Part 25.

Romance Completed 17025

" Assalamualaikum " sapa seorang perempuan lingkungan 30-an.

Qaseh tersentak. Dia pantas mengesat air matanya.

" Waalaikumsalam " jawab Qaseh.

" Boleh akak duduk sekali? " .

Qaseh mengangguk.

" Nama akak Amira. Panggil Kak Mira jer " Amira menghulurkan tangan pada Qaseh.

Qaseh menyambut huluran tangan Amira. Dia tersenyum kecil.

" Nama adik siapa? " .

" Qaseh " .

" Sedap nama tu " .

" Terima kasih " .

" Qaseh okay? Kenapa menangis tadi? " .

Qaseh menggeleng perlahan.

" Qaseh, cerita lah. Mungkin akak boleh bantu. Akak akan jadi pendengar yang baik untuk Qaseh " .

Qaseh terdiam seketika. Air matanya kembali mengalir. Sudah lama dia pendam sendirian. Kini Allah hadirkan seorang insan yang sudi menjadi pendengar yang baik. Akhirnya Qaseh cerita dari A-Z yang terjadi dalam hidupnya.

" Qaseh, sepatutnya Qaseh kena redha. Allah ambil orang yang Qaseh sayang tetapi Allah ganti dengan yang lebih baik. Cuma Qaseh jer yang tak nampak. Qaseh, kadang-kadang kita tak tahu apa yang Allah dah aturkan untuk kita. Tapi itulah yang paling baik. Qaseh beruntung ada suami yang penyabar orangnya. Cuba kalau Qaseh bayangkan lelaki lain yang jadi suami Qaseh, dia orang boleh sabar ke dengan sikap Qaseh? ".

Panjang lebar Amira menasihati Qaseh. Qaseh hanya diam. Dia menghadam satu-persatu kata-kata Amira.

" Jangan menyesal di kemudian hari macam akak. Semua tu dah tak berguna dah " .

" Maksud akak? " soal Qaseh.

" Akak tak pernah hargai suami akak. Kita orang kahwin atas aturan keluarga. Akak tak cintakan dia. Akak sayang dengan kekasih akak waktu tu. Dia buat macam-macam untuk akak. Tapi akak tak pernah hargai. Akak hina dia macam-macam, sikit pun dia tak marah. Satu hari tu dia terpaksa outstation ke China. Selama sebulan. Dia ajak akak ikut, tapi akak tak nak. Waktu dia nak pergi pun, akak langsung tak pandang muka dia. Bila dia takda baru akak sedar akak dah mula sayangkan dia. Akak tak sabar tunggu dia balik. Tapi sayang waktu dia nak balik rumah, dia kemalangan. Dia meninggal. Akak ralat Qaseh, akak tak sempat jumpa dia. Akak tak sempat minta maaf. Sampai sekarang akak dalam penyesalan Qaseh " laju air mata Amira mengalir.

Rindu pada arwah suaminya tidak pernah pudar walaupun 3 tahun telah berlalu.

" Sabar ea kak " Qaseh mengusap perlahan bahu Amira.

Jalan cerita dia dan Amira lebih kurang sama. Qaseh risau jika Ikram juga meninggalkannya.

" Akak nak pesan dengan kasih, jangan kita terlalu tangisi orang yang dah pergi sehingga kita lupa untuk menghargai yang ada di sisi. Jangan sampai terlambat Qaseh. Kita sendiri akan menyesal nanti " .

Qaseh terdiam. Kata-kata Amira menyentap hatinya.

' Ya Allah ampuni hambamu ini ' .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience