BAB 16

Romance Series 17652

Matahari sudah naik tinggi apabila Amy bangun dari tidurnya . Dia dan Taufik sampai dikampung agak lewat semalam disebabkan jem .

Amylia mengerling jam ditangannya .
Eh , dah pukul 9 ? Kenapa ustaz tak kejut aku ? Fikir Amy . Tanpa membuang masa , dia bangun lalu mencapai tualanya dan menuju ke bilik air .

" Ha , Amy dah bangun ? Mandi cepat . Boleh sarapan sekali . " ujar Hajah Rokiah . Dia faham menantunya itu penat kerana perjalanan yang jauh .

" Okay , Amy mandi dulu ye . "

Amylia menggantung pakaiannya . Tangannya dicelup ke dalam kolah .
Argh , sejuknya ! Cuci muka dululah .

Taufik yang baru balik dari kebun terus mendapatkan ibunya di dapur .

" Umi , Amy mana ? Taufik tengok tak ada pun dalam bilik . " soal Taufik .

" Amy mandi . Taufik pun , baru kejap tak jumpa Amy takkanlah dah rindu . " usik Hajah Rokiah .

Wajah Taufik merah .
" Mana ada . Taufik saja je tanya . "

Baru Taufik hendak menghirup air kopi , dia dikejutkan dengan jeritan Amylia .

" Amy ! Kenapa Amy ? " soal Taufik cemas sambil mengetuk pintu bilik air .

" Tolong ! " jerit Amy sambil berlari keluar dari bilik air . Masih ada lagi sisa pencuci muka yang tidak dibasuh di wajahnya .

" Kenapa ? Cuba cakap . " ujar Taufik .

" Ada katak ! Umi tolong ! " Amy berlari ke belakang Hajah Rokiah sambil menggoncangkan tangannya .

Taufik menarik nafas lega . Dia kemudiannya ketawa terbahak-bahak .

Amylia geram .
" Gelak apa lagi ? Buanglah katak tu . " ujar Amy . Suaranya seakan hampir menangis .

Taufik masih lagi tidak berganjak .

" Taufik , buangkan katak tu . Kesian Amy ni . Dia nak mandi . " giliran Hajah Rokiah pula bersuara .

" Ye , Taufik nak buanglah ni . Mana kataknya Amy ? " soal Taufik .

" Ada dekat tepi kolah tu . "

" Tak ada . Cuba tengok sendiri . " panggil Taufik .

Amy mendekati Taufik perlahan-lahan . Bilik air dijenguk .
Hm , tak ada ?

" Mungkin dah lari kot katak tu . " ujar Hajah Rokiah .

" Mana tak lari katak tu , tengok muka Amy macam tu . Kalau Taufik jadi katak , Taufik pun lari . " ujar Taufik mengenakan Amylia .

" Eee , apani ? Dah nampak katak tu ingat sempat ke nak tengok cermin ? " marah Amylia .

" Sudah , Amy pergi mandi . Taufik , sudah-sudah menyakat Amy tu . " Hajah Rokiah menenangkan keadaan .

Amy melanggar bahu Taufik dengan sengaja . Sakit hatinya mendengar kata-kata Taufik .

" Okay ke mandi sorang-sorang tu ? Ke nak saya teman ? " usik Taufik lagi .

" Tak payah ! " balas Amy garang sebelum menutup pintu .

" Bukan main lagi Taufik menyakat si Amy tu ye . Nanti dia merajuk betul-betul baru tahu . " ujar Hajah Rokiah .

" Ala , bukan selalu umi . Suka tengok muka dia bila marah . " jawab Taufik sambil tersengih .

" Assalammualaikum . " Ain memberi salam .

Senyap . Tiada sahutan .

" Aik , mana pula pergi orang dalam rumah ni ? Umi oh umi ? " panggil Ain .

" Eh , kaklong . Bila sampai ? " tegur Amylia yang baru keluar daripada biliknya . Dia menyalam tangan Ain .

Ain membuat muka .
" Baru je tadi . Ni umi dengan abah mana ? "

" Ada dekat dapur , tengah sarapan . Kaklong dah makan ? Kalau belum , jomlah sarapan sekali . " pelawa Amylia lembut .

" Ini rumah aku , tahulah aku nak pergi dapur sendiri . Tak payah nak pelawa bagai . Engkau tu orang luar , tak payah buat macam ni rumah engkau . " herdik Ain .

Jap , perempuan tua ni dah kenapa ?

" Kalau macam tu , Amy pergi dapur dulu . " balas Amylia pendek . Malas dia mahu melayan perangai Ain .

" Kurang ajar punya budak . Entah apalah yang umi suka sangat dengan dia tu . " rengus Ain sambil berjalan ke dapur .

" Haa kaklong , bila sampai ? " soal Haji Halim apabila terlihat wajah anak sulungnya itu .

" Baru je tadi abah . Kaklong ada kerja dekat kawasan sini , itu yang singgah ni . " jawab Ain .

" Haa Taufik , lama tak nampak muka . Ingat dah lupa jalan balik . " ujar Ain sinis .

" Tak adalah kaklong , Taufik sibuk sikit . Iyalah , budak-budak nak exam kan ? Kenalah buat kelas tambahan ." jawab Taufik .

Amylia hanya membatukan diri . Malas mahu mengambil tahu tentang Ain .

Ain mencari peluang untuk mengenakan Amylia .
" Amy diam je . Tak suka ke kaklong balik sini ? "

Apahal perempuan ni ? Aku ada kacau laki dia ke ?

" Eh , mana ada kaklong . Amy tengah makan . Itu yang Amy diam je . " Hati Amylia sakit tapi dia masih bercakap sopan .

Ain hanya memandang sinis terhadap Amylia .

Selesai makan , Amy mengambil tugas membasuh pinggan . Dia lebih rela membasuh pinggan yang berlambak daripada melayan perangai Ain yang tak betul .

" Macam mana , seronok hidup jadi isteri orang ? " soal Ain yang entah dari mana munculnya .

Ya Allah , ada je perempuan ni dekat mana-mana . Apa yang dendam kesumat sangat dekat aku ni ?

" Alhamdulillah , okay je . Abang Taufik pun baik dengan Amy . " jawab Amy sinis .

" Taufik tu memanglah baik . Baik sangat sampai taktahu menilai orang . " Ain mula mengeluarkan kata-kata menyakitkan hati .

" Takpe , Allah kan ada . Insha Allah , Allah akan lindung kami dari manusia-manusia yang berhati busuk . " balas Amy .

Ain mula panas .
" Aih , dalam maksud , kata kat kaklong ke ? "

" Eh , mana ada kaklong . Tak terniat langsung nak buat kaklong terasa . " Amylia berbasa-basi .

" Amy jom .. Eh , kaklong . Ingat dah balik tadi . " ujar Taufik .

" Aik , tak sabar sangat ke nak tengok kaklong balik ? Panas ke rumah ni kalau kaklong ada ? " soal Ain .

" Eh , bukan macam itu . Taufik ingat kaklong dah balik sebab tak nampak dekat ruang tamu . Amy dah siap basuh pinggan ? Kata nak ikut saya pergi kebun ? "

" Dah siap dah . Jom pergi sekarang abang , nanti takut lambat pula . Sayang teringin nak makan rambutan ni . "

Taufik pelik melihat Amy yang manja dengannya .
Aik ? Sejak bila pula berabang sayang ni ?

Amy memandang tajam wajah Taufik .
" Haa okey . Kaklong , kami pergi dulu ye . " ujar Taufik . Mereka bersalaman seketika sebelum Amy menarik tangan Taufik ke hadapan .

" Eleh , bersayang bagai . Nak muntah aku dengarlah . Dia ingat dia sorang je yang ada suami ? Argh , rimas aku ! " rengus Ain .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience