Episode. 1

Family Completed 3810

Seandainya dulu aku merajut hidup ini dgn emas berlian, mungkin aku tak sekecewa ini.
Seperti bayang yang mengikuti kemanapun aku melangkah
demikian
rasa
dan
sakit yang ada
Cintaku terdampar di alam yang tak nyata.
Hari-hari yang kulalui itu fatamurgana.
Merajut kasih dalam mengisi hari demi hari hanyalah sebuah cerita tanpa rasa.
Jika seandainyapun nyata, itu hanya bias kemunafikan yang ada.

Aku cinta dan mencintai
Aku mengasihi dgn cara yang aku bisa.
Aku punya ketulusan walau tak sempurna.
Aku berada disisihmu itu fakta.
Aku memiliki dirimu itu nyata.
namun aku baru tau bila aku tak pernah memiliki hatimu
dan itu fakta yang membuatku terluka.

Kebodohan, melenakanku dlm kemunafikanmu.

Tulis dalam buku harian Mat Koplar.

Tak tau persis kapan dia tulis, kaeena dalam buku hariannya gak permah dicantumkan tanggal dan tahun, serta hari.

Hanya dia dan buku hariannya yg tau persis. Bahkan mungkin seandainya ada setan yg mengintipun bakal lupa kalau ditanya kapan tulisan itu digoreskan.

Mat Koplar bulanlah tipe orang yang tidak setia, namun bukan berarti tak mampu mendua.

Lembut, romantis, manja, setia bisa berfikiran dewasa, namun dalam waktu yang hampir bersamaan bisa kekanak²an... Seperti memiliki pribadi ganda.

Terlebih jika perhatian "sang istri mulai mendua". setidaknya itu yang ada dalam angannya. Setidaknya itu yang dia sadari tentang dirinya.

Diteguknya kopi buatan istri tercinta.

Beberapa batang rokok tinggal puntungnya berserakan dibawah meja, walau ada asbak di depan hidungnya.

Terlelaap entah berapa lama, di sofa tempat dia menghabiskan malam.

"Pa... pindah dikamar sana.. "

"heeeem.. "

Karena gak ada tanda² pengen pindah, Surti sang istri menyelimutinya.

Tampaknya kegelisahan Mat Koplar terbawa mimpi, hingga membuatnya tak bisa nyenyak dlm tidurnya.

Sebentar-sebentar bangun, meneguk kopi lalu kembali menutup seluruh tubuhnua dgn selimut tebal.

____

Mentari menembus tajam lewat jendela, namun tak mengusik tidur Mat Koplar.

Si surti sudah selesai menyiapkan sarapan pagi dan secangkir kopi ukuran jumbo.

Ditulisnya pesan diselembar kertas untuk suaminya.

Perlahan mengambil kunci mobil lalu berangkat.

Nampaknya mimpi itu berlanjut, hingga akhirnya dia meloncat kaget dan terbangun. Didapatinya sang istri sudah gak ada di rumah.

Diteguknya kopi hangat buatan Surti istrinya,

Duduk dan mengambil pena...

Mimpi itu berulang, namun saat ku membuka mata, aku tak mampu tuk mengingat.  apalagi mengartikan mimpi itu.

*****

Jenuh ini hinggap seolah tanpa berujung.
Jenuh yang kemarin belum beranjak, kini datang yang sama, bahkan lebih dari hari sebelumnya.
lintasan sebentuk lara terumbar menari dan bermanja. Membisingkan angan
dan
sulit tuk diabaikan.
"tinggal menghitung jam, seakan ilmu pasti.
Begitulah masalah yang tlah tergambar menanti.

Di setiap penghujung hari, minggu, bulan, bahkan tahun,  dan hingga kini masih belum terpecahkan.

Langkah apa yang dapat membebaskan jeratan dalam mengisi diselah hari...?!!

Haruskah hanya menunggu sang empunya hidup memanggil kembali
ke pangkuan-Nya..?!!

Diam tanpa bertindak, bukanlah solusi yang tepat...!!!!

Bersikeras melangkah.

Berjuang dengan sebentuk harapan, beriramakan keraguan akhirnya menjadi keputusan.

MENGALIR dgn sendirinya.
walau ku tau itu
Bukan
jalan yang terbaik.

"Tuhan,.....Mampukanku meniti hari. agar walau terseok, namun aku mampu tuk bertahan. hingga Engkau Memanggilku ke pangkuan-Mu".


>*--*<

"Kau kira cintaku hanya sebesar daun kumis kucing...?!
Kau kira kasihku sebatas nafas yang keluar lalu kuhirup lagi..?!
kau kira sayangku padamu hanya selebar saputangan bekas kau pakai mengusap ingus..?!
Sehingga dgn mudah kau tukar rasa percayaku dgn sebungkus nasi Jinggo.
apa mungkin mimpi yang kurajut seharga segelas jamu gendong yang dijual mak Erot.
aku merindukan dirimu, saat ku berusaha membencimu. Bila kau tak suka lagi padaku, maka berdoalah kepada Tuhan, agar hari ini Dia memanggilku.
karena cintaku padamu hanya hanya sebatas nafas yang berpihak kepadaku, setelah aku mati gak bakalan bisa mencintaimu.". 

Mat Koplar/Mat Sokran dan istri memang sudah berumah tangga yang kini menginjak tahun ke 10. Namun hingga kini belum mendapatkan kepercayaan untuk menimang anak.

Diteguknya kopi. lagi. lagi dan lagi hingga
Tak terasa secangkir lurik jumbo tinggal ampasnya.

Dilihatnya jam di dinding, sudah menunjukkan jam 12. Mat Sokran bergehas ke Kamar mandi.
. ______

Setelah membaca pesan yang terselip di atas meja makan, Mat Kopplar/Mat Sokran memghubungi Istrinya :

"Ma.. Jangan berangkat nyari barang dulu... banyak dagangan yg harus diisi dan kebetulan ada orderan topi cukup banyak, papa kemarin malem lupa kasih tau Mama".

Usai sarapan dia langsung meluncur. Beruntung gak lupa mampir ke pom bensin, krn pas didepan antrian mobilnya mati kehabisan bensin, sehingga ,hanya beberapa meter saja mendorongnya.

"Ma. tolong kasih tau anak buahmu, kalau habis bawa mobil, jangan lupa cek . mobilnya"

"Lho papa kan juga boss mereka semua tegur saja langsung, biar semua lebih hati-hati.. memangnya kenapa..?, itutak liat waktunya ganti olie sudah kelewat berapa ratus kilom meter ?, Caba bilang sama yang biasa bawa mobil suruh cek semua,, semenjak pak Tarman resign kok mobilnya gak terawat Ini baru yang saya bawa ini saja sudah gak beres".

Mat Koplar sebenarnya tipe orang yang pendiam, gak banyak omong, gak banyak ngatur. Semua yang berkaitan dengan pekerjaan diserahkan sama Surti sang Istri.

Baru kali ini dia menyinggung masalah yang ada hubungannya dengan kesembronoan karyawan. Hal itu dikarenakan mobil yang dia kendarai, bukan saja terlambat ganti olie melainkan samsatnyapun sampai terlambat dan lebih oarah lagi hampir saja berhenti di tengah jalan akibat kehabisan bahan bakrar.

"Ya coba nanti tak kumpulim semua karyawan kita". Jawab Surti istrinya.

"Cari rumah makan yang santai, ajak makan yang enak.. baru Mama briefing mereka"..

"An,.. tempatmu rame banget gak ?!. Kalau enggak cepetan ke toko ibu. Jagain disini.. GPL". Kata Surti dalam tlp, lalu menghubungi yang lain.

"Jhon cepet meluncur ke toko ibu sama Anti. Ibu mau cari barang sama bapak... cepet gak pake lama".

Mendengar bahwa menyebut sama bapak. si Jhon hatinya berdebar kencang.. Masalahnya dia satu-satunya karyawan yang sudah delapan tahun mengabdi sekaligus karyawan yang paling sembrono dalam bekerja. Entah kenapa Surti dan suaminya masih mempertahankannya.

Pak Tarman adalah orang tua Jhon, yang mengabdikan diri sejak usaha dipegang oleh orang tua Mat Sokran, walau sempempat hampir gulung tikar sampai gak mampu membayar gaji karyawan. pakTarnan masih bertahan mengabdi dengan tanpa gaji.

Merekomendasikan anak sema tawayangnya dalam keluarga Mat Sokran adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya. Walau keluarga ini tidak memecatnya atas perilaku curang yang silakuannya berkali-kali yang pada akhirnya pak Tarman mengundurkan diri, karena malu atas tindakan anaknya.

 

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience