Chapter 5

Action Series 4729

TENGKU HAIZARD turut melangkah keluar dari kelab itu mengikuti tiga orang lelaki yang membawa target miliknya keluar.

" What are you trying to do boy. Do you want to die!... Stop following us if you want to live." ugut lelaki itu lagi sambil menekan pucu pistol di kepala Tengku Haizard.

Lelaki berkulit sawo matang dengan tatu burung helang di kepala itu menyerang Tengku Haizard apabila pistol ditangannya ditepis dan pelanting ke lantai. 

Tengku Haizard tidak mudah melatah dia hanya menakis serangan itu dengan tangannya menyebabkan lelaki itu makin bengang.

Lelaki itu mencengkam koler baju Tengku Haizard dan mengarahkan rakannya yang lain membawa pergi target Tengku Haizard.

Dia menyepak belakang lutut Tengku Haizard menyebabkan Tengku Haizard melutut diatas lantai kotor berminyak dan sering menjadi tempat muntah pemabuk.

Melihat targetnya dibawa pergi Tengku Haizard melepaskan keluh pendek.

" This is your fate because you bothered to be a hero."

" You talk to much."

" What!! Shut your mouth and die!...You should blame your mother for bringing you into this world. " kata lelaki itu menolak belakang kepala Tengku Haizard.

" Didn't your mother teach you? Do not touch other people's heads!." tanya Tengku Haizard menjeling tajam pada lelaki botak di belakangnya itu.

" You bastard. What with that glares! I'll help your mommy teaches y... " Zapp! Lelaki itu terus menunduk memegang betisnya yang dikelar.

" Shit! You f*cking son of b*tch!. STAY AWAY!!" lelaki itu mencapai pistol yang berada diatas lantai dan menghala kearah Tengku Haizard.

" Now let this little boy teach you some manners. Okay?." ujar Tengku Haizard perlahan sambil mendekati lelaki bertatu yang cuba menjarakkan diri daripada Tengku Haizard.

" I'd like to play more with you but i got to go. See you in hell." ujar Tengku Haizard dan menyerang menyebabkan pistol ditangan lelaki itu terlepas.

Dia tidak sempat berbuat apa-apa, pisau rembo sudah tersusuk pada lehernya, darah berbuak keluar dari mulutnya, tangannya cuba mencapai Tengku Haizard.

Tengku Haizard mengesat darah ditangannya, jazad yang sudah tidak bernyawa itu di pandang jijik.

" Now jom cari geng kau." keluh Tengku Haizard mengheret jasad tidak bernyawa itu dan mencampaknya ke dalam tong sampah hijau.

" Berat nak mampus. Makan bab1 banyak sangat ke apa." sungutnya sambil berjalan menuju ke kereta targetnya berada.

Knock. Knock.

Jari runcingnya mengetuk perlahan cermin tingkap menarik perhatian dua orang rakan yang sedang leka bermajn telefon di dalam kereta itu.

Dia menedang pintu kereta yang ingin dibuka dari dalam sehingga tertutup semula.

Pintu bahagian belakang penumpang dibuka dan tangannya terus menikam pisau ditangan pada leher mangsanya.

" Sh*t! Hurmmm." darah terpecik tepat ke mukanya di kesat dengan lengan baju, sebelum beralih kearah mangsa yang seterusnya.

" Hurmm." Tengku Haizard menepis tangan lelaki itu yang cuba menarik lengan bajunya.

Dia mengheret targetnya ke kereta dan berlalu pergi meninggalkan tempat kotor itu.

" Welcome back master."

Tengku Haizard menanggal kasut, sarung tangan dan pakaian yang dipakai lalu mencampakkannya ke dalam tong sampah.

Dia mencapai tuala menuju ke bilik air untuk membersihkan dirinya yang dikotori dengan percikkan darah.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.

PAGI itu Tengku Haizard pergi ke kelas seperti biasa, telinganya bingit dengan suara pelajar membicarakan kes pembunuhan kejam yang berlaku di kawasan itu.

" Hey buddy..." Rock cuba menyentuh bahu tapi ditepis kasar Oleh Tengku Haizard.

" I'm not your buddy."

" Relax bro... Okay I'm sorry about before... We are good now, right?."

" What do you want Rock." balas Tengku Haizard, malas melayan perangai Rock yang tiba-tiba bertikah seperti mereka berkawan baik.

" I want to borrow your car. "

" Why should I borrow it to you?"

" Well because your car really cool and...well hahaha... Please bro just this time." Tengku Haizard menepis kasar tangan Rock yang cuba menyentuhnya lagi.

" Fill the tank or you will be sorry. "

" No problem bro. Thank you so much." balas Rock melompat riang.

" Well you know, i have a date on Saturday night so..." jerit Rock yang sudah beberapa meter ke hadapan Tengku Haizard sambil melambung kunci kereta di tangannya.

" Don't forget to fill the tank. " pesan Tengku Haizard dan berlalu pergi.

" How you do that bro?." tanya rakan-rakan Rock kerana dengan begitu mudah Tengku Haizard menyerahkan kereta porches pada Rock.

Rock tersenyum bangga.

" Hi, I'm Brianna. " seorang gadis berambut perang duduk disebelah Tengku Haizard dan menghulurkan tangan untuk berjabat tangan dengannya.

" We have a party tonight do you want to join. "

" No thanks. "

" It's not like everyone invited only a few... "

" Can we talk later? we in the middle of class right now. " bisik Tengku Haizard kembali.

" Seriously, you do not look like a Nerd or something but are you really listening her lesson. Boring and she kind of... "

" Please, we can talk later. " pinta Tengku Haizard menunjuk tapak tangannya pada Brianna yang tidak menunjukkan bahawa dia akan berhenti bercakap.

" Yes, Mr.Tengku would you like to share the thing you talking about with us?. "

" No, Mrs.Wilson. " dia menggaru belakang kepalanya kekok dan segan bila pelajar lain mengertawakannya.

Sifat pemalu yang ada dalam dirinya sukar di buang walaupun sudah berkali-kali di tegur oleh ayahnya untuk membuang perasaan itu.

" Mr.Tengku, can you explain what you understand about the topic we are discussing now."

" Anxiety is your body's natural response to stress. It's a feeling of fear or apprehension about what's to come. For example, the first day of school, going to a job interview, or giving a speech may cause most people to feel fearful and nervous. "

" Thank you. You may sit. "

" Well done babe. Didn't you see the reaction on her face?. " bisik Brianna.

" Care to share with us, Ms.White?."

" No, Thank you Mrs.Wilson. " balas Brianna ketawa kecil bila dirinya pula yang ditegur oleh pensyarah.

To be continued..

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience