Matahari sudah naik tinggi apabila Amy bangun dari tidurnya . Dia dan Taufik sampai dikampung agak lewat semalam disebabkan jem .
Amylia mengerling jam ditangannya .
Eh , dah pukul 9 ? Kenapa ustaz tak kejut aku ? Fikir Amy . Tanpa membuang masa , dia bangun lalu mencapai tualanya dan menuju ke bilik air .
" Ha , Amy dah bangun ? Mandi cepat . Boleh sarapan sekali . " ujar Hajah Rokiah . Dia faham menantunya itu penat kerana perjalanan yang jauh .
" Okay , Amy mandi dulu ye . "
Amylia menggantung pakaiannya . Tangannya dicelup ke dalam kolah .
Argh , sejuknya ! Cuci muka dululah .
Taufik yang baru balik dari kebun terus mendapatkan ibunya di dapur .
" Umi , Amy mana ? Taufik tengok tak ada pun dalam bilik . " soal Taufik .
" Amy mandi . Taufik pun , baru kejap tak jumpa Amy takkanlah dah rindu . " usik Hajah Rokiah .
Wajah Taufik merah .
" Mana ada . Taufik saja je tanya . "
Baru Taufik hendak menghirup air kopi , dia dikejutkan dengan jeritan Amylia .
" Amy ! Kenapa Amy ? " soal Taufik cemas sambil mengetuk pintu bilik air .
" Tolong ! " jerit Amy sambil berlari keluar dari bilik air . Masih ada lagi sisa pencuci muka yang tidak dibasuh di wajahnya .
" Kenapa ? Cuba cakap . " ujar Taufik .
" Ada katak ! Umi tolong ! " Amy berlari ke belakang Hajah Rokiah sambil menggoncangkan tangannya .
Taufik menarik nafas lega . Dia kemudiannya ketawa terbahak-bahak .
Amylia geram .
" Gelak apa lagi ? Buanglah katak tu . " ujar Amy . Suaranya seakan hampir menangis .
Taufik masih lagi tidak berganjak .
" Taufik , buangkan katak tu . Kesian Amy ni . Dia nak mandi . " giliran Hajah Rokiah pula bersuara .
" Ye , Taufik nak buanglah ni . Mana kataknya Amy ? " soal Taufik .
" Ada dekat tepi kolah tu . "
" Tak ada . Cuba tengok sendiri . " panggil Taufik .
Amy mendekati Taufik perlahan-lahan . Bilik air dijenguk .
Hm , tak ada ?
" Mungkin dah lari kot katak tu . " ujar Hajah Rokiah .
" Mana tak lari katak tu , tengok muka Amy macam tu . Kalau Taufik jadi katak , Taufik pun lari . " ujar Taufik mengenakan Amylia .
" Eee , apani ? Dah nampak katak tu ingat sempat ke nak tengok cermin ? " marah Amylia .
" Sudah , Amy pergi mandi . Taufik , sudah-sudah menyakat Amy tu . " Hajah Rokiah menenangkan keadaan .
Amy melanggar bahu Taufik dengan sengaja . Sakit hatinya mendengar kata-kata Taufik .
" Okay ke mandi sorang-sorang tu ? Ke nak saya teman ? " usik Taufik lagi .
" Tak payah ! " balas Amy garang sebelum menutup pintu .
" Bukan main lagi Taufik menyakat si Amy tu ye . Nanti dia merajuk betul-betul baru tahu . " ujar Hajah Rokiah .
" Ala , bukan selalu umi . Suka tengok muka dia bila marah . " jawab Taufik sambil tersengih .
" Assalammualaikum . " Ain memberi salam .
Senyap . Tiada sahutan .
" Aik , mana pula pergi orang dalam rumah ni ? Umi oh umi ? " panggil Ain .
" Eh , kaklong . Bila sampai ? " tegur Amylia yang baru keluar daripada biliknya . Dia menyalam tangan Ain .
Ain membuat muka .
" Baru je tadi . Ni umi dengan abah mana ? "
" Ada dekat dapur , tengah sarapan . Kaklong dah makan ? Kalau belum , jomlah sarapan sekali . " pelawa Amylia lembut .
" Ini rumah aku , tahulah aku nak pergi dapur sendiri . Tak payah nak pelawa bagai . Engkau tu orang luar , tak payah buat macam ni rumah engkau . " herdik Ain .
Jap , perempuan tua ni dah kenapa ?
" Kalau macam tu , Amy pergi dapur dulu . " balas Amylia pendek . Malas dia mahu melayan perangai Ain .
" Kurang ajar punya budak . Entah apalah yang umi suka sangat dengan dia tu . " rengus Ain sambil berjalan ke dapur .
" Haa kaklong , bila sampai ? " soal Haji Halim apabila terlihat wajah anak sulungnya itu .
" Baru je tadi abah . Kaklong ada kerja dekat kawasan sini , itu yang singgah ni . " jawab Ain .
" Haa Taufik , lama tak nampak muka . Ingat dah lupa jalan balik . " ujar Ain sinis .
" Tak adalah kaklong , Taufik sibuk sikit . Iyalah , budak-budak nak exam kan ? Kenalah buat kelas tambahan ." jawab Taufik .
Amylia hanya membatukan diri . Malas mahu mengambil tahu tentang Ain .
Ain mencari peluang untuk mengenakan Amylia .
" Amy diam je . Tak suka ke kaklong balik sini ? "
Apahal perempuan ni ? Aku ada kacau laki dia ke ?
" Eh , mana ada kaklong . Amy tengah makan . Itu yang Amy diam je . " Hati Amylia sakit tapi dia masih bercakap sopan .
Ain hanya memandang sinis terhadap Amylia .
Selesai makan , Amy mengambil tugas membasuh pinggan . Dia lebih rela membasuh pinggan yang berlambak daripada melayan perangai Ain yang tak betul .
" Macam mana , seronok hidup jadi isteri orang ? " soal Ain yang entah dari mana munculnya .
Ya Allah , ada je perempuan ni dekat mana-mana . Apa yang dendam kesumat sangat dekat aku ni ?
" Alhamdulillah , okay je . Abang Taufik pun baik dengan Amy . " jawab Amy sinis .
" Taufik tu memanglah baik . Baik sangat sampai taktahu menilai orang . " Ain mula mengeluarkan kata-kata menyakitkan hati .
" Takpe , Allah kan ada . Insha Allah , Allah akan lindung kami dari manusia-manusia yang berhati busuk . " balas Amy .
Ain mula panas .
" Aih , dalam maksud , kata kat kaklong ke ? "
" Eh , mana ada kaklong . Tak terniat langsung nak buat kaklong terasa . " Amylia berbasa-basi .
" Amy jom .. Eh , kaklong . Ingat dah balik tadi . " ujar Taufik .
" Aik , tak sabar sangat ke nak tengok kaklong balik ? Panas ke rumah ni kalau kaklong ada ? " soal Ain .
" Eh , bukan macam itu . Taufik ingat kaklong dah balik sebab tak nampak dekat ruang tamu . Amy dah siap basuh pinggan ? Kata nak ikut saya pergi kebun ? "
" Dah siap dah . Jom pergi sekarang abang , nanti takut lambat pula . Sayang teringin nak makan rambutan ni . "
Taufik pelik melihat Amy yang manja dengannya .
Aik ? Sejak bila pula berabang sayang ni ?
Amy memandang tajam wajah Taufik .
" Haa okey . Kaklong , kami pergi dulu ye . " ujar Taufik . Mereka bersalaman seketika sebelum Amy menarik tangan Taufik ke hadapan .
" Eleh , bersayang bagai . Nak muntah aku dengarlah . Dia ingat dia sorang je yang ada suami ? Argh , rimas aku ! " rengus Ain .
Share this novel