Explore
BAB 8
Romance
Series
9672
"Wow!! Baby, you're so great!! I tak sangka yang perempuan nie dah terpedaya dengan kata - kata you. So sad of you, girl." sorak Syiraa yang berada di situ bersama Haqiem sambil bertepuk tangan.
Wajah Dhanial menjadi sasaranku. Meminta penjelasan tentang apa yang sedang berlaku ketika ini.
"So, since kau dah cakap 'I Love You' kat Dhanial, that means the bet is over." kata Syiraa sambil tersenyum sinis ke arahku.
Bet? What bet? Wajah Dhanial and Adib aku pandang silih berganti.
"Apa nie, Dhanial? What kind of bet?" tanyaku.
"So stupid of you, girl. It's a simple bet. Tunggu..." kata - kata Syiraa dipotong oleh Dhanial.
"Syiraa, stop it. Let me talk." kata Dhanial.
"What kind of bet?" tanyaku sekali lagi.
"Tunggu sampai awak cakap 'I Love You' kat saya and I will win this bet." balas Dhanial, lemah.
"That kind of bet? Wow, you know what, you won this bet." balasku.
"But, Marinah..." kata Dhanial.
"Thanks sebab bagitahu saya." balasku sebelum berlari dari situ.
Dhanial segera mengejarku dan segera menarik lenganku untuk memberhentikan pergerakanku.
"Marinah, please listen to me. Memang saya terlibat dengan bet tu sebagai denda saya kalah but saya tak nak teruskan. Saya tak nak sakitkan hati awak. I don't want to lose you. I'm sorry." rayu Dhanial.
"You know what, kau adalah sejarah hitam dalam hidup aku. Aku menyesal sebab kenal orang macam kau. Jantan tak guna!! Kau ingat aku nie barang permainan kau ke? Aku menyesal sebab jatuh cinta dengan kau." tengkingku.
"I'm sorry."
"It's too late, bro. Come on lah, aku boleh hidup tanpa kau lah. Ingat, Dhanial Hakim adalah sejarah hitam dalam hidup aku! Remember that!"
Aku segera meninggalkan dataran kejat tanpa mempedulikan panggilannya. Hati aku terluka. Hati aku sakit. Salah ke kalau aku nak mencintai dan dicintai? Hina sangat ke kepercayaan aku nie?
Air mata semakin deras mengalir. Berhentilah, air mata! Kenapa engkau nak menangis? Lelaki tak guna tu tak patut kau ratapi sebab kehilangannya.
Share this novel
Guest User
