. Ceplas-ceplos canda ya kadang kelewat batas namun masih sebatas koridor antara sang Owner dan anak buah.

Disisi lain, Siska adalah sosok teman yang bisa diajak santai,menenangkan hati kala gelisah menguasai dan nyrimpeti otaknya dan lagi males nulis di buku hariannya.

"Mama, hari ini masak apa?" Tanya Siska sambil memeluk perut Mama, dan menciumpipinya dari belakang.

"Biasa. Kesukaan anak mama waktu kecil." Jawab mama perlahan.

"Bapak bossnya Siska tadi telpon katanya dua jam lagi sampai." Kata Siska.

"Hem.. dimasakin apa ya? ... Kalau begitu Siska belanja lagi di warung belakang."  Pinta mama.

"Sudah gak usah Ma, dia orangnya apa saja disantap habis, kalau dia tau yang masak tulus gak terpaksa."

"Ya sudah ambil itu daging kita tambahin empal gorengnya."  Pinta Mama

"Mamaku memang is the best ewww eeeweez!!"  Puji Siska kembali.

"Nama toko vape mu keren banget. Pasti bakal booming tuh bakal mengalahkan MTV store yang ku gagas satu dasaWarsa lebih."  Puji Mat Sokran. Sambil memandangi bibir Siska yang tipis mungil criwis itu.

"Bapak memujinya kok sambil menatap bibir Siska sich?!. Siska jadi pengen malu Nok." Kata Siska sambil mendekatkan bibirnya dekat hidung Sokran yang mancung berjarak setipis kain linen hingga terasa nafas Mat Sokran di bibirnya.

"Hem,kamu mulai genit lagi sama bapak rupanya?".  Kata Sokran sambil memegang bibir Siska dengan dua jari Jempol dan telunjuk kedua tangan kiri dan kanan. Namun Siska makin memoncongkan bibirnya.

"Hem…mirip bibir Donal bebek jadinya". Lanjut Mat Sokran, lalu melepaskannya dan berganti mencubit kedua pipi Siska. Kesempatan itu dipakai Siska untuk merebahkan tubuhnya dalam pangkuan Sokran namun dia tak menghindar dan di peluknya Siska erat-erat. Lalu berkata: "Kalau pelukan bapak membuatmu nyaman dan damai, diam jangan bergerak."

"Ndok, jantungmu berdegup kencang banget ?...sudah-sudah, nanti kalau sampai meletus bapak gak mau bertanggung jawab”. Tambahnya setelah beberapa saat lamanya Siska diijinkan berada dalam pelukan Mat Sokran. Ranum merah pipinya dan voltase sorot mata Siska memang sudah meningkat, itulah sebabnya dia mulai mengalihkan perhatiannya,

“Nduk bapak laper banget, seharian tadi gak sempat makan karena lapernya ketutup sama kangenku pada renyahnya suaramu.”  Suara Mat Sokran ditanggapi dengan senyuman dingin, karena dia juga menyadari bahwa voltasenya memang mulai meninggi.

“Mamaku, lagi masak kesukaan bapak, yuk maem, maafkan Siska.”

“Sebelum bapak ketemu dirimu, sudah bapak siakan sejuta maaf untukmu, jadi tenang saja gak perlu diambil hati, lagian hati bapak juga cuman satu, kalau kamu ambil bapak jadi gak punya hati donk?.. o iya ajak mamamu sekalian, bia dia bisa lebih kenal sama bapak.”  Kata Sokran dengan suara tenang yang menyejukkan sekaligus penuh kehangatan.

—-------------------------------------------------

Ditengah-tengah makan siang itu, suska sudah mulai mampu mengekang hasratnya yang teramat liar dan itu disadarinya, namun kenapa hanya liar tak terkendali hanya kala sedang berhadapan dengan orang satu ini, yaitu Mat Sokran seorang,

Cinta pertama, tak pernah ia rasakan seperti kebanyakan teman seusianya dahulu, sejak usia remaja yang dia rasakan tekanan,ketakutan, pengabdian, ancaman, tanggung jawab dan sejenisnya, begitupun usia-usia teman yang lain jatuh cinta. dan hingga sekarang yang dia tau adalah membahagiakan keluarga sebagai tulang punggung. Dan pertama kali ada suatu rasa dalam hatinya yang berubah-ubah, rasa yang membuatnya bahagia, rasa yang membuat dia nyaman, rasa yang membuat dia berbunga-bunga, sedih, kangen, dihargai, dipercaya, puji dan semua itu dia dapatkan, ketika berjumpa sang majikan, sang Owner tempat dia menggantungkan seluruh keluarga.

“Tumben bapak ke rumah Siska, pasti kangennya level 21 ya?.  Siska juga. Tumben kita sehati ya?”.  Canda Siska, memulai dari kebiasaannya yang lama, untuk menutupi salah tingkahnya.

untuk kali ini Mat Sokran bener-bener ingin memberikan kasih sayang lebih terhadap Siska, bukan sebagai seorang karyawan yang cukup lama mengabdi kepadanya, melainkan perhatian dan kasih sebagai seorang sahabat dekat dalam suka dan duka. Dalam hati Sokran secara pribadi, dia adalah gadis spesial, lugu, polos, ceria, penuh tanggung jawab, pekrja keras dan sederhana dalam penampilan, kalau saat bekerja sedikit agak lebai dalam penampilan itu karena tuntutan dalam profesi sebagai pemasar sebuah produk yang mau, tidak mau harus ia tampilkan. di luar itu dia gadis yang lugu.

selesai menikmati semua yang dihidangkan di meja makan hampir semua disantapnya habis, Siska sangat hafal dengan majikannya. karena selama menjadi karyawan dialah yang mengurusi soal itu.

“Ndok, kita refreshing berdua yuk, kita tinggalkan kesibukan kita selama beberapa hari ini.” Ajak Sokran, lalu merangkulnya.

“Kemana kita?”.

“Bali ajjjja yang penting kita happy.”

“Jujur Siska maunya di rumah saja, dah bosan keliling muter-muter.” Jawab Siska. sambil menyodorkan segelas jus alpukat tanpa gula.

“Ya udah kita nginep di sebuah villa gak pake keliling-keliling.”

“Tapi janji gak macem-macem sama Siska lho, ntar hamil di luar kandungan repot.”

 

Mendengar celotehan Siska, Sokran mengangkatnya dan mendudukkan dia di atas meja makan, lalu menatap matanya dari dekat hingga padangan mata mereka berdua beradu, sampai Siska tak mampu dan berkedip, lalu Sokran membisikkan ditelinga siska : 

“E….enggak.”  Kemudian perlahan dia mencium pipi Siska.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience