"There's a new revolution, a loud evolution that I saw
Born of confusion and quiet collusion of which mostly I've known
A modern day woman with a weak constitution, 'cause I've got
Monsters still under my bed that I could never fight off
A gatekeeper carelessly dropping the keys on my nights off"
Lagu oleh Lana Del Rey, Hope is Dangerous Things, membuai-buai perasaan aku yang sedang bercelaru.
"Selena? Kita dah dua jam dalam perjalanan. Lagi pun sudah malam." - Herodes
"Hmmm... Tinggalkan saya di sini saja. Awak baliklah." - Aku
Aku menunjukkan satu kawasan yang terletak di Icom Square, di mana ramai orang suka melepak. Herodes memberhentikan keretanya di petak kosong parkir kereta.
"Thanks." - Aku
Aku membuka pintu, tapi ia terkunci. Aku menoleh ke arah Herodes yang leka memandang sekeliling.
"Saya tak boleh tinggal kan awak di sini. You see here? Manusia di sini macam pelik. You need to go home." - Herodes
"Kenapa awak ambil berat dengan saya?" - Aku
"Because you're a woman. Lumrah bagi lelaki kena pastikan seorang wanita selamat. Saya tak anggap awak apa-apa. Just, please go home. Saya pasti boyfriend awak pun risau.." - Herodes memberi nasihat.
Aku terdiam. Aku menoleh ke arah Herodes dan hati aku terdetik untuk berterus terang kepadanya. Biarlah. Dia orang asing bagiku.
"He's not my boyfriend. Saya seorang editor dan pembaca novel dalam sebuah syarikat. I'm falling in love with this guy, which is, he's a model. Penulis mengguna wajah dia. Yang sebenarnya, lelaki dalam gambar ini, tidak tahu yang Penulis mengguna gambar dia. Dan saya jumpa akaun milik lelaki ini. Entah mungkin saya gila sebab try DM dia agar accept request friend dari saya. But it's been 3 months already. And I'm mad. I'm crazy right?? Oh well. Saya rasa awak takkan peduli dan takkan percaya." - Aku
"Nope. I believe in you. You're in fictiophilia situation. Everyone knows that. Here, I show you something." - Herodes senyum memandangku dari sisi.
Senyuman nya manis. Aku tergoda.
Aku melihat Herodes mengambil sesuatu dari belakang tempat duduk. Dia mengeluarkan satu keping gambar daripada sampul surat besar. Kemudian dia beri kepada aku untuk melihatnya.
Jantung aku berdegup kencang sewaktu melihat gambar itu.
"You see, 5 years ago, I'm a writer. Dan saya rasa saya tiada rezeki dalam penulisan, saya beralih kepada dunia lukisan. Sekarang saya menjadi seorang tattoo artist. Dan gadis yang di dalam gambar ini adalah watak imaginasi saya dalam sebuah novel pendek saya. And it looks like you." - Herodes
"Impossible. How do you know my face?" - Aku
"You won't believe me. I don't know you. Tapi saya dapat bayangan dari mimpi saya sewaktu membuat cerita ini. I always looking for this girl. I need to travel and make money. But luckily, pekerjaan saya memerlukan pergi ke serata tempat. Ramai orang perlukan perkhidmatan saya. And now, I think I found that girl." - Herodes
"Seriously?? Atau awak tipu saja ni? Jangan-jangan awak baru lukis gambar ni!" - Aku masih tidak percaya
"I know you will say like that. Here, look at this." - Herodes
Herodes mengeluarkan satu buku novel yang agak lama kepadaku dan menunjukkan muka surat terakhir. Terdapat sebuah gambar lukisan, sama macam gambar yang aku pegang sekarang.
"I know how you feel. Perasaan seorang penulis dan pembaca adalah sama. They love the imagination character." - Herodes
"But you didn't fall in love with the reality person." - Aku terasa ingin menangis.
"I do." - Herodes
Aku memandang lelaki itu sekali lagi.
"She's in front of me. I'm falling in love with her." - Herodes
Aku melempar pandangan ke luar tingkap apabila dia meluahkan perasaannya itu. Patutlah dia beria untuk hantar aku balik. Tapi entah kenapa hatiku merasa sayu.
"I know you want him very bad. I know that, Selena. I also wanna try to forget her. Saya berjaya lupakan dia. But, I meet her, in reality. Hahhah... I think I'm a fool. I'm falling in love with someone that doesn't know me." - Herodes
"Listen, Herodes. Saya minta maaf jika saya menyusahkan awak. You should forget about me. I have a boyfriend." - Aku
"And you should forget him, also." - Herodes
Hatiku bagaikan tertusuk pisau tajam. Kata-kata Herodes bukan sindiran atau amaran, tapi kenapa aku rasa sangat kecewa?
"Saya akan keluar. You should go home." - Aku
Aku membuka pintu sekali lagi. Kali ini, dapat. Entah kenapa kali pertama tadi tidak dapat keluar. Mungkin aku betul-betul tidak buka pintu itu.
Herodes hanya diam melihat aku keluar. Kemudian aku duduk tak jauh dari tugu Icom Square. Ada ramai pasangan yang juga duduk di sana. Aku memeluk lutut, merasa dingin. Aku lihat Herodes dengan keretanya sudah pergi dari situ.
Tak lama kemudian, datang Jord dengan motobikenya. Aku bangun dan menuju ke arahnya.
"Kereta kau di mana?" - Aku
"Saja je pakai motobike. Nak juga rasa kena peluk dari belakang." - Jord tersengih
Aku menampar bahu Jord yang tersengih macam kerang busuk. Aku ambil topi keledar hitam daripada tangan kekasihku itu. Dia sangat sukakan motobike. Tapi aku jarang mau naik sebab punggung kena menonggek. Dah la masih ada rasa sakit akibat tergelincir dan terjatuh tadi.
"Peluk kuat sikit." - Jord
"Ish! GATAL!" - Aku mencubit perut Jord
Jord menjerit kesakitan. Kami berdua ketawa. Ramai juga yang melihat gelagat kami berdua.
Jord tekan motobike nya, merasa bangga membawanya. Apatah lagi punya girlfriend gila macam aku. Apabila kami berdua limpas tugu Icom Square, aku terlihat kereta milik Herodes, di mana dia bersandar dan memandang aku pergi bersama dengan Jord. Tiba-tiba hati aku merasa sedih.
"I miss you, Hector aka Herodes."
Sampai saja aku di rumah dan masuk bilik, aku menyelongkar beg sandang aku dan mendapati gambar itu tiada. Pasti tertinggal di kereta Herodes.
Tapi bagaimana aku nak contact dia dan minta balik? Sebab itu satu-satunya gambar yang aku ada. Walaupun dalam media sosial banyak gambar yang ada.
"Arggghhhh! Biarlah." - Aku menyesal.
Aku baring telentang dan mula memejamkan mata. Saat aku pejamkan mata, terpampang wajah Herodes. Aku buka mata kembali.
Aku pejam lagi. Kali ini muka Jord. Aku buka lagi mata dan pejam lagi. Kali ini, wajah Jord dan Herodes bersilih ganti. Seolah-olah kepala otak aku ingin memberitahu aku untuk memilih siapa. Guna hati atau fikiran?
Share this novel
rasa kwan pnya ada tulis
limpas tu lalu kn? bhsa swak ...